Kekacauan di Xinjiang China dilaporkan menewaskan sekitar 27 orang. Laporan media pemerintah China menyebut kerusuhan terhadi di prefektur Turban, Rabu (26/06)
Polisi menembaki gerombolan massa yang menyerang pos polisi dan gedung pemerintahan dengan pisau, demikian laporan kantor berita Xinhua mengutip pernyataan seroang pejabat setempat. Xinhua juga melaporkan para perusuh menusuk orang yang melintas dan membakar mobil polisi.
Sekitar 17 orang, termasuk sembilan anggota keamanan dan delapan warga sipil tewas, sementara polisi menembak mati 10 perusuh. Sedikitnya tiga orang terluka akibat insiden ini dan kini tengah dirawat di rumah sakit.
Tetapi Xinhua tidak memberikan informasi detil terkait etnis yang terlibat atau isu yang memicu kerusuhan. Kerusuhan ini berlangsung secara sporadis di kawasan Xinjiang, lokasi yang selama ini diketahui sebagai kawasan penuh ketegangan antara etnis Muslim Uighur dan etnis China Han.
Tahun 2009 lalu di lokasi yang sama hampir 200 orang - kebanyakan etnis Cina Han - tewas setelah kerusuhan pecah di Urumqi antara etnis Han dan komunitas Uighur.
April silam insiden serupa juga terjadi di Kashgar, menewaskan 21 orang. Pemerintah mengatakan kekerasan dimulai saat petugas menemukan ''teroris'' bersenjata di sebuah bangunan.
Tetapi penduduk setempat kepada BBC mengatakan bahwa kekerasan melibatkan keluarga lokal yang selama ini memiliki sengketa lama dengan petugas. Menurut penduduk setempat petugas menekan para lelaki untuk mencukur jenggot dan para wanita untuk membuka kerudung mereka.
Uighur menguasai 45 persen populasi Xinjiang, tetapi arus masuk etnis China Han telah meminggirkan budaya tradisional mereka. Beijing seringkali menyalahkan insiden kekerasan di Xinjiang kepada ekstremis Uighur yang disebut ingin mencari otonomi luas.
Sementara aktivis Uighur menuduh Beijing terlalu berlebihan menghadapi ancaman tersebut untuk memberlakukan peraturan yang keras(Indonesiarayanews)
Kirim komentar