Khamenei: Emansipasi Tidak Selalu Mencerminkan Keadilan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah Ali Khamenei menolak pandangan dan pendekatan Barat dalam isu gender serta menyebutnya sebagai pandangan yang cacat dan represif.
Di hadapan kaum wanita Iran pada peringatan hari kelahiran puteri Rasulullah saw, Fatimah Zahra ra yang juga diperingati sebagai Hari Ibu di Teheran, Sabtu (19/4/2014), Khamenei juga menyebut pandangan hidup materialistik Barat sebagai biang banyak penyimpangan Barat menyangkut kedudukan kaum Hawa.
“Jika kita menghendaki pemahaman yang benar, rasional, akurat dan realistis mengenai perempuan maka kita justru harus menjauhi pemikiran Barat terkait profesi dan persamaan gender,” ungkap dia.
Menurut Khamenei, persamaan (emansipasi) antara laki-laki dan perempuan adalah bagian dari fondasi pemikiran Barat yang keliru dan fatal. “Persamaan tidak selalu identik dengan keadilan. Keadilanlah yang selalu benar, sedangkan persamaan bisa benar dan bisa pula batil,” tegas dia.
Penerus Imam Khomaini ini menyoal, “Dari segi fisik maupun mental, kaum perempuan diciptakan Allah Swt adalah untuk ranah tertentu di tengah gelanggang kehidupan, lantas dengan logika apa mereka harus dilibatkan dalam bidang-bidang yang membuatnya justru sengsara dan menderita?”
Ayatullah Khamenei menilai konstruksi pemikiran yang mendasari berbagai konvensi internasional dan dipaksakan oleh Barat sebagai faham yang destruktif masyakarat manusia sehingga harus dihindari agar manusia dapat membangun konsep yang benar.
Dia lantas mengingatkan dalam menyorot teks-teks keislaman untuk membangun strategi dan konsep yang benar terkait kedudukan kaum wanitapun masyarakat juga tidak seharusnya menelan begitu saja segala pandangan yang dikemukakan atas nama Islam, melainkan harus bertolak dari pedoman yang disajikan oleh alim ulama melalui metode yang benar dalam proses istinbat (penggalian hukum) dari al-Quran dan sunnah.
Di samping itu, lanjut Khamenei, untuk mendapatkan strategi yang benar dalam isu perempuan persoalan-persoalan primer harus diutamakan atas isu-isu sekunder. “Masalah keluarga,” ujar dia, “terutama kesehatan, keamanan dan keberadaan wanita di tengah keluarga adalah bagian dari persoalan primer yang harus diindahkan.”
Lebih jauh, Khamenei menyatakan prihatin atas adanya persepsi dan lingkungan klasik maupun modern yang mendudukkan kaum hawa sebagai makhluk kelas dua. Menurut dia, persepsi demikian bertolak belakang sepenuhnya dengan tinjauan fikih progresif Islam terhadap kaum wanita. Namun demikian, di saat dia juga menyesalkan tindakan sebagian orang mengadopsi paham-paham asing hanya demi menyesuaikan diri dengan Barat.[tvshia/liputanislam.com]
Kirim komentar