Apa kewajiban seorang Muslim terhadap Muslim lainnya?

Apa kewajiban seorang Muslim terhadap Muslim lainnya?

Dalam sumber-sumber riwayat, terdapat beberapa pasal dengan judul “hak Mukmin atas saudara-saudara Mukmin lainnya” (Bab Haq al-Mu’min ‘ala Akhihi wa Adai Haqqihi) yang di dalamnya menjelaskan tentang hak-hak saudara-saudara seagama:

Menyingkirkan pelbagai problema yang dihadapinya, memenuhi hajat-hajatnya, menutupi aib-aibnya, membayarkan utang-utangnya, menengoknya ketika sakit, tidak lekas murka terhadap kaum Muslimin, menghadiri pelayatan jenazah merupakan hak-hak terpenting saudara-saudara Muslim antara satu sama lainnya.

Pada kesempatan ini, kami akan menjelaskan beberapa riwayat yang menegaskan hak-hak ini dan detilnya dapat ditelaah pada teks-teks hadis.

  1. Imam Baqir As bersabda bahwa salah satu hak orang beriman atas saudaranya Mukmin adalah melepaskan laparnya, menutupi auratnya, membayarkan hutangnya, dan apabila saudara Muslimnnya meninggal maka ia menggantikannya di tengah keluarganya dan anak-anaknya; artinya menanyakan apa saja yang menjadi hajatnya dan memenuhi segala keinginannya, baik pakaian atau pun makanan.[1]
  2. Perawi berkata bahwa ia bertanya kepada Imam Shadiq As apa saja yang menjadi hak Muslim atas Muslim lainnya? Imam Shadiq As bersabda, “Tujuh hal yang seluruhnya wajib baginya dan apabila ia tidak mengerjakan salah satu dari tujuh hal tersebut maka ia telah keluar dari ketaatan dan persahabatan dengan Allah Swt serta tidak menunaikan hak Allah.” Imam Shadiq ditanya, “Apa gerangan tujuh hal tersebut?” Imam Shadiq As bersabda, “Wahai Mu’alla! Aku yang bersikap pengasih kepadamu takut jangan-jangan engkau tidak menunaikannya, engkau mengetahuinya namun tidak mengamalkannya. Aku berkata kepada beliau, Tiada daya dan kekuatan kecuali datangnya dari Allah.” Imam Shadiq As kemudian bersabda:

“Hak pertama: Hak yang paling mudah atas kaum Muslim adalah menginginkan sesuatu baginya sebagaimana yang engkau inginkan bagi dirimu dan menolak sesuatu baginya sebagaimana engkau menolak sesuatu bagi dirimu.

Hak kedua: Janganlah marah kepadanya dan inginkan keridhaannya dan menuruti kemauannya.

Hak ketiga: Hendaklah engkau membantunya dengan jiwa, harta, lisan, tangan dan kakimu.

Hak keempat: Hendaklah engkau menjadi petunjuk, pemandu dan cermin baginya.

Hak kelima: Hendaklah engkau tidak kenyang selagi ia lapar, tidak penuh kantung perutmu selagi ia dahaga, tidak mengenakan baju selagi ia telanjang.

Hak keenam:  Hendaklah engkau tidak menikah selagi ia belum menikah, tidak mengambil pembantu selagi ia belum mengambil pembantu. Hendaklah engkau mengirimkan kepadanya pembantu untuk mencucikan pakaian untuknya dan memasakkkan masakan untuknya dan menyiapkan tempat tidurnya.[2]

Hak ketujuh: Hendaklah engkau bersumpah untuk tetap setiap dengannya dan memenuhi permintaannya. Membesuknya ketika sakit dan menghadiri pelayatan jenazahnya. Apabila engkau tahu ia memiliki hajat maka bersegeralah untuk memenuhi hajatnya dan jangan biarkan ia memintanya kepadamu – melainkan mendahuluinya sebelum ia memintanya. Apabila engkau melakukan ini maka engkau telah menjalin persahabatanmu dengan persahabatannya dan persahabatannya dengan persahabatanmu.”[3]

  1. Imam Shadiq As bersabda, “Salah satu hak Muslim atas saudaranya sesama Muslim adalah memberi salam ketika berpapasan dengannya dan membesuknya ketika sakit; menginginkan kebaikan untuknya ketika ia tidak ada; mendoakan kesehatan (dan keselamatan) apabila ia bersin; memenuhi undangannya ketika ia mengundang; menghadiri pelayatan jenazahnya ketika ia meninggal.”[4][iQuest]

Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat, al-Kâfi, jil. 2, hal. 169-175, Bab Haq al-Mu’min ‘ala Akhihi wa Adai Haqqihi.”

 


[1]. Muhammad Ya’qub Kulaini, al-Kâfi, Riset dan Koreksi oleh Ali Akbar Ghaffari, Akhundi, jil. 2, hal. 169, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, Cetakan Keempatbelas, 1407 H.  

[2]. Akan tetapi boleh jadi yang dimaksud di sini adalah secara umum; artinya baik pakaian dan busana lahir dan menutupi aib-aib saudara-saudara Mukmin.  

«مُحَمَّدُ بْنُ یَحْیَى عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عِیسَى عَنْ عَلِیِّ بْنِ الْحَکَمِ عَنْ سَیْفِ بْنِ عَمِیرَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ شِمْرٍ عَنْ جَابِرٍ عَنْ أَبِی جَعْفَرٍ (ع) قَالَ مِنْ حَقِّ الْمُؤْمِنِ عَلَى أَخِیهِ الْمُؤْمِنِ أَنْ یُشْبِعَ جَوْعَتَهُ وَ یُوَارِیَ عَوْرَتَهُ وَ یُفَرِّجَ عَنْهُ کُرْبَتَهُ وَ یَقْضِیَ دَیْنَهُ فَإِذَا مَاتَ خَلَفَهُ فِی أَهْلِهِ وَ وُلْدِهِ»

[3]Al-Kâfi, jil. 2, hal. 169.

«عَنْهُ عَنْ عَلِیِّ بْنِ الْحَکَمِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُکَیْرٍ الْهَجَرِیِّ عَنْ مُعَلَّى بْنِ خُنَیْسٍ عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ (ع) قَالَ قُلْتُ لَهُ مَا حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ قَالَ لَهُ سَبْعُ حُقُوقٍ وَاجِبَاتٍ مَا مِنْهُنَّ حَقٌّ إِلَّا وَ هُوَ عَلَیْهِ وَاجِبٌ إِنْ ضَیَّعَ مِنْهَا شَیْئاً خَرَجَ مِنْ وِلَایَةِ اللَّهِ وَ طَاعَتِهِ وَ لَمْ یَکُنْ لِلَّهِ فِیهِ مِنْ نَصِیبٍ قُلْتُ لَهُ جُعِلْتُ فِدَاکَ وَ مَا هِیَ قَالَ یَا مُعَلَّى إِنِّی عَلَیْکَ شَفِیقٌ أَخَافُ أَنْ تُضَیِّعَ وَ لَا تَحْفَظَ وَ تَعْلَمَ وَ لَا تَعْمَلَ قَالَ قُلْتُ لَهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ قَالَ أَیْسَرُ حَقٍّ مِنْهَا أَنْ تُحِبَّ لَهُ مَا تُحِبُّ لِنَفْسِکَ وَ تَکْرَهَ لَهُ مَا تَکْرَهُ لِنَفْسِکَ وَ الْحَقُّ الثَّانِی أَنْ تَجْتَنِبَ سَخَطَهُ وَ تَتَّبِعَ مَرْضَاتَهُ وَ تُطِیعَ أَمْرَهُ وَ الْحَقُّ الثَّالِثُ أَنْ تُعِینَهُ بِنَفْسِکَ وَ مَالِکَ وَ لِسَانِکَ وَ یَدِکَ وَ رِجْلِکَ وَ الْحَقُّ الرَّابِعُ أَنْ تَکُونَ عَیْنَهُ وَ دَلِیلَهُ وَ مِرْآتَهُ وَ الْحَقُّ الْخَامِسُ أَنْ لَا تَشْبَعَ وَ یَجُوعُ وَ لَا تَرْوَى وَ یَظْمَأُ وَ لَا تَلْبَسَ وَ یَعْرَى وَ الْحَقُّ السَّادِسُ أَنْ یَکُونَ لَکَ خَادِمٌ وَ لَیْسَ لِأَخِیکَ خَادِمٌ فَوَاجِبٌ أَنْ تَبْعَثَ خَادِمَکَ فَیَغْسِلَ ثِیَابَهُ وَ یَصْنَعَ طَعَامَهُ وَ یُمَهِّدَ فِرَاشَهُ وَ الْحَقُّ السَّابِعُ أَنْ تُبِرَّ قَسَمَهُ وَ تُجِیبَ دَعْوَتَهُ وَ تَعُودَ مَرِیضَهُ وَ تَشْهَدَ جَنَازَتَهُ وَ إِذَا عَلِمْتَ أَنَّ لَهُ حَاجَةً تُبَادِرُهُ إِلَى قَضَائِهَا وَ لَا تُلْجِئُهُ أَنْ یَسْأَلَکَهَا وَ لَکِنْ تُبَادِرُهُ مُبَادَرَةً فَإِذَا فَعَلْتَ ذَلِکَ وَصَلْتَ وَلَایَتَکَ بِوَلَایَتِهِ وَ وَلَایَتَهُ بِوَلَایَتِکَ»  

[4]Ibid, hal. 171. 

 «أَبُو عَلِیٍّ الْأَشْعَرِیُّ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الْجَبَّارِ عَنِ ابْنِ فَضَّالٍ عَنْ عَلِیِّ بْنِ عُقْبَةَ عَنْ أَبِی عَبْدِ اللَّهِ (ع) قَالَ لِلْمُسْلِمِ عَلَى أَخِیهِ الْمُسْلِمِ مِنَ الْحَقِّ أَنْ یُسَلِّمَ عَلَیْهِ إِذَا لَقِیَهُ وَ یَعُودَهُ إِذَا مَرِضَ وَ یَنْصَحَ لَهُ إِذَا غَابَ وَ یُسَمِّتَهُ إِذَا عَطَسَ وَ یُجِیبَهُ إِذَا دَعَاهُ وَ یَتْبَعَهُ إِذَا مَاتَ»

Kirim komentar