1542: Pidato bijaksana, saleh dan penuh moral dari Imam Jawad (as): bagian dua

 

Dengan Menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
«مَنْ عَمِلَ عَلی غَیْرِ عِلْم ما یُفْسِدُ أَکْثَرُ مِمّا یُصْلِحُ.»:
11- Imam Jawad (as) mengatakan:
Siapa pun yang bekerja tanpa pengetahuan ia akan menghancurkan lebih banyak dari pada yang dia perbaiki.

«مَنْ أَطاعَ هَواهُ أَعْطی عَدُوَّهُ مُناهُ.»:
12- Dia (as) mengatakan:
Siapapun yang mengikuti keinginan hawa nafsunya maka telah dicapai harapan musuhnya.

مَن هَجَرَ المداراة قارنه المکروه، و من لم یعرف الموارد أعیَته المصادر، و مَنِ انْقادَ إلَی الطُّمَأنینَهِ قَبْلَ الْخِیَرَهِ فَقَدْ عَرَضَ نَفْسَهُ لِلْهَلَكَة.

13- Dia (as) mengatakan:
Siapa pun meninggalkan hubungan baik dengan orang lain, dia juga merasa sedih karenanya; tidak ada orang yang mampu melakukan sesuatu untuk [memperbaiki] jalan keluar akan ditutup bagi dia; orang yang tidak memikirkan efek samping dari tindakan, sebelum ia mulai melakukan tindakan itu maka ia telah melemparkan dirinya kedalam kehancuran.

«أَلثِّقَةُ بِاللّهِ ثَمَنٌ لِکُلِّ غال وَ سُلَّمٌ إِلی کُلِّ عال.»؛

14- Dia (as) mengatakan:
Kepercayaan kepada Allah adalah harga termahal dari barang-barang mahal dan tangga menaiki semua tempat yang tinggi.

«لا تَکُنْ وَلِیًّا لِلّهِ فِی الْعَلانِیَةِ، عَدُوًّا لَهُ فِی السِّـرِّ.»:

15- Dia (as) mengatakan:
Jangan menjadi teman bagi Allah secara lahiriah dan menjadi musuh-Nya dalam hati.

 

عِزُّ المُؤمِنِ فی غِناهُ عَنِ النَّاسِ.
16- Dia (as) mengatakan:
Nilai orang beriman adalah tidak adanya kebergantungan dari orang-orang. (Juz Bihar al-Anwar: 75, halaman: 109, hadis ke-12).

مازارَ اَبی (علیه السلام) اَحَد فَاَصابَهُ اَذًی مِنُ مَطَرٍ اَو برد أو حَرٍ اِلّا حَرَّمَ اللهُ جَسَدَهُ عَلیَ النّارِ؛
17- Dia (as) mengatakan:
Tidak ada yang menziarahi ayah saya (as) dan tidak terpengaruh dengan hujan atau dingin atau panas pasti Allah melarang tubuhnya masuk neraka.
(Meskipun jelas diketahui bahwa perjalanan harus dengan maksud kunjungan ke Imam dan bukan untuk rekreasi. Ahlul bait mengatakan bahwa kunjungan mereka harus dengan kesadaran dari Imam, yaitu Anda harus mengakui Imam sebagai seorang khalifah untuk diikuti dan penerus Nabi suci).

«راکِبُ الشَّهَواتِ لا تُقالُ لَهُ عَثْرَتُهُ»؛
18- Dia (as) mengatakan:
Seseorang yang naik ke atas hawanafsunya dia tidak bebas dari berbagai sandungan.

«أَلاْیّامُ تَهْتِکُ لَکَ الاْمْرَ عَنِ الاْسْرارِ الْکامِنَةِ.»:
19- Dia (as) mengatakan:
Berlalunya hari dan waktu akan menyibakkan rahasia menjadi jelas.

مَنْ زارَ قَبْرَ عَمَّتی بِقُمْ، فَلَهُ الْجَنَّتهُ.

20- Imam Jawad (as) mengatakan:
Siapa pun mengunjungi makam bibi saya (Sayidah Ma'sumah) di kota Qom , dia berhak untuk masuk Surga. (Kamil al-ziyarat: 536, hadits nomor 827).

[TvShia]

Kirim komentar