Makalah 11 Dey, 28 Shafar, Haul Wafat nabi Muhammad saaw
Salam atasmu wahai manusia utama
Salam bagimu wahai manusia mulia
Salam teruntukmu wahai manusia terkasihNya
Salam khusus untukmu sebagaimana para malaikat dan penduduk langit menghanturkan bagimu
Dan Allah bershalawat untukmu
Karena layakmu, karena engkau yang pantas, paling pantas
Salam bagimu dan ahlul baitmu
Salam bagimu dan sahabat yang setia padamu, berjuang mendukung punggunmu
Ketika kita berbicara masalah maulid nabi, yakni tradisi memperingati hari kelahiran manusia mulia maka kita langsung dicap berbuat bidah, hal yang sama ketika kita memperingati hari meninggalnya manusia mulia ini.
Selepas melakukan haji wada’ haji perpisahan, beliau pulang kerumah dan Hari demi hari pun berlalu, sakit Nabi bertambah serius dan parah hingga insan kamil itu menghembuskan nafasnya yang terakhir di pangkuan Imam Ali. Manusia suci itu telah kembali menghadap kekasihnya pada hari Senin tanggal 28 Safar tahun ke-11 Hijriah. Mangkatnya beliau menyebabkan dunia Islam berkabung dan berduka.
Tanggal 28 Shafar adalah hari keramat dalam islam, karena hari ini adalah hari meninggalnya Nabi Muhammad saw. Hari yang menjadi saksi atas kepergian manusia mulia setelah semua jejak dan goresan tertorehnya mulai merambahi penjuru dunia. Hari dimana umat manusia sudah diberi persembahan sempurna pegangan hidup dan mati.
Selepas kepergian beliau, beberapa kelompok orang yang awalnya sedikit malu untuk menunjukkan kulit asli mereka sedikit demi sedikit memberanikan diri, kelompok yang masuk islam karena paksaan suasana politik, kelompok yang mengaku masuk islam sebagai baju penutup keburukan, kelompok yang yang menilai islam sebagai gerobak tumpangan yang bisa dicopoti roda, tali pengekang atau bahkan pengendaranya semau-mau mereka, mereka muncul dan sama sekali tidak mau kehilangan momen emas.
Iblis yang juga menunggu momen ini segera menancap gas mensuport beberapa orang yang sekiranya bisa merubah rel agama islam dan menjadikan agama sempurna Islam menjadi penuh dengan kerancuan dan ketidakjelasan, tidak lain, orang-orang yang didorong sekuat tenaga adalah orang-orang tertentu yang punya potensi berbuat culas, orang yang menilai bahwa kepemimpinan seorang Rasul pilihan Allah itu bisa dikudeta, direbut dan mereka ganti-ganti serperti sebuah kerajaan. Padahal pemerintahan islam bukan sebuah kerajaan, jadi pemerintahan seperti pemerintahan yang digunakan saudi arabia menurut devinisi ini tidaklah pemerintahan islam yang diinginkan islam.
Bagaimanakah wajah islam selepas Wafat Rasulallah, agama Islam yang di Quran dapat kita pahami dengan mudah dan begitu jelas sebagai agama sempurna bahkan agama penyempurna, ternyata dampaknya masih begitu kurang mengena ditengah-tengah manusia, terlepas dari adanya berbagai propaganda negatif islamphobia yang sengaja digembargemborkan barat, ajaran Nabi Muhammad sekarang ini baru diterima beberapa prosen saja dari penduduk bumi. Umat Islam dinegara-negara mayoritas beragam islam terkenal sebagai penduduk yang jauh dari ajaran Islam, dan malah ajaran Islam secara tidak sengaja dipakai oleh beberapa penduduk yang jelas-jelas berpenduduk mayoritas non muslim atau bahkan penganut ateisme, kelompok yang menegasikan keberadaan Tuhan.
Disisi lain Negara yang mendeklarasikan diri sebagai pelayan Ka’bah Mekah nyatanya menjadi pelaku utama penghapusan peninggalan-peninggalan penting sejarah Islam. Agama Islam digambarkan dan dipamerkan keseluruh penjuru dunia sebagai agama barbar, nir budaya, agama paganisme, dengan mendakwakan tuduhan syirik sebagai baju tipu-tipu mereka. Dengan nalar sederhana peninggalan sebuah peradaban semestinya dijaga dan dilestarikan sehingga bisa menjadi pengingat bagi generasi masa mendatang. Sekarang coba kita nilai, bagaimana generasi masa mendatang menilai islam. Sedang sumber-sumber peninggalan sejarah islam yang begitu penting lambat laun makin sulit untuk ditemukan.
Jelas ini semua tidak terjadi begitu saja. Ada asap pasti ada api ada akibat pasti ada sebabnya. Kebanyakan atau bisa dikatakan semua ‘khalifah’ bani Umayah dan Bani Abbasiah selalu menamakan diri mereka dan pemerintahan mereka sebagai pemerintahan islami, bahkan Muawiyah yang memerangi khalifahnya sendiri, memerangi imam jamannya sendiri dalam pemerintahannya juga menamakan sebagai pemerintahan islami. Fakta menunjukkan bahwa semua ‘khalifah’ tersebut meyakini dan menjalankan pemerintahan kerajaan mereka, sekali lagi kerajaan mereka. Seperti sudah ditegaskan diatas pemerintahan islami bukanlah pemerintahan kerajaan sehingga bisa dikudeta karena memiliki massa yang lebih banyak.
Selamat memperingati hari wafatnya sang kinasih sejati baginda Nabi saw.
Sekali seumur hidup berpikir akan apa-apa yang terjadi dikala ajal menjemput Nabi saw tidak ada ruginya sama sekali.[TvShia]
Kirim komentar