Peran dan Kedudukan Imam Ja'far Shadiq dalam Sejarah Islam

Peran dan Kedudukan Imam Ja'far Shadiq dalam Sejarah Islam

Apa keutamaan dan keistimewaan Imam Ja'far Shadiq as serta bagaimana peran dan kedudukannya dalam penyebaran dakwah Islam?. Kami akan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut dengan mengkaitkannya dengan kisah-kisah dalam agama-agama Ibrahimi.

 

Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah SWT yang menjadi perantara sampainya firman-firman Allah SWT yang termaktub dalam Al-Qur'an kepada umat manusia. Beliau jugalah yang menjelaskan dan mensyarah ayat-ayat Al-Qur'an agar dapat dipahami dengan mudah oleh umat manusia. Tugas tersebut sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 44, و أنْزَلنا إلَيكَ الذِّكرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ ما نُزِّلَ إلَيهم و لَعَلَّهُم يَتَفَكَّرون (نحل/ 44) yang artinya: Dan Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan.

 

Tidak sedikit dari ayat Al-Qur'an yang mengundang berbagai pertanyaan dan butuh pengkajian dan perenungan yang lebih mendalam untuk bisa memahaminya. Hal tersebut merupakan bentuk dari hikmah Ilahi, agar para penguasa dzalim sepeninggal Nabi tidak melakukan perubahan dan tahrif terhadap Al-Qur'an. Misalnya, nama Imam Ali dan hak kekhalifaan dan wilayah beliau dalam Al-Qur'an tidak dijelaskan secara khusus dan detail. Melainkan melalui berbagai ayat yang tidak langsung namun pada hakikatnya merupakan penjelasan dan penetapan Imam Ali sebagai wali kaum muslimin sepeninggal Nabi Saw. Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an surah al Maidah ayat 55, إنَّما وَلِيُّكُمُ اللهُ و رَسولُهُ و الَّذين آمنوا الَّذين يُقيمونَ الصَّلاةَ و يُؤْتونَ الزَّكاةَ و هُم راكِعون (مائده/ 55) yang artinya,Sesungguhnya wali kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat dalam keadaan rukuk.

 

Allah SWT dalam ayat tersebut menyebutkan wali umat Islam ada tiga, yaitu, Allah SWT, Rasulullah Saw dan yang disaat rukuknya sedang bersedekah. Ketika Nabi Saw menyampaikan ayat tersebut dihadapan kaum muslimin, sebagian dari mereka bertanya siapa yang dimaksud Allah, yang bersedekah dalam keadaan rukuk itu? Nabi bersabda, "Masuklah ke dalam masjid, dan tanyakan pada orang-orang didalamnya. Mereka semua menyaksikan seorang fakir yang diminta Ali untuk mendekat dan mengambil cincin dari jarinya sementara Ali masih dalam keadaan rukuk dalam shalatnya." Karenanya umat Islam saat itu mengetahui bahwa misdaq dari ayat tersebut adalah Imam Ali as.

 

Pada ayat tersebut Allah tidak menyebut nama Ali as secara langsung, melainkan menggunakan salah satu dari ciri dan keutamaannya, yaitu barangsiapa yang dalam rukuknya pada saat shalat juga sembari bersedekah adalah wali umat Islam. Pada hakikatnya hal tersebut tidak terbatas pada satu orang atau satu zaman tertentu. Namun karena kejadiannya sepanjang sejarah hanya sekali terjadi dan yang melakukannya hanya Imam Ali as, maka hal tersebut menunjukkan bahwa wali kaum muslimin selepas Rasul adalah Imam Ali as.

 

Sewaktu sebagian kaum muslimin menuliskan mengenai ayat tersebut, mereka juga menuliskan asbabun nuzul ayat tersebut disertai dengan hadits Nabi yang berkaitan dengannya. Disaat-saat terakhir Nabi menjelang wafatnya, beliau meminta kertas dan pena untuk menuliskan wasiat kepada kaum muslimin agar dengan wasiat tersebut kaum muslimin tidak bercerai berai dan berpecah belah sepeninggalnya. Sayangnya, permintaan Nabi tersebut tidak dikabulkan, dengan dalih, "Cukuplah Kitab Allah bagi kami!." Peristiwa tersebut diceritakan dalam kitab Sahih  Bukhari dan Muslim. Upaya lainnya adalah melakukan pelarangan penulisan dan penukilan hadits Nabi dengan alasan khawatir bercampur dengan ayat-ayat Al-Qur'an. Sehingga sahabat-sahabat yang terlanjur menulis dalam mushaf-mushaf mereka hadits-hadits nabi yang berkaitan dengan turunnya suatu ayat terpaksa menghapusnya dan tidak tersisa kecuali sedikit.

 

Muawiyah yang  baru masuk Islam setelah Fathul Makahpun mendapat keistimewaan dengan diangkat menjadi hakim di Syam oleh Khalifah kedua. Kedengkian Muawiyah kepada keluarga Nabi tidak berakhir dengan masuknya dia dalam Islam. Meskipun tahu sejarah awal Islam, tentu Muawiyah tidak akan mau menceritakan sebagaimana mestinya mengingat Muawiyah bersama ayah dan ibunya sebelumnya adalah orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap Nabi. Oleh karena itu wajar jika Muawiyah sebagai yang paling berkuasa di negeri Syam memberikan penjelasan yang berbeda mengenai Islam kepada warga Syam yang baru memeluk Islam, khususnya mengenai imam Ali dan keluarganya. Oleh karena itu ketika orang-orang Syam bertemu dengan Imam Syiah baik di Madinah maupun Makah, maka mereka memandang Imam dengan pandangan yang menghina dan merendahkan. 

 

Memanfaatkan pengaruh dan kekuasaannya di negeri Syam, Muawiyah mengubah-ubah ajaran Islam. Sedikit demi sedikit ajaran-ajaran Nabi tersingkirkan dan tergantikan ajaran yang dibuat-buat yang berdasar pada hadits-hadits palsu, sampai pada tingkat, pemabuk seperti Yazidpun diakui sebagai pewaris hukumah Islam. Sementara Imam Husain as yang lebih berhak, selain karena lebih alim juga adalah cucu Nabi terzalimi dan terbunuh dengan cara yang keji tanpa pembelaan.

 

Kedudukan Imam Ja'far Shadiq as

 

Namun Allah SWT tidak meninggalkan dan melupakan hamba-hambaNya begitu saja. Untuk kesekian kalinya, kaum muslimin diperbaharui keimanan dan komitmen keislamannya melalui Imam Baqir as dan Imam Ja'far Shadiq as yang melanjutkan tugas Nabi dan Amirul Mukminin dalam menjaga dan menyampaikan risalah Nabi. Imam-imam Ahlul Bait melalui pendidikan dan pengajaran kepada masyarakat muslim berupaya menghidupkan kembali Islam dan menyampaikan Islam yang hak. Dalam majelis-majelisnya Imam Ja'far memberikan pencerahan keilmuan kepada masyarakat, sehingga yang hak kembali tampak kebenarannya, dan yang batil jadi tampak kebatilannya. Posisi dan kedudukan Imam Ja'far dalam agama Islam tidak ubahnya posisi Nabi Isa as dalam agama Yahudi. 1400 tahun sebelum nabi Isa, nabi Musa as telah menyampaikan kitab Taurat sebagai kitab fiqh dan kitab syariat Ilahi yang diwariskannya kepada ulama-ulama Yahudi untuk dijaga dan diajarkan. Namun sangat disayangkan, ulama-ulama Yahudi sendiri mengubah-ubah ajaran Taurat sehingga sulit dikenali mana yang hak dan mana yang batil. Karena itu, Nabi Isa as diutus oleh Allah SWT untuk membersihkan kembali ajaran Nabi Musa as dari penyimpangan dan penyelewengan dan mengajak umat untuk kembali pada ajaran tauhid yang murni dan bersih sebagaimana dulu yang diajarkan oleh Nabi Musa as. Nabi Isa as bukan datang untuk membatalkan kitab Taurat yang dulu dibawa oleh Nabi Musa as melainkan untuk melengkapi dan membersihkannya dari ajaran-ajaran yang penuh rekayasa dan campur tangan manusia.

 

Hal yang sama juga terjadi pada agama Islam. Oleh karena itu bukan sesuatu yang kebetulan Allah menceritakan kisah mengenai Bani Israil dalam Al-Qur'an sampai lebih dari 500 ayat. Itu dimaksudkan agar umat Islam mengambil banyak pelajaran dari kisah-kisah terdahulu terutama dari kaum Bani Israel mengingat sejarah senantiasa berulang. Hal tersebut juga dinubuatkan nabi bahwa apa-apa yang pernah terjadi pada Bani Israel akan dilakukan juga oleh umat Islam, selangkah demi selangkah bahkan meskipun itu langkah menuju ke sarang biawak. Karenanya, bukan sesuatu yang dipaksakan, jika kemudian kita menemukan banyak kesamaan antara peran Nabi Isa as dengan imam Ja'far Shadiq as misalnya dalam upayanya memurnikan kembali ajaran tauhid dan mengembalikan umat pada ajaran Nabi yang hakiki.

 

Perhatikan setidaknya adanya kesamaan berikut ini antara para Nabi Bani Israel dengan Nabi Muhammad as dengan keluarganya khususnya imam-imam Syiah:

 

-       Nabi Muhammad Saw sama dengan Nabi Musa as dalam menghadapi penguasa zalim dimasanya.

 

-       Imam Ali as sama posisinya dengan Nabi Harun as yang menjadi pendamping nabi Musa dalam dakwah dan perjuangannya. Hal inipun pernah diisyaratkan Nabi dalam hadits Manzilah.

 

-       Imam Ali as pun sama posisinya dengan Yus'a bin Nun yang telah menjadi washi dari Nabi Musa, sebagaimana Imam Ali adalah washi Nabi Muhammad Saw.

 

-       Sayyidah Fatimah as sama dengan Sayyidah Maryam baik dari sisi keutamaan dan perannya.

 

-       Imam Husain dan Imam Hasan dan keturunan mereka sama halnya dengan dua putra Harun dan keturunan mereka.

 

-       Imam Sajjad as, dari sisi munajat, zikir, do'a dan kesalihannya sama dengan nabi Daud as.

 

-       Imam Baqir dan Imam Ja'far dari sisi keilmuan dan perannya dalam mendakwahkan Islam sama posisinya dengan nabi Isa as yang berhasil mencetak banyak murid yang kemudian menyebarkan ajarannya keseluruh dunia.

 

-       Imam Kadzim yang hidup lama dalam penjara sama halnya dengan kisah Nabi Yusuf as.

 

-       Imam Ridha as yang hidup dalam istana dan diangkat sebagai putra mahkota sama halnya pula dengan nabi Yusuf as yang mendapat posisi penting dalam kerajaan.

 

-       Dan Imam Mahdi afs memiliki kemiripan kisah dengan nabi Yusuf dalam masa kegaiban, dan dengan nabi Daud as dimasa perang, dan dengan nabi Sulaeman ketika memiliki kekuasaan dan kerajaan. Dan Imam Mahdi dari sisi nama dan laqabnya, maka beliau sama dengan nabi Muhammad Saw.

 

Beberapa Ucapan Imam Ja'far Shadiq as

 

Pada kesempatan ini kami haturkan kepada para pembaca budiman hadis-hadis suci pilihan yang pernah diucapkan oleh Imam Shadiq a.s. selama ia hidup.

 

1. Mengecek diri setiap hari

 

"Seyogianya setiap muslim yang mengenal kami (Ahlul Bayt) untuk mengecek setiap amalannya setiap hari dan malam. Dengan demikian ia telah mengontrol dirinya. Jika ia merasa berbuat kebaikan, maka berusahalah untuk menambahnya, dan jika ia merasa mengerjakan  keburukan, maka beristigfarlah supaya ia tidak hina di hari kiamat".

 

2.Istiqamah

 

"Jika Syi'ah kami mau beristiqamah, niscaya malaikat akan bersalaman dengan mereka, awan akan menjadi pelindung mereka (dari terik panas matahari), bercahaya di siang hari, rezekinya akan dijamin dan mereka tidak akan meminta apa pun kepada Allah kecuali Ia akan mengabulkannya".

 

3.Akibat menipu dan dengki

 

"Barang siapa yang menipu, menghina dan memusuhi  saudaranya (seiman), maka Allah akan menjadikan neraka sebagai tempat kembalinya. Dan barang siapa merasa dengki terhadap saudaranya, maka imannya akan meleleh sebagaimana garam meleleh (di dalam air)".

 

4.Wara', usaha dan menolong mukminin

 

"Janganlah kalian terbawa arus mazhab dan aliran! Demi Allah, berwilayah kepada kami tidak akan dapat digapai kecuali dengan wara`, usaha yang keras di dunia, dan menolong saudara-saudara seiman. Dan tidak termasuk Syi'ah kami orang yang menzalimi orang lain".

 

5.Hasil percaya kepada Allah

 

"Barang siapa yang percaya kepada Allah, maka Ia akan menjamin segala yang diinginkannya, baik yang berkenaan dengan urusan dunia maupun akhiratnya, dan akan menjaga baginya apa yang sekarang tidak ada di tangannya. Sungguh lemah orang yang enggan membekali diri dengan kesabaran untuk menghadapi sebuah bala`, tidak mensyukuri nikmat dan tidak mengharapkan kelapangan di balik sebuah kesulitan".

 

6.Praktek akhlak

 

"Bersilaturahmilah kepada orang yang memutus tali hubungan denganmu, berikanlah orang yang enggan memberimu, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat jahat kepadamu, ucapkanlah salam kepada orang yang mencelamu, berbuat adillah kepada orang yang memusuhimu, maafkanlah orang yang menzalimimu sebagaimana engkau juga ingin diperbuat demikian. Ambillah pelajaran dari pengampunan Allah yang telah mengampunimu. Apakah engkau tidak melihat matahari-Nya menyinari orang yang baik dan orang yang jahat dan air hujan-Nya turun kepada orang-orang yang saleh dan bersalah?".

 

7.Pelan-pelan!

 

"Pelankanlah suaramu, karena Allah yang mengetahui segala yang kau simpan dan tampakkan. Ia telah mengetahui segala yang engkau inginkan sebelum kalian meminta kepada-Nya".

 

8.Surga dan neraka adalah kebaikan dan keburukan sejati

 

"Segala kebaikan ada di depan matamu dan segala keburukan juga ada di depan matamu. Engkau tidak akan melihat kebaikan dan keburukan (sejati) kecuali di akhirat. Karena Allah azza wa jalla telah menempatkan semua kebaikan di surga dan semua keburukan di neraka. Hal itu dikarenakan surga dan nerakalah yang akan kekal".

 

9.Wajah Islam

 

Islam itu telanjang. Bajunya adalah rasa malu, hiasannya adalah kewibawaan, harga dirinya adalah amal saleh dan tonggaknya adalah wara`. Segala sesuatu memiliki asas, dan asas Islam adalah kecintaan kepada kami Ahlul Bayt".

 

10.Beramal untuk akhirat

 

"Beramallah sekarang di dunia demi kebahagiaan yang kau  harapkan di akhirat".

 

11.Pahala membantu para pengikut Ahlul Bayt a.s.

 

"Tidak ada seorang pun yang membantu salah seorang pengikut kami walaupun dengan satu kalimat kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga tanpa hisab".

 

12.Jauhilah riya`, berdebat dan permusuhan

 

"Jauhilah riya`, karena sifat riya` akan memusnahkan amalanmu, jauhilah berdebat, karena berdebat itu akan menjerumuskanmu ke dalam jurang kehancuran dan jauhilah permusuhan, karena permusuhan itu akan menjauhkanmu dari Allah".

 

13.Kebersihan jiwa adalah tolak ukur penentu seorang mukmin

 

"Jika Allah menghendaki kebaikan atas seorang hamba, maka Ia akan membersihkan jiwanya. Dengan itu, ia tidak akan mendengar kebaikan kecuali ia akan mengenalnya dan tidak melihat kemungkaran kecuali ia akan mengingkarinya. Kemudian Ia akan mengilhamkan di hatinya sebuah kalimat yang akan mempermudah segala urusannya".

 

14.Meminta afiat kepada Allah

 

"Mintalah afiat kepada Tuhan kalian. Bersikaplah wibawa, tenang dan milikilah rasa malu".

 

15.Jiwa doa adalah amal

 

"Perbanyaklah doa, karena Allah menyukai hamba-hamba-Nya yang berdoa kepada-Nya. Ia telah menjanjikan kepada mereka untuk mengabulkan (doa-doa mereka). Pada hari kiamat Ia akan menghitung doa-doa mereka sebagai sebuah amalan yang pahalanya adalah surga".

 

16.Cinta orang-orang miskin

 

"Cintailah orang-orang miskin yang muslim, karena orang yang menghina dan bertindak sombong terhadap mereka, ia telah menyimpang dari agama Allah dan Ia akan menghinakannya dan murka atasnya. Kakek kami SAWW pernah bersabda: "Tuhanku telah memerintahkanku untuk mencintai orang-orang miskin yang muslim".

 

17.Akar kekufuran

 

"Jangan menghasut orang lain, karena akar kekufuran adalah hasud dan iri dengki".

 

18.Amalan penumbuh benih kecintaan

 

"Tiga amalan dapat menumbuhkan benih kecintaan: memberi hutang, rendah diri dan berinfak".

 

19.Amalan penumbuh benih permusuhan

 

"Tiga amalan penimbul benih permusuhan: kemunafikan, kezaliman dan kesombongan".

 

20.Tiga tanda untuk tiga orang

 

"Tiga hal tidak dapat diketahui kecuali dalam tiga kondisi: penyabar tidak akan dikenal kecuali dalam kondisi marah, pemberani tidak akan diketahui kecuali ketika perang dan saudara tidak akan diketahui kecuali ketika (kita) membutuhkan".

ABNA

Kirim komentar