Pemukiman Muslim Diserang, Satu Masjid Dibakar

Pemukiman Muslim Diserang, Satu Masjid Dibakar

Kepolisian Myanmar rabu (27/3) mengumumkan secara resmi sejumlah massa telah membakar sebuah masjid dan beberapa rumah di sebuah kota Negara tersebut. Aksi tersebut adalah kelanjutan dari pertikaian antar kelompok yang mengatasnamakan agama di Myanmar yang sampai saat ini telah tercatat 40-an nyawa melayang akibat bentrok fisik antar warga tersebut.

 

Disebutkan masjid yang dibakar sejumlah massa tersebut berada di kota Nattalin 150 kilo meter bagian utara kota Yangon, yang merupakan kota pusat perdagangan di Negara tersebut.

 

Seorang saksi mata dalam wawancaranya dengan media Perancis mengatakan, "Sekitar 200an orang tiba-tiba menyerang pemukiman kami pada malam hari, polisi tidak mampu mencegah mereka. Sehingga mereka kemudian secara beringas menyerang dan merusak rumah-rumah warga serta membakar sebuah masjid. Kemudian mereka pergi."

 

Kerusuhan serupa sebelumnya terjadi pekan lalu, sekitar 100 orang Budha, sebagian di antaranya para biksu, pada Kamis malam (20/3) membakar sejumlah masjid di Meiktila. Usai melakukan pembakaran, sebagian dari mereka pulang ke rumah dan sebagian lainnya berkeliaran di jalan-jalan membawa senjata, ujar Letkol Polisi Aung Min. Polisi mengerahkan sekitar 1.000 personil.

 

Kekerasan itu menyebar ke kota terdekat Win Twin, dimana sebuah masjid dibakar pada malam hari. Akibat kerusuhan itu, sekitar 1.000 orang muslim berlindung di sebuah stadion sepakbola. Meiktila adalah sebuah kota berpenduduk sekitar 100.000 jiwa dan 30 persen di antaranya beragama Islam.

 

Pihak kepolisian dan pemerintah setempat Myanmar mengaku telah berusaha keras mencegah dan menghindari agar serangan-serangan tersebut tidak terjadi. Mereka menyebutkan pihak keamanan telah memberlakukan jam malam di empat kota yang disinyalir rawan terjadi bentrokan. Presiden Myanmar Thein Sein  bahkan mengumumkan keadaan darurat di empat kota kecil menyusul kerusuhan etnis sejak pekan lalu yang menewaskan 20 orang dan kerusuhan menyebar ke wilayah lain.

 

Meskipun pemerintah Myanmar menyebut bahwa kerusuhan dan bentrokan warga yang terjadi bukanlah dipicu oleh unsur perbedaan agama dan kepercayaan, namun sejak tahun lalu sampai saat ini bentrokan antara umat Budha dan kaum muslimin di Myanmar tidak terhindari dan telah menelan banyak korban khususnya dari kalangan warga muslim yang tanpa perlindungan. Dari serangkaian penyerangan massal dari kelompok ekstrimis Budha yang juga mendapat dukungan dari para biksu sekurang-kurangnya telah menelan korban jiwa 180 warga muslim Rohingya dan lebih dari 110 ribu warga muslim Myanmar kehilangan tempat tinggal dan tanpa kejelasan nasib.

 

Orang muslim di Myanmar, kebanyakan keturunan India, Cina, dan Banglades, mewakili sekitar empat persen dari 60 juta penduduk. Orang muslim masuk ke Myanmar sebagai pekerja paksa dari India, yang diperintah koloni Inggris, dan berakhir pada 1948. Namun mereka tak pernah berintegrasi penuh dengan masyarakat.

Kirim komentar