Asyura Manifestasi Pengorbanan dan Syahadah

Asyura Manifestasi Pengorbanan dan Syahadah

Asyura Manifestasi Pengorbanan dan SyahadahءIslamءagamaءShiءMohammadءAliءTVshiaءpenyelamatء

Hari ini adalah Asyura, hari kesepuluh bulan Muharram. Pada hari ini puncak dari musibah yang menimpa Imam Husein, keluarga dan sahabatnya. Mereka meraih cawan syahadah untuk membela agama, al-Quran dan kemuliaan Ahlul Bait dan semua manusia. Di sisi lain, pasukan zalim telah siap untuk melakukan kejahatan terbesar dalam sejarah umat manusia. Mereka telah memblokade sejumlah manusia terpilih.

Imam Husein as dan para sahabatnya telah mengambil keputusan tegas untuk menggariskan peta jalan demi kebahagiaan seluruh umat manusia. Imam Husein as adalah cucu tercinta utusan terakhir ilahi, Nabi Muhammad Saw dan ibunya adalah Fathimah as, perempuan pilihan. Ayahnya adalah Ali as, manusia besar yand dicatat oleh lembaran sejarah dengan ketegarannya membela kebenaran, keadilan dan dihiasi oleh kemuliaan akhlak. Kini peristiwa menggetarkan tengah menanti epik perjuangan Imam Husein as yang dipenuhi cinta dan pengorbanan.

Saat itu Asyura tahun 61 Hijriah. Tinggal beberapa jam dari akhir hidup Imam Husein as. Para sahabatnya yang hanya sedikit itu dengan penuh cinta tengah berperang melawan musuh untuk membela kemanusiaan dan kebebasan. Setiap dari mereka berharap memiliki beberapa nyawa, sehingga dapat mengorbankannya di jalan keturunan Rasulullah Saw. Ketika Zuhur tiba, mulai terbentuk nyanyian paling indah. Imam Husein as meminta kepada musuh untuk menghentikan sebentar aksi pembantaian agar ia dan sahabatnya dapat melakukan shalat. Dengan demikian beliau ingin mengakhiri sisa umurnya dengan ibadah dan penghambaan.

Musuh kotor itu tidak menerima, tapi tanpa memperhatikan lemparan anak panah, Imam Husein berdiri dan melakukan shalatnya, sementara di sisinya para sahabat penuh pengorbanannya menjadi perisai beliau. Wajah tenang dan penuh cahaya Imam Husein as saat melaksanakan shalat membuat air mata para sahabatnya bercucuran. Mereka membayangkan ayahnya Ali as yang berdiri melakukan shalat di medan perang dan berkata, "Saya berperang untuk menegakkan shalat."

Hari semakin sore dan besarnya tragedi kemanusiaan yang akan terjadi perlahan-lahan semakin tampak. Kepala Husein as, keturunan Rasul terakhir akan terlepas dari badannya dan akan diletakkan di atas tombak musuh. Padahal ia pribadi yang dikatakan Rasulullah Saw, "Husein pelita hidayah dan bahtera keselamatan."

Di tempat lain Rasulullah Saw bersabda, "Kalian mengetahui jalan lewat aku, dengan Ali kalian menemukan jalan dan terhidayahi, kebaikan telah diberikan kepada kalian lewat Hasan, tapi parameter kebahagiaan dan kesengsaraan kalian adalah Husein. Ketahuilah bahwa Husein merupakan satu dari pintu surga. Barangsiapa yagn memusuhinya, maka Allah akan mengharamkan bau surga darinya."

Menurut sejarawan, epik Asyura memiliki dua lembaran; putih dan hitam. Lembaran putih memberi makna cinta, kesadaran, kebebasan, pengorbanan dan kemanusiaan. Sementara lembaran hitam penuh dengan kejahatan yang bersumber dari cinta dunia Yazid dan pengikutnya. Asyura senantiasa menjadi manifestasi kebangkitan abadi Husein bin Ali as menghadapi kaum zalim dan pada saat yang sama menjadi simbol cinta dan kasih sayang Imam kepada manusia. Imam Husein as penuh dengan cinta kepada sesama dan menilai kehinaan dan perbudakan tidak sesuai dengan posisi manusia. Oleh karenanya, selama dalam perjalanan hingga ke Karbala beliau dengan lemah lembut mengajak setiap orang yang ditemuinya untuk senantiasa mencari kebenaran dan memperingatkan mereka agar tidak terjebak dalam lingkaran kesesatan.

Sejak berabad-abad Asyura dikenal sebagai medan tempur kebenaran dan kebatilan dan hari pengorbanan di jalan agama. Husein bin Ali as di hari ini dengan sedikit sahabat tapi penuh keimanan bertempur dengan pasukan berhati keji dan sesat. Dalam perang ini mereka mendemonstrasikan cinta ilahi, kebebasan dan pengorbanan yang luar biasa.

Sekalipun Asyura terjadi di hari kesepuluh bulan Muharram, tapi domainnya sangat luas dan abadi. Sedemikian dalamnya pengaruh Asyura di dalam jiwa manusia, sehingga setiap tahun di sepuluh hari pertama bulan Muharram gelombang cinta dan keikhlasan dipertontonkan kepada guru kebebasan, teladan jihad dan syahadah, Husein bin Ali as. Tidak hanya umat Islam yang memperingatinya, tapi non muslim juga mengakui keagungan semangat kebebasan dalam diri Imam Husein as.

Semua tahu bahwa Imam Husein as pergi berada di Karbala setelah warga Kufah memintanya dari Mekah pergi ke kotanya untuk memimpin mereka. Tapi sebelum sampai di Kufah, tepatnya di Karbala beliau dan rombongannya dikepung di Karbala dan dikarenakan mereka tidak mau menerima kehinaan dengan menerima pemerintahan zalim Yazid, pasukan Kufah memerangi mereka.

Imam Husein as dan sahabatnya di hari Asyura dengan bibir kering dan rasa haus yang melanda dengan kesabaran luar biasa berperang dengan gagah berani hingga akhir hayatnya dan meraih syahadah. Sementara mereka yang masih hidup ditawan oleh pasukan kezaliman ini dan dibawa ke Kufah. 72 sahabat beliau yang syahid telah memerankan epik terbesar dalam sejarah manusia dan membuat nama mereka langgeng dalam catatan sejarah.

Bila dibandingkan dengan pelbagai peristiwa sejarah yang lain, Asyura merupakan bagian kecilnya dan terjadi sekilas dalam sejarah, tapi ia merupakan peristiwa yang paling menarik perhatian manusia sepanjang sejarah. Peristiwa ini selain pengaruh sosialnya yang luar biasa dalam sejarah, juga telah menjadi budaya yang memiliki struktur khusus.

Sekalipun secara lahiriah perang tidak sebanding yang terjadi di Karbala berakhir dengan kemenangan oleh pihak batil, tapi bila diteliti lebih jauh, sebenarnya kemenangan hakiki berada di pihak Imam Husein as dan para sahabatnya. Karena dalam peristiwa itu, mereka berhasil meninggalkan warisan paling berharga kepada manusia, kemenangan darah atas pedang. (IRIB Indonesia)

IRIB

Kirim komentar