Doktrin Jihad Bersenjata atau Doktrin Kekhalifahan Saudi?

Doktrin Jihad Bersenjata atau Doktrin Kekhalifahan Saudi?

Sementara dunia sedang dihancurkan oleh aksi teroris yang dilakukan sekelompok ekstrimis Wahabi-Deobandi dari Boston sampai Woolwich dan dari Madrid sampai Kabul, sebuah usaha bersama sedang dibuat untuk menyembunyikan peran pusat  supremasi dan ideologi totaliterian yang sedang disebar oleh Arab saudi.  
 
Kerajaan Saudi bersama negara yang berada di bawah perlindungan pihak lain (seperti UAE, Qatar dan lainnya) merupakan sebuah episenter untuk memperluas ideologi supremasi ini dalam bentuk helaian Islam yang intoleransi dan mematikan, seperti ideologi Wahabi-Salafi. Di Asia Selatan dan Afganistan, sub sekte Deobandi sangat dekat dengan ideologi Saudi Wahabi.  
 
Semua usaha yang mengalihkan perhatian dari isu inti (seperti cita-cita Kekhalifahan Saudi Wahabi di seluruh dunia) akan setara dengan ketidakjujuran intelektual. Mereka yang melakukan pengaburan, sengaja atau tidak, telah terlibat dalam agenda Salafi Saudi.  
 
Arab Saudi telah menginvestasikan milyaran dolar dari Indonesia sampai Amerika Utara, dari Afrika Selatan sampai Scandinavia demi mempromosikan doktrin Wahabi-Salafinya dalam bentuk masjid-masjid, sekolah-sekolah, media-media, tim-tim pemikir dan kelompok-kelompok pengacara. Sebagai konsekwensi, dalam media mainstream global, ada sebuah koordinasi dan usaha sengaja untuk menyembunyikan, mengencerkan dan mengaburkan ideologi pelaku kekerasan Wahabi-Salafi. Usaha yang sama dilakukan untuk mengaburkan fakta bahwa teroris di Barat sebagaimana terdapat di negara-negara Muslim lain, pada dasarnya, adalah sebuah fenomena Wahabi-Deobandi.  
 
Kekerasan yang dilakukan sekte Muslim atau sub sekte lain sangat sedikit dan secara statistik tidak signifikan. Bagaimanapun juga, lobi Saudi dan propagandanya telah memompa jumlah tersebut untuk menyembunyikan kekerasan yang dimonopoli Wahabi-Deobandi. Sesungguhnya, Ahmadiyah tidak pernah membajak pesawat, Syiah Ismailiyah tidak membakar makam suci di Mali, dan sufi Sunni tidak membunuh tentara di Woolwich dengan begitu mengerikan. 
 
Taktik yang biasa dipakai beberapa jurnalis Barat tertentu yang cukup dihormati (seperti Declan Walsh dari New York Times, Sadanand Dhume dari Wall Street, dll) adalah melakukan generalisasi  dan menggambarkan militan Wahabi-Deobandi sebagai ekstremis Sunni. Di samping stereotipe yang berbahaya, taktik ini juga mengaburkan peran utama kerajaan Saudi Wahabi yang tidak hanya memberikan motivasi politik pada teroris tapi juga memberi mereka dukungan finansial dan moral.  
 
Taktik lain adalah menggunakan setengah kebenaran untuk menutupi ideologi rujukan di balik terorisme.  
 
Sebuah istilah yang digunakan oleh beberapa kelompok media mainstream adalah doktrin jihad bersenjata. Hal ini, sekali lagi, dilakukan untuk menyembunyikan identitas teroris wahabi-Deobandi. Teroris Wahabi-Deobandi dari Mali sampai Libya, dari Suriah sampai London dengan luas telah menggunakan ideologi jihad bersenjata ini untuk menjustifikasi dan mempromosikan agenda kekerasan. Bagaimana pun juga, doktrin jihad bersenjata adalah sebuah alasan yang tidak cukup dan tidak lengkap untuk menjelaskan terorisme Wahabi-Deobandi.  
 
Secara literal, jihad berarti perjuangan. Lalu bagaimana doktrin jihad bersenjata? Secara internal, kaum Muslim sendiri sangat menderita akibat ideologi ini. Ada banyak contoh bagaimana Wahabi-Deobandi menjustifikasi kekerasan melawan Sunni Barelvis, Syiah, Ahmadiyah dll. Jihad bersenjata bukan sebuah konsep homogen atau uniter. Dalam Islam, perjuangan dalam jiwa seseorang untuk memperbaiki moral merupakan jihad yang lebih besar.  
 
Sebaliknya, doktrin jihad bersenjata (jihad kecil) memiliki interpretasi dan perbedaan signifikan dalam berbagai sekte. Bukti ini termanifestasi dalam statistik terorisme dari Mali sampai Mumbai dan dari Islamabad sampai New York. Perhatikan angka Sunni Barelvi, Syiah dan Ahmadiyah yang terlibat dalam sebuah aksi teror dan bandingkan dengan angka teroris Wahabi-Deobandi, misalnya pemboman 9/11, Faishal Hehzad, Mayor Nadal Hasan, pembom Bali,teroris Madrid, pembom 7/7, penyerang Woolwich dan Boston, dll). 
 
Pada kenyataannya, cita-cita Kekhalifahan Wahabi yang totaliter dan mendunia merupakan akar utama penyebab kekerasan bermotif agama atas nama Islam. Itulah sebabnya, menunjukkan secara sederhana pengertian jihad bersenjata bukan hanya memberi gambaran tidak sempurna tapi juga menyembunyikan agenda Wahabi-Deobandi Takfiri. Menggunakan doktrin jihad bersenjata untuk menjelaskan kengerian aksi teroris, secara intelektual, berarti  kemalasan dan secara politik, tidak berguna.  
 
Saudi mensponsori militan Wahabi-Deobandi untuk mempromosikan agenda mereka dalam dua font berbeda tapi keduanya merupakan perangkat yang saling terhubung. Pada front internal, mereka berusaha menggunakan pengertian takfir (pemurtadan) untuk menekan dan menghapus semua muslim non Wahabi  dan non Deobandi seperti Sunni, syiah, Ahmadiyah, Alawi dsb. Pada front eksternal, mereka menggunakan pengertian jihad bersenjata Wahabi Salafi untuk mempromosikan agenda kekerasan mereka.  
Bagaimanapun juga, jihad bersenjata hanyalah sebuah perangkat bukan sasaran. Tiap orang yang mengecam perangkat tapi menyembunyikan identitas dan ideologi rujukan pelaku kejahatan adalah kenaifan atau kompromi intelektual. 
 
Juga, penting untuk mencatat bahwa Ikhwanul Muslimin di Mesir, al-Qaeda di Afganistan dan Irak, Taliban di Pakistan dan Afganistan, Front al-Nusra di Suriah, Sipah Sahab di Pakistan dll merupakan tempat gelap yang sama dari ideologi supremasi wahabi Salafi. Pengguna utama ideologi supremasi ini berusaha menciptakan pasangan artifisial antara Muslim dan non Muslim, sunni dan Syiah, karena itu mereka menjustifikasikan pembunuhan dan kekerasan.  
 
Jadi, menyatakan dengan mudah bahwa doktrin jihad bersenjata adalah sebab terorisme berarti meletakkan gerobak sebelum menyediakan kuda. Bahkan lebih buruk lagi, hal ini menyamarkan dan menyembunyikan agenda Saudi dan dengan sempurna mendorong dunia hari ini ke dalam cengkraman ideologi fasisnya. (Itimes)

Kirim komentar