Pemerintah Bantah Abaikan Warga Syiah

 Pemerintah Bantah Abaikan Warga Syiah

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan bahwa pemerintah terus melakukan upaya untuk rekonsiliasi dan pemberdayaan warga syiah.

Namun, ada kendala penolakan dari masyarakat Sampang, serta juga warga syiah sendiri menolak untuk dilakukan relokasi ke daerah yang tidak rawan konflik ataupun penolakan.

"Tidak benar kalau itu pemerintah tidak melakukan apapun untuk warga Syiah. Saya sudah mendapatkan banyak laporan dari Gubernur Jatim, apa yang telah Pemprov lakukan untuk warga Syiah," ujar Djoko di Istana Merdeka Jakarta, Senin (17/6).

 Pemerintah Bantah Abaikan Warga Syiah

Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha menegaskan pemerintah melakukan penanganan melakukan evakuasi, namun memang pada perkembangan selanjutnya, GOR itu tidak layak. Kemudian muncul tuntutan untuk kembali ke daerah asalnya, tetapi ada penolakan dari warga sekitar sehingga pemerintah merencanakan untuk dilakukan relokasi.

"Ada upaya untuk memindahkan ke rusunawa puspa argo di Sidoarjo. Atau pemerintah provinsi mencari rumah kosong. Penawaran konsep huntara. Mencarikan lokasi, namun ditolak warga Syiah," ujarnya. Tentu jelas bahwa mengembalikan kembali, lanjut Julian, ada resiko dan gesekan konflik yang bisa terjadi.

"Kita tidak bisa memaksakan sesuatu yang terlalu berisiko. Memang sebaiknya, masyarakat Sampang dan warga syiah saling menerima. Setuju dan mau, masing-masing pihak bersikap lapang dada, tidak ada tidak akan menjadikan konflik berkepanjangan," ujarnya.

Di lain pihak pemerintah melakukan upaya rekonsialiasi. Bantuan terus dilakukan. Memang terbentur, rekonsoliasi. Dan jajarannya, asesment dan rekomendasi. Jadi penataan hunian permanen. "Intinya kalau dilihat upaya pemerintah menjalankan kewajiban suatu hal menjadi domain pemerintah sudah dilakukan. Tentu dilakukan, memang harus dilakukan," tuturnya.

Puluhan warga Syiah Sampang Madura bersepeda dari Surabaya menuju Istana Merdeka menagih janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, agar mengembalikan mereka ke kampung halaman.

Setelah menempuh perjalanan selama 15 hari bersepeda dari Surabaya, puluhan pengungsi korban penyerangan bulan Agustus 2012 di Sampang Madura akhirnya tiba di seberang Istana Merdeka, jalan Medan Merdeka Utara Jakarta, Minggu (16/6).

Mereka mewakili ratusan orang pengungsi warga Syiah asal Dusun Nangkernang Desa Karang Gayam Kecamatan Omben, dan warga Desa Bluuran Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang Jawa Timur, yang nasibnya masih tidak jelas.

Mereka diusir dari desanya pada Agustus 2012 lalu oleh kelompok masyarakat yang tidak menghendaki keberadaan mereka. Para warga Syiah Sampang ini mengaku banyak kehilangan harta kekayaannya. Rumah mereka dibakar, dan kebebasan mereka dikekang. Hingga saat ini mereka belum dapat kembali ke rumahnya masing masing dan terpaksa tinggal di pengungsian yakni di Gelanggang Olahraga di Sampang.

Pemerintah Kabupaten Sampang Jawa Timur menghentikan bantuan pangan kepada para pengungsi sejak 1 Mei lalu. Lalu pada 20 Mei, pemerintah provinsi memberikan uang Rp750 ribu perkepala untuk membeli beras lauk-pauk. (Akhmad Mustain) (metrotvnews)

Kirim komentar