Menyambut Hari Raya Idul Fitri (2)
Salah satu kewajiban umat Muslim di akhir bulan Ramadan dan sebelum shalat Idul Fitri adalah mengeluarkan zakat fitrah sekitar tiga kilogram makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat setempat seperti gandum atau beras. Zakat fitrah merupakan salah satu faktor penting untuk mengentas kemiskinan, pembangunan ekonomi dan solusi bagi krisis sosial di masyarakat Islam. Selain itu, di samping membantu kaum fakir, zakat fitra di Islam pun dapat dimanfaatkan untuk hal-hal lain seperti menghidupkan semangat saling membantu, menindaklanjuti kondisi kesehatan, pengobatan dan budaya umat Muslim.
Zakat fitrah juga dapat dimanfaatkan untuk membayar hutang umat Muslim, membangun Masjid, jembatan, jalan, rumah sakit dan memenuhi kebutuhan umat Muslim lainnya. Salah seorang pakar agama mengatakan, Islam agama sosial yang memperhatikan berbagai segi kehidupan manusia. Membantu kaum fakir secara khusus sangat ditekankan oleh agama ini. Hujjatul Islam Ja’far Raihani seraya menjelaskan masalah ini menambahkan, selain seluruh berkah Idul Fitri, hari-hari ini juga dapat disebut sebagai hari raya kaum papa, karena Allah Swt di hari bahagia ini menyadarkan hamba-Nya yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan sebagaimana mereka baik kaya maupun miskin di bulan suci ini sama-sama menjalankan ibadah puasa dan menahan lapar serta haus, maka di hari raya Idul Fitri mereka juga harus melanjutkan kebersamaan ini. Mereka yang mampu dengan mengeluarkan zakat fitrah akan membantu kebutuhan kaum fakir.
Imam Sajjad as menyebut hari raya Idul Fitri sebagai hari bahagia, sosial dan saling membantu bagi umat Muslim kepada saudaranya. Beliau bersabda, “Ya Allah! Hanya kepada-Mu kami kembali di hari Idul Fitri yang Kamu jadikans ebagai hari raya dan bahagia bagi orang-orang mukmin dan bagi umat-Mu hari ini Kamu jadikan sebagai hari sosial dan saling membantu.”
Umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadan, menahan lapar dan haus serta menghindarai pekerjaan mubah lainnya, di awal bulan Syawal mereka mengharapkan pahala dan ganjarannya dari Tuhan. Imam Ali as berkata, “Wahai manusia! Hari ini adalah hari ketika orang-orang yang berbuat baik menerima pahala dan orang berdosa serta merugi merasa putus asa, dan ini sangat mirip dengan hari Kiamat. Oleh karena itu, ketika kalian keluar dari rumah dan menuju tempat shalat Idul Fitri, ingatlah kalian ketika keluar dari kubur dan menuju Tuhanmu. Ketika kalian berdiri untuk menunaikan shalat Idul Fitri, ingatlah ketika kalian nanti berdiri di depan Tuhanmu. Ketika kalian kembali ke rumah, ingatlah ketika kalian kembali ke rumah-rumah di surga. Wahai Hamba Allah! Pahala paling sedikit bagi laki-laki dan perempuan yang menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan adalah para malaikat di akhir bulan suci ini menyeru mereka dan mengatakan, “Wahai hamba Allah! Kabar gembira bagi kalian, Wahai hamba Allah yang dosa-dosanya di masa lalu telah diampuni, berpikirlah tentang masa depan kalian bagiaman kalian melewati sisa-sisa hari tersebut.”
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei terkait pentingnya hari raya Idul Fitri mengatakan, “Allah Swt menentukan bahwa ritual agung bulan ini tidak berakhir denga mudah dan sederhana. Di akhir bulan ibadah ini, Allah menentukan satu hari sebagai hari raya, hari berkumpul, hari besar. Umat Muslim saling mengucapkan selamat. Mereka menyadari pentingnya bulan Ramadan. Mereka menghitung amal ibadahnya. Ini adalah hari raya Idul Fitri. Hari raya Idul Fitri meski hari raya, namun juga merupakan hari ibadah, tawassul, zikir dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hari ini dimulai dengan shalat dan diakhiri dengan doa, tawassul dan zikir. Sadarilah hari ini, gunakan kesempatan ini untuk memupuk ketakwaan dan agungkanlah hari raya Idul Fitri.”
Kirim komentar