Hizbullah akan Tanggapi Takfiri di Libanon
"Arab Saudi sedang menghadapi situasi sulit saat ini, dan sikapnya terhadap negara-negara lain seperti Rusia tidak bisa dilakukannya dengan baik, tapi akan lebih memperumit kondisi ini. Orang seperti Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan mundur dari tindakan seperti itu,"
Intelijen Saudi terlibat dalam bom bunuh diri mematikan yang menargetkan Kedutaan Besar Iran di Beirut selatan, dan gerakan perlawanan hizbullah akan menanggapi serangan itu," kata kantor berita Fars News mengutip sebuah sumber informasi pada Selasa, 07/01/14.
"Riyadh akan membayar harga dari kegiatannya, Arab Saudi melakukan serangan seperti itu karena kemarahannya menyusul kekalahan di Irak, Suriah dan Libanon," kata sumber itu.
"Saudi ingin mengimbangi frustrasi mereka karena selalu kalah. Mereka ingin menciptakan suasana kacau di Libanon, tetapi mereka tidak dapat mencapai hal ini.
"Arab Saudi sedang menghadapi situasi sulit saat ini, dan sikapnya terhadap negara-negara lain seperti Rusia tidak bisa dilakukannya dengan baik, tapi akan lebih memperumit kondisi ini. Orang seperti Presiden Rusia Vladimir Putin tidak akan mundur dari tindakan seperti itu," tegasnya.
Dua puluh lima orang tewas dan lebih dari 140 terluka dalam pemboman kembar di dekat Kedutaan Besar Iran di Beirut pada 19 November 2013.
Brigade Abdullah Azzam, cabang Takfiri al-Qaeda mengklaim bertanggung jawab atas pemboman dan pemimpin Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah menyebut Arab Saudi berada di balik serangan mematikan itu.
"Kami percaya pernyataan Brigade Abdullah Azzam yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap kedutaan Iran, karena merupakan kelompok yang terkenal dan emirnya adalah warga Saudi dan hal ini terkait dengan intelijen Saudi," tegas Nasrallah waktu itu. [tvshia/Islam Times]
Kirim komentar