AS Setengah Hati Meninggalkan 'Jajahan'

AS Setengah Hati Meninggalkan 'Jajahan'

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel mengatakan, Gedung Putih belum memutuskan berapa banyak tentara yang akan menetap di Afghanistan setelah 2014.

 

Hagel membuat pernyataan di Kabul pada hari Jumat (8/3) selama perjalanan pertamanya ke negara itu sebagai kepala Pentagon.

 

Dia menambahkan bahwa AS dan sekutu-sekutunya masih berperang di Afghanistan dan ada banyak tantangan di depan ketika NATO menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Afghanistan.

 

"Transisi itu harus dilakukan dengan benar, itu harus dilakukan dalam kemitraan dengan Afghanistan dan sekutu-sekutu kami," ujar Hagel.

 

AS saat ini menempatkan 66.000 tentara di Afghanistan, turun dari sekitar 100.000 pada tahun 2010. Paman Sam telah mengumumkan rencana untuk memangkas jumlah pasukannya di Afghanistan menjadi sekitar 32.000 pada awal tahun 2014.

 

Perang berkepanjangan di Afghanistan mendorong para pejabat tinggi Washington untuk mengurangi jumlah pasukan di negara itu. Presiden Barack Obama sedang berada di bawah tekanan publik untuk segera memulangkan pasukan AS dari Afghanistan.

 

Meski demikian, ada sinyal yang menunjukkan bahwa AS ingin menetap di Afghanistan setelah tahun 2014. Di Irak, AS tampaknya telah melaksanakan janjinya untuk keluar dari negara itu, tapi mereka mempertahankan ribuan diplomat dan pasukannya di Kedutaan Besar AS di Baghdad dan sekitar 13 ribu tentara AS juga tinggal di Irak dengan alasan memberi pelatihan.

 

AS sekarang gencar membangun opini publik tentang penarikan pasukan dari Afghanistan dan kemudian mempertahankan tentaranya dalam jumlah besar di negara itu dengan berbagai misi.

 

Misi-misi tersebut antara lain, pelatihan pasukan Afghanistan, bantuan untuk proses rekonstruksi di wilayah-wilayah perang, perang melawan bahaya terorisme, dan bahkan partisipasi untuk memerangi narkotika.

 

Dengan alasan itu, AS sepertinya akan mempertahankan ribuan pasukannya di wilayah perang dan memaksa para pembayar pajar Amerika untuk menanggung biaya besar perang berkepanjangan itu.

 

Kehadiran jangka panjang pasukan AS di Afghanistan juga dinilai akan menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas regional. Pengalaman kontemporer di negara-negara, seperti Jerman dan Jepang menunjukkan bahwa kehadiran pasukan asing di negara manapun akan melanggar kedaulatan negara tersebut dan menciptakan berbagai masalah.

 

AS juga beralasan Afghanistan dan Pakistan telah menjadi basis pertumbuhan terorisme dan penarikan penuh dari negara tersebut akan kembali memperkuat jaringan Taliban dan Al Qaeda. (IRIB Indonesia)

Kirim komentar