34 Tahun Mengisi Program Qur’ani Tanpa Absen
Hujjatul Islam wa Muslimin Muhsin Qiraati dalam acara penutupan Pertemuan
Asatid Tafsir Al Qur’an Hauzah Ilmiah Qom yang kesembilan kamis [5/12], berkenaan
dengan adanya perbedaan dalam memahami maksud ayat mengatakan, “Sebagian dari
ayat Al-Qur’an sangat mudah dipahami begitu juga ketika diamalkan, namun
sebagian lainnya tidak demikian. Satu pertanyaan yang muncul, mengapa demikian,
apakah –Nauzubillah- Allah pada sebagian ayat meninggalkan kita?”
“Sebagai seseorang yang selama
bertahun-tahun bergiat dalam pengkajian tafsir Al-Qur’an, saya harus
mengatakan, sambutan dan penantian masyarakat akan kitab-kitab tafsir Al-Qur’an
semakin meningkat. Pada penyelenggaraan pameran buku internasional dalam
beberapa tahun terakhir di Iran yang paling laris adalah kitab Tafsir.
Masyarakat tidak pernah lelah dan bosan untuk terus ingin mengetahui apa yang
dimaksudkan Allah dalam setiap firman-firmanNya.” Lanjut mufassir yang
menghasilkan karya tafsir An Nur tersebut.
Hujjatul Islam wa Muslimin
Muhsin Qiraati melanjutkan, “Satu-satunya ‘perahu’ yang tidak akan bocor dan
tidak akan pernah, adalah Al-Qur’an, sebab Allah yang menjaganya, sebagaimana
janjiNya, Kamilah yang telah menurunkan az Zikra dan Kami jugalah yang akan
menjaganya.”
“Hari ini perhatian masyarakat
atas tafsir Al-Qur’an sangat besar. Beberapa hari sebelumnya, saya ditanya
langsung oleh beberapa arsitek berkenaan bagaimana pandangan Al-Qur’an mengenai
perencanaan mengenai tata letak kota, dan membangun perumahan anti gempa.
Sayapun menjawab, bahwa dalam Al-Qur’an, Allah mengibaratkan gunung-gunung
ibarat paku yang tertancap di bumi. Karenanya untuk membangun bangunan yang
idealperhatikan bagaimana gunung itu tegak, berapa
kedalamannya dan bagaimana ketinggiannya.”
“Saya sudah 34 tahun mengisi
acara program Qur’ani di Televisi yang disiarkan secara langsung, dan tidak
pernah satu session pun yang saya absen, atau acara itu diliburkan. Ini
menunjukkan betapa tinggi antusias masyarakat untuk mempelajari dan mendalami
Al-Qur’an tersebut.”
Hujjatul Islam Qira’ati menambahkan, “Tafsir Al-Qur’an
bukan hanya menyangkut bagaimana menafsirkan, namun juga bagaimana mencerahkan
dan memberi langkah perbaikan pada masyarakat serta menjadi bahan dakwah yang
diandalkan. Tafsir yang bisa sekaligus menjadi hidayah, memperbaiki dan
mencerdaskan masyarakat, menunjukkan tafsir tersebut diberkahi oleh Allah SWT.”[tvshia/abna]
Kirim komentar