Tahun dalam Quran
“Tahun” dalam kitab suci Al-Qur’an menggunakan kata ‘السنة’ (al-sanah) dan kata ‘العام’ (al-‘aam). Allah swt berfirman,
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَلَبِثَ فِيهِمْ أَلْفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمْسِينَ عَامًا
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka dia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.” (QS. Al-‘Ankabut [29]: 14)
Allah swt bisa saja menggunakan frase ‘950 tahun’ dalam ayat di atas. Namun mengapa Allah swt lebih memilih frase ‘1000 kurang 50 tahun’?
Bagaimanakah maksudnya? Marilah kita ikuti penjelasan berikut ini:
Sesungguhnya kata sanah dalam Al-Qur’an merujuk pada masa-masa sulit. Allah swt berfirman,
تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِين
“Kalian akan bercocok tanam selama tujuh tahun”. (QS. Yusuf [12]: 47)
Di dalam ayat ini Allah swt menggunakan kata sinin, bentuk plural dari kata sanah. Inilah masa-masa sulit yang dialami Nabi Yusuf as ketika menjabat sebagai menteri pangan.
Tahun dalam Al-Qur'an
Sementara kata ‘aam dalam Al-Qur’an merujuk pada masa-masa gemilang dan keemasan. Allah swt berfirman,
ثُمَّ يَأْتِي مِنْ بَعْدِ ذَٰلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ النَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ
“Kemudian setelah itu akan datang tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan di masa itu mereka memeras anggur”. (QS. Yusuf [12]: 49)
Tahun dalam Al-Quran
Tahun dalam ayat ini menggunakan kata ‘aam. Inilah masa panen yang dialami Nabi Yusuf as sebagai puncak kesuksesan pemerintahannya.
Kesimpulan: Nuh as diangkat Allah swt sebagai seorang Nabi selama kurang dari seribu tahun sebagaimana ayat 14 surah Al-‘Ankabut di atas. Sepanjang masa itu, Nabi Nuh as mengalami penderitaan dalam berdakwah, kecuali lima puluh tahun saja dalam masa kesuksesan. Wallahu a’lamu bis-shawab.
Kirim komentar