Israel dan Kejahatan Baru Zionis di Gaza
Seiring terjadinya pelanggaran yang dilakukan para pejabat Israel dalam perundingan di Kairo, Tel Aviv memulai kembali serangan brutal terhadap warga Gaza.Jalur Gaza selama beberapa hari belakangan ini menjadi sasaran serangan roket rezim Zionis. Kementerian kesehatan Gaza hari Rabu (20/8) menyatakan, selama 32 hari agresi militer Israel ke Jalur Gaza setidaknya menyebabkan 2.050 gugur syahid, dan 10.225 cidera.
Laporan kejahatan Israel terhadap Palestina ini mengemuka di saat para pemimpin Hamas menjadi sasaran target serangan rezim Zionis, selain warga sipil. Rezim Zionis mengakui pihaknya sedang mengincar Muhammad Deif, komandan brigade al-Qassam, dengan mengerahkan bom seberat lima ton untuk membombardir tempat tinggalnya.
Chanel 10 televisi Israel hari Rabu malam juga mengungkapkan bahwa jet-jet tempur rezim Zionis menembakkan delapan bom seberat lima ton ke rumah keluarga pejabat Hamas lainnya. Untuk meneror Muhammad Deif, Israel mengerahkan tiga jet tempur pengangkut roket GBU-28. Meskipun operasi teror tersebut gagal membunuh al-Deif, tapi serangan tersebut menyebabkan istri dan putranya yang masih berusia enam bulan gugur syahid. Serangan tersebut berlangsung di saat media massa memberitakan rezim Zionis secara terang-terangan melanggar gencatan senjata sementara dengan membombardir Gaza yang menyebabkan 20 warga sipil Palestina gugur syahid.
Muqawama Palestina membalas agresi tersebut dengan menembakkan sekitar 180 roket ke Israel. Hamas menyatakan tidak akan tunduk terhadap rezim Zionis. Gerakan Muqawama Palestina menegaskan pencabutan blokade darat dan laut Gaza sebagai syarat dalam perundingan dengan Israel.
Sementara itu, Brigade al-Qassam menyatakan bahwa Israel membuka pintu neraka bagi rezim Zionis dengan melanggar gencatan senjata sementara dan melakukan kejahatan terhadap Palestina. Sami Abu Zuhri mengungkapkan bahwa rezim Zionis akan menebus kejahatan yang dilakukannya, dan perang Gaza akan berakhir dengan kemenangan berada di pihak Palestina.
Meski Moshe Yaalon, Menteri Peperangan Israel mengatakan bahwa rezim Zionis siap berperang jangka panjang di Gaza, tapi faktanya muncul ketakutan di kalangan para pejabat teras Tel Aviv, terutama di kabinet Netanyahu.Tidak hanya itu, berbagai aksi unjuk rasa menentang perang yang terjadi di sejumlah wilayah Israel menyebabkan kebijakan haus perang Netanyahu semakin membentur dinding di dalam rezim agresor itu sendiri.
Dalam kondisi demikian, Dewan Keamanan PBB mendesak dimulainya perundingan untuk mencapai gencatan senjata antara Palestina dan Israel. Tapi Hamas menegaskan muqawama Palestina tidak akan mundur dari medan perang selama Israel tidak mencabut penuh blokade Gaza dan terwujudnya tuntutan rakyat Palestina.[TvShia/IRIB Indonesia]
Kirim komentar