Suriah-Basar Assad-Amerika

Suriah-Basar Assad-Amerika

Barangsiapa membunuh seseorang …maka ia bagaikan telah membunuh seluruh manusia

Dengan penguasaan Amerika atas media masa yang kuat, negara paman sam ini berusah mematikan komunikasi antar negara-negara Islam, berusaha mencegah umat islam saling mengetahui kondisi lainnya, bahkan lebih parahlagi informasi antar negara-negara Islam pun dipalsukan sehingga banyak terjadi ketimpangan kelompok yang didzalimi disebut-sebut sebagai pihak yang mendzalimi, begitu sebaliknya, hal ini bisa kita rasakan sendiri dengan melihat berbagai media massa berbahasa indonesia yang sudah beberapa bulan terakhir gencar mengetengahkan isu Suriah. Mengapa pihak Basar Asad yang harus Amerika kambing hitamkan, harus dijadikan sebagai pihak yang mendzalimi dimata umat manusia, dimata umat islam, alasannya satu karena dia adalah salah satu dari pemimpin negara yang berdiri membela kepentingan masyarakat Palestina, orang yang berdiri menentang dan mewalan Israel. Jika saja Basar Assad mau bergandengan tangan dengan Israel dan mau menutup mata dari kekejaman Israel terhadap muslim sunni yang ada di Gazza, maka berita-berita tentang Suriah tidak akan seperti  apa yang bisa kita lihat sekarang-sekarang ini, dan terbukti, banyak dari para pejuang di dunia Maya menyerukan Jihad, jihad untuk melawan Basar Asad, melawan orang yang diperkenalkan Amerika sebagai seorang Rezim, Basar Asad diperkenalkan  Amerika sebagai seorang pimpinan negara yang telah membantai orang-orang sunni, pemimpin negara yang telah merusak masjid-masjid dll.

Negara-negara Islam tidak boleh dibiarkan bersatu, untuk itu dimunculkanlah isu-isu perbedaan madzhab, aliran sesat, dan semacamnya, ketika umat Islam tidak bersatu maka selama itu umat Islam tidak akan pernah sadar siapa sebenarnya musuh mereka, siapa sebenarnya musuh islam yang menjadi penyebab kemandekan ditengah-tengah umat Islam.

Man samia musliman yunadi falam yujibhu falaisa bimuslim,

Barang siapa mendengar seorang muslim meminta pertolongan darinya lalu ia tidak menanggapinya maka ia bukanlah seorang muslim,

Disini tidak disebut man samia mu'minan tapi disebut man samia musliman jadi ketika ada seorang muslim siapapun itu, dimana pun itu dan kita mampu memberikan bantuan namun kita tidak memberikan maka sejatinya kita bukan seorang muslim.

Kita lihat salah satu dari pendukung pemberontak yakni Amerika, negara Paman Sam yang selalu menyerukan bahaya teroris, menuding tanpa rasa malu bahwa islam adalah agama teroris, dengan tanpa rasa bersalah mengembargemborkan bahaya para teroris bahkan wajah yang dituduh sebagai teroris ditempel didinding-dinding bus kota[i], padahal kita tahu siapa pemiliki senjata nuklir paling awal dan paling besar, siapa yang memiliki tahanan paling kejam, siapa negara pemroduksi senjata pemusnah masal paling besar, siapa yang  telah menyerang dan mengobok-obok negara-negara timur tengah seperti Irak afganistan dan lainnya, siapa yang tela merobek-robek kebebasan berbangsa dan bernegara? Negara itu adalah Amerika. Jumlah manusia yang harus menjadi korban dari berbagai negara dan kelompok yang telah dianggap teroris oleh Amerika jauh lebih sedikit dari jumlah korban perang warga maupun tentara dikawasan-kawasan yang didatangi Amerika di Pakistan,[ii]

Apakah kurang alasan untuk menunjukkan bahwa pihak yang didukung Amerika adalah pihak yang sebenarnya harus dilawan bukan malah didukung dan didoakan untuk menang?

Semua sepakat bahwa pihak yang telah merusak masjid-masjid, membantai anak-anak kecil dan wanita tak berdosa, pihak yang telah merusak dan menghancurkan tatatan itu pihak yang salah namun pihak manakah itu, ini harus jelas, harus diteliti dulu tidak boleh terburu-buru menghukumi.

Pihak yang dibantu Amerika di Suriah adalah mereka yang menghalalkan darah kaum muslimin, mereka yang mengatakan ziarah kubur sebagai syirik dan membongkar kuburan pembesar-pembesar Islam sebagai perbuatan yang berpahala berlipat ganda, Jaringan Al Qaida, konon tersebar dari Kenya, Tanzania, Maroko, Tunisia, Arab, Mesir, Yaman,  Jordan, Irak, Afghan, Turki, Spanyol, Inggris, Pakistan,Indonesia, dan Philipina, dan mereka sedang merencanakan teror di berbagai negara. Bila dikalkulasi, “war on terrorism/WoT” membunuh secara langsung 62.006 orang dan membuat 4,5 juta orang menjadi pengungsi, dan AS mengeluarkan uang hingga mencapai 3 triliun dollar (data hingga 2006). Menurut data tahun 2004-2008, jumlah korban akibat serangan teroris di seluruh dunia adalah 3.014 orang, yang mayoritasnya bukan orang Barat (Helfstein, 2009). Bila angka ini ditambahkan dengan jumlah korban 9/11, jumlahnya masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah korban akibat WoT. Dengan demikian, bila digabungkan seluruhnya, jumlah korban akibat WoT maupun akibat terorisme, mayoritasnya justru muslim. Angka ini akan melonjak lagi bila data terbaru korban teror  Al Qaida di Libya dan Syria ditambahkan [iii].

Mari sejenak kita lihat apa yang sudah dilakukan islam versi Amerika di Afganistan, di Pakistan, di Irak, dan baru-baru ini di Suriah, apakah kita akan mengatakan ajaran pembunuhan dengan memenggal kepala lalu mengambil jantungnya dan digigit dengan gigi itu sebagai ajaran Islam hakiki, apakah islam yang mengajarkan pengeboman dimana-mana di Irak hampir setiap hari dikawasan mayoritas syiah Baghdad selalu ada pengeboman, pengeboman dengan mobil, bom bunuh diri dll, apakah islam hakiki  islam yang mengajarkan fatwa-fatwa kocak ala mufti-mufti mereka dari lapangan bola segi lima, istri tidak boleh menyalakan AC ketika sendirian, wanita tidak boleh membeli mentimun dll? Apakah nyawa manusia sudah tidak ada harganya hingga harus terjadi pembantaian dan pembunuhan, apakah Allah tidak mengaruniakan pikiran dan hati, sehingga bisa tetap berpikir dan hati juga tetap digunakan? Dimanakah hati ketika ada anak berumur 3 tahun dirantai dan dengan mata kepala sendiri harus melihat ayah dan ibunya disembelih[iv]

Ketika orang sedang ikhram dia dilarang untuk membunuh nyamuk yang menggigit mereka, apalagi untuk urusan nyawa manusia, masing-masing manusia memiliki hak hidup namun mengapa dengan adanya fatwa seharga kerupuk warung untuk membantai dan menghinakan sesama muslim harus dituruti. Bukankah barangsiapa membunuh manusia ketika manusia itu tidak memiliki dosa apa-apa seharga dengan membunuh manusia seluruhnya?

Saddam dengan penyiksaan dan penyerangan membabi butanya pada Negara Iran sudah melakukan kejahatan besar namun kejahatan kelompok yang menamakan diri sebagai kelompok Islam yang telah merusak kuburan orang-orang besar Islam di Baqi', Suriah atau ditempat-tempat lain jauh lebih besar, kelompok yang merusak peninggalan-peninggalan islam atas nama perang pada kesyirikan dan mencari ridha Allah, kelompok ini jika dibiarkan maka akan menghilangkan islam hakiki dari akar-akarnya, masyarakat dunia akan kehilangan tanda-tanda peninggalan yang mengingatkan mereka pada sosok Nabi besar Muhammad saw[v],

Jadi islam versi Amerika berupaya membuat lemah islam dari dalam dan membuat islam menjadi sangar dan menakutkan dimata non Islam, sebuah raihan besar bagi Amerika satu hal yang sangat menguntungkan Amerika dan sekutu-sekutunya. Karena jika islam yang menolak new liberalisme semakin banyak peminatnya maka Amerika tidak akan memiliki tempat lagi mereka akan musnah.

Apa yang sudah dilakukan penganut Islam versi Amerika di Mesir yang telah membantai Syahid Shahatah tidak akan berhenti sampai disana, pergerakan itu akan terus bergerak, sebab para provokator berpeci terus giat menggembala mereka dan mereka pun dengan antusias menerima fatwa-fatwa provokatif tersebut.

Kirim komentar