Zionisme, Genosida dan Tradisi Kolonial di Suriah Kontemporer bagian 3

Zionisme, Genosida dan Tradisi Kolonial di Suriah Kontemporer bagian 3


Arab Saudi: Basis dari Reaksi Dunia Arab

Perspektif tentang Arab Saudi, dan negara-negara tirani Teluk lainnya adalah “yang setia kepada neo-kolonial dan kekuatan Zionis”, sebuah harga yang disama-ratakan oleh Partai Arab di Knesset Israel, setelah negara-negara monarki ini melabel Hizbullah sebagai organisasi teroris. Hizbullah bergabung dengan Suriah, Iran, dan Rusia, dalam memerangi sekterian dan terorisme dari Al Qaeda, dan hal ini yang menyebabkan negara Arab monarki mengkhianati kelompok perlawanan Lebanon ini.

Nasrallah menyebut bahwa ‘satu-satunya negara atau entitas yang memandang Israel sebagai ancaman yang eksistensial adalah Republik Islam Iran. Mengapa bukan Arab Saudi—yang merupakan negara Arab dan Muslim? Dan bila retorika Israel dipercaya, maka satu-satunya yang seharusnya tegas memusuhi Israel adalah Arab Saudi yang memiliki anggaran militer terbesar keempat di dunia, setelah AS, Tiongkok, dan Rusia. Riyadh telah menghabiskan anggaran untuk militer perkapita melebihi beberapa negara di dunia, termasuk Israel yang berada di urutan kedua, dan AS yang berada di tempat ketiga. Anggaran militer Saudi mencapai 81 miliar dolar, enam kali lebih besar dibandingkan Iran yang hanya 13 miliar dolar. Seharusnya, Israel menganggap Saudi sebagai ancaman yang lebih besar dibandingkan Iran. Terlebih, anggaran militer Saudi lima kali lebih besar dibandingkan anggaran militer Israel. Israel juga menghabiskan lebih banyak dana untuk militer dibandingkan Iran. Lalu bagaimana bisa, Iran, bukan Saudi, yang dianggap sebagai ancaman oleh Israel?

Negara-negara Arab, sejak lahirnya, telah terlibat dengan imperialisme Barat dan telah bertindak sebagai agen lokal sebagai imbalan atas perlindungan yang menyerang rakyatnya. Negara-negara ini telah dibentuk oleh Barat. Batasan artifisial yang menjadi batas-batas negara tersebut, telah didesain oleh imperalis yang kala itu berupaya membangun pagar di sekitar sumber-sumber kaya minyak pada tahun 1920-an. Saudi tidak menjadi pengecualian. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Nasrallah, keluarga Saud yang diktator ditegakkan oleh dukungan dari Inggris, uang dari Inggris, dan juga militer Inggris, yang merupakan bagian dari skema kolonial Inggris untuk mengontrol negara-negara Arab. Inggris mendukung tirani keluarga Saudi agar tetap kuat. Inggris mengibarkan bendera setengah tiang di kantor pemerintah sebagai penghormatan atas mangkatnya Raja Abrdullah, yang menunjukkan hipokritas dari elit Inggris, yang telah mengintegrasikan dirinya dengan negara pemenggal kepala, tiran Islam dan misoginis di semenanjung Arab, sementara di saat yang sama mereka mengkkalim sebagai juaranya demokrasi.

Hari ini, Arab Saudi, bersama-sama dengan Israel, berdiri sebagai aliansi regional yang sangar penting bagi AS. Dan untuk melindungi kediktatorannya, peraturan Saudi telah merekonsiliasi dengan eksistensi dari negara Yahudi sebagai pos terdepan dari imperialisme di tengah-tengah negara Arab. Sebagaimana Israel, Saudi bisa dibilang sebagai ‘satrapy’ atau provinsi bagi AS, yang telah membiarkan kekayaan minyaknya dikeruk oleh AS melalui bank-bank investasi AS dan harus membayar atas tentara-tentara AS.

sumber liputan islam

Kirim komentar