Terorisme dan Kepentingan Asing di Irak
Operasi teroris yang dilancarkan militer Irak mulai membuahkan hasil dan mendapat
dukungan dari berbagai kalangan. Gelombang dukungan terus mengalir terhadap upaya pemerintah
Irak memberantas teroris di negeri kisah 1001 Malam itu.
Ketua Parlemen Irak menegaskan urgensi menumpas kelompok teroris seperti al-Qaeda dan Negara
Islam Irak dan Syam (DIIS). Osama al-Najafi dalam statemennya Kamis (23/1) di Brookings
Institution mengatakan al-Qaeda dan DIIS sangat berbahaya bagi Irak, dan mereka harus
diberantas hingga ke akar-akarnya. Menurut ketua parlemen Irak, kelompok-kelompok teroris
tidak hanya mengincar Syiah. Lebih dari itu, seluruh warga Irak menjadi sasaran ancaman
milisi teroris semacam al-Qaeda dan DIIS.
Ironisnya, statemen tersebut mengemuka di saat sekitar sebulan lalu bersamaan dengan
dimulainya operasi pembersihan teroris di provinis al-Anbar oleh militer Irak, anggota
fraksi Bersatu yang dipimpin Osama al-Najafi memprotes tindakan pemerintah tersebut dengan
menggulirkan aksi pengunduran diri. Kini al-Najafi justru mengemukakan statemen mengenai
urgensi memberantas akar terorisme di Irak.
Para analis politik menilai statemen terbaru ketua parlemen Irak sebagai reaksi atas
kemajuan militer negara dalam memberantas terorisme yang mendapat dukungan dari rakyat dan
pemimpin suku adat. Tidak hanya itu operasi anti terorisme yang dilancarkan militer Irak di
provinsi al-Anbar juga mendapat sokongan dari Washington. Kedua faktor inilah yang mengubah
sikap al-Najafi.
Tampaknya, tidak bisa dipungkiri oleh para politisi Irak dan dunia mengenai keseriusan
pemerintahan Baghdad dalam memberantas terorisme yang dilancarkan dalam bentuk operasi
militer, terutama di wilayah barat negara itu. Media massa melaporkan kesiapan militer Irak
untuk membersihkan wilayah Fallujah dari kelompok-kelompok teroris. Dalam beberapa tahun
terakhir wilayah tersebut menjadi sarang sejumlah kubu teroris yang berafiliasi dengan al-
Qaeda.
Sementara itu, di saat terjadi pertempuran antara militer Irak dengan berbagai milisi
teroris, sejumlah pejabat Baghdad memprediksikan pembersihan total wilayah al-Anbar dari
kelompok teroris.
Kementerian pertahanan Irak menyatakan selama dua hari lalu operasi militer yang dilancarkan
di wilayah barat telah menwaskan lebih dari 50 teroris. kebanyakan dari para teroris itu
bukan warga negara Irak. Media massa melaporkan bahwa mayoritas para teroris itu datang dari
negara-negara Arab yang sengaja dikirim untuk menciptakan kekacauan di Irak. Penasehat
perdana Menteri Irak, Maryam al-Rais mengungkapkan keberadaan 500.000 teroris yang sengaja
dipasok sejumlah negara Arab di kawasan Timur Tengah ke Irak.
Sejatinya, gelombang aksi teror yang menewaskan begitu banyak warga sipil di Irak dipicu
oleh dukungan besar-besaran sejumlah negara Arab terhadap para teroris yang sengaja dikirim
untuk menghancurkan negara itu. Amat disayangkan sejumlah kubu dalam negeri Irak justru
mengamini skenario penghancuran dalam negeri itu dengan menyulut gejolak politik baru. List
al-Iraqiya yang dipimpin Iyad Allawi termasuk kubu politik Irak yang mendukung kelompok
teroris di negara Arab itu. TvShia/IRIB Indonesia
Kirim komentar