Azar 7, Beberapa Poin Nasihat Imam Khomeini kepada Putranya

Azar 7, Beberapa Poin Nasihat Imam Khomeini kepada Putranya

 

Perhatikan, benamkanlah dirimu dalam dzikir kepadaNya agar hatimu yang terus berkelana dan galau, yang terbang dari satu dahan ke dahan lain, dapat menemukan kedamaian.

Disini Imam memberikan kunci sukses menuju kedamaian, dengan berdzikir kepada Allah, selalu ingat pada Allah maka kita akan sampai pada kedamaian, kedamaian disini bisa memiliki banyak makna, bisa jadi makna yang dimaksud adalah ketenangan jiwa, jiwa tidak lagi dilanda kegalauan, kegersangan, jiwa dalam ketengan tidak ada yang mempengaruhi jiwa selain-Nya, tidak ada yang ditakuti jiwa selain-Nya, atau bisa juga ketenangan disini yakni ketenangan karena selalu berada dalam jaminan keamanan dari Allah, ketika berperang dan akhirnya mati kematian yang dihadapi adalah kematian dalam rel Tuhan, kematian dijalan-Nya, ketika sakit tetap tenang selama sakit itu bukan disebabkan apa-apa yang membuat Allah murka dan seterusnya.

 

Jangan serakah terhadap dunia, keserakahan akan membawa ketujuan yang tidak berujung,

dari kekuasan yang satu ke kekuasaan yang satunya, dari keilmuan yang satu ke keilmuan yang satunya lagi begitu seterusnya. Jadi hidup dengan sifat serakah hanya akan membawa manusia selalu berada diperjalanan, selalu dalam proses tidak pernah sampai tujuan tidak pernah sampai ke tingkat hasil, bisa kita bayangkan kalau kita hanya bisa menanam dan kita tahu tidak akan pernah bisa turut serta memanen apa-apa yang kita tanam. Jelas kegiatan semacam ini akan sangat membosankan. Ketika ada kesempatan untuk berhenti maka kita akan segera berhenti tanpa menunda-nunda. Jadi ada beda antara orang yang berkuasa dan dengan kekuasaanya dia berkhidmat dan mengabdi kepada masyarakat dengan orang yang berkuasa karena ingin menguasai masyarakat, berbeda antara orang belajar untuk menjadi orang yang berilmu yakni sekedar menambahkan sejumlah atribut dipundak dengan yang belajar sehingga bisa ilmu itu bisa dikembangkan dan bisa memberikan manfaat yang jauh berlipat lebih baik dan lebih banyak.

 

Jangan biarkan kekurangan materi dan kesusahan duniawi menghilangkan kesabaranmu.

Ini biasa terjadi karena manusia pasti dalam hidupnya akan mengalami pancaroba. Hidup manusia itu berputar kadang diatas kadang dibawah walau memang ada juga yang selalu dibawah atau diatas karena dia tidak menggunakan ikhtiar yang diamanahkan Allah kepadanya. Semua orang mendapatkan hasil sesuai jerih payah yang diusahakan, tentu kecerdasan kesabaran, ketelitian dan semacamnya semua ini berpengaruh besar disini. Jadi tidak bisa kita katakan setiap orang yang bekerja keras sekian jam maka akan mendapatkan hasil sekian-sekian, karena ada unsur-unsur lain yang turut berperan dalam mendapatkan hasil itu. Jelasnya seperti apapun kondisi duniawi kita selama kita berusaha dan tidak pernah lupa untuk bersandar kepada-Nya maka hanya kebaikan yang akan kita dapatkan. Kita akan terus bisa bersabar dan bertahan hingga sampai ketujuan.

 

Cinta diri adalah hijab

Cinta diri adalah hijab yang menutupi manusia dari berbagai kesempurnaan, banyak kegilaan manusia di Dunia dimulai dari adanya rasa cinta diri yang berlebihan. Kerakusan pada kekuasaan, kerakusan pada harta, wanita, dan banyak dari sifat-sifat buruk bermuara dari cinta diri, karena itu cinta diri menjadi salah satu penutup manusia untuk melihat kesempurnaan hakiki, untuk menggapai raihan-raihan hakiki.

 

Rasa cinta itu natural ada disetiap jiwa-jiwa manusia, agama tidak pernah memerintahkan untuk membunuh rasa cinta seorang hamba, namun Islam memberikan jalan yaitu cinta-cinta itu didasarkan pada kecintaan pada-Nya. Selama yang dicintai adalah apa yang Allah ridhai maka hal itu bukan merupakan hijab penutup bahkan menjadi cahaya dan jalan menuju Allah swt. [TvShia]

Kirim komentar