Keselarasan Mesir dan Kepentingan Israel

Keselarasan Mesir dan Kepentingan Israel

 

Keselarasan politik pemerintah Presiden Mesir, Abdel Fattah el-Sisi, dengan kepentingan rezim Zionis terus berlanjut. Komando Gabungan Militer Israel merilis pernyataan mengapresiasi upaya Kairo merusak tunel-tunel bawah tanah di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza. Disebutkan, militer Mesir akan menggenangi tunel-tunel tersebut dan langkah ini patut diapresiasi.

 

Ketika revolusi 25 Januari 2011 menang di mesir, rezim Zionis adalah pihak yang merasa kepentingannya paling terancam. Ditambah lagi dengan perobohan tembok beton yang mengelilingi Kedutaan Besar Israel di Kairo, oleh para pemuda Mesir. Duta Besar Israel dan para diplomat Zionis juga terpaksa lari dari Kairo secara sembunyi-sembunyi.

 

Kemenangan Ikhwanul Muslimin dalam pemilu parlemen dan presiden Mesir pada tahun 2011 dan 2012, melengkapi kekhawatiran Israel atas transformasi Mesir. Namun, permainan politik di Mesir kembali menguntungkan Israel setelah kudeta militer terhadap pemerintah sah Muhammad Morsi. Hal itu semakin jelas ketika Jenderal Abdel Fattah el-Sisi, secara resmi menjadi Presiden Mesir pada Juni 2013.

 

Kemenangan el-Sisi dalam pilpres 2013, bukan hanya kabar gembira untuk rezim al-Saud dan negara-negara seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain, melainkan juga rezim Zionis Israel yang segera menyambut berbagai peristiwa terencana itu.  

 

Kegirangan rezim Zionis bukan tanpa alasan jika diperhatikan semua langkah yang diambil el-Sisi dalam 15 bulan terakhir. Ketika serangan kelompok-kelompok bersenjata di Sinai meningkat, Israel menyetujui permintaan Kairo untuk menempatkan sejumlah brigade militer Mesir di wilayah tersebut. Namun dalam hal ini, Kairo harus meminta persetujuan dari Israel, setiap bulan.

 

Di sisi lain, dengan membesar-besarkan ancaman kelompok-kelompok Takfiri, Israel berusaha mendikte Kairo bahwa Hamas berhubungan dengan kelompok-kelompok takfiri di Sinai, serta menjadi faktor instabilitas di wilayah itu. Sementara para pejabat Hamas hingga kini telah berulangkali menolak klaim Israel itu dan mengatakan tidak memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok Takfiri di Sinai. Bahkan Hamas menyatakan, aktivitas kelompok-kelompok Takfiri itu juga menimbulkan kerugian besar untuk Gaza.

 

Masalah lainnya adalah bahwa pemerintah Mesir dengan berbagai alasan keamanan, menolak membuka jalur penyeberangan Rafah dan pada saat yang sama menciptakan buffer-zone di perbatasan dengan Gaza. Selain itu, langkah terbaru militer Mesir menggenangi tunel-tunel di perbatasan dengan Gaza juga benar-benar seiring dengan kepentingan dan politik Israel. Departemen air di Gaza pada 20 September dalam pernyataannya menyebut langkah militer Mesir itu bukan hanya merusak rumah-rumah warga Palestina di sekitar perbatasan juga mencemari air minum warga Palestina.

 

Adapun para pejabat Mesir mengemukakan alasan pemberantasan terorisme, untuk mewujudkan wilayah yang terbebas dari terorisme di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza, di saat Israel adalah simbol terorisme, serta berperan signifikan dalam perluasan teror dan penguatan kelompok-kelompok teroris di kawasan.  [IRIB/tvshia13]

Kirim komentar