Hizbullah: Israel Derita Krisis Kepemimpinan
Sekretaris Jenderal kelompok perlawanan Hizbullah mengatakan hasil
” Kemenangan Piris: Kemenangan Piris adalah suatu kemenangan yang diraih dengan mengalami kerugian yang besar. Implikasinya adalah bahwa kemenangan berikutnya yang seperti itu akan membawa menuju kekalahan. Isilah ini berasal dari nama Raja Pirros dari Epiros, yang pasukannya menderita kerugian yang sangat berat setelah mengalahkan Romawi dalam Pertempuran Herakleia pada 280 SM dan Pertempuran Asculum pada 279 SM selama Perang Pirros. Dalam kedua kemenangan Pirros tersebut, pihak Romawi menderita kerugian yang lebih besar dibanding yang dialami oleh pasukan Pirros. Namun Romawi mmeiliki suplai prajurit yang jauh lebih banyak, sehingga kekalahan tersebut tidak terlalu berpengaruh pada Romawi. Istilah ini juga kerap digunakan sebagai analogi di dunia bisnis, politik, dan olahraga untuk mendeskripsikan perjuangan yang membuahkan hasil namun menghancurkan pihak yang menang. “
pemilu parlemen terakhir di Israel menunjukkan bahwa rezim itu tengah menderita krirs kepemimpinan politik yang sangat serius.
"Hasil pemilu di Israel menunjukkan kemunduran partai yang didirikan dan kepemimpinnya, seperti partai Likud," Sayyid Hassan Nasrullah mengatakan dalam pidato yang disiarkan di saluran TV Al-Manar pada hari Jumat (25/1/13).
Sebelumnya, sebuah jajak pendapat menunjukkan blok partai Perdana Menteri Benjamin Netanyahu (Likud) dengan partai Liebermen (Beitenu) dan sekutu mereka akan menang tipis dalam pemilu Israel. Koalisi sayap kanan hanya akan meraih 31 kursi dan kehilangan 1/4 kursi di Knesset.
Nasrullah mengatakan bahwa tidak ada pihak yang mampu menang dengan telak, "sebagaimana yang diharpakan Netanyahu untuk memimpin Israel."
Dia menambahkan bahwa hasil pemilu menunjukkan telah terjadi "krisis baru kepemimpinan politik, krisis partai dan krisis kepercayaan" dalam kabinet baru Israel.
Partai berhaluan baru, Yesh Atid (Masa Depan Membentang), yang dipimpin oleh wartawan yang berubah profesi menjadi politisi, Yair Lapid, memenangkan 19 kursi. Diikuti partai tenaga kerja yang berhaluan kiri dengan 15 kursi.
Pada akhirnya, blok sayap kanan memenangkan 61 dari 120 kursi Knesset, sedangkan 59 kursi diperoleh oleh sayap kiri.
Setelah pemilu, Netanyahu berjanji untuk merangkul pihak lain untuk membentuk sebuah koalisi besar. "Besok kita mulai."
"Kemenangan Netanyahu adalah kemenangan Piris. Tidak jelas apakah dia akan tetap menjadi perdana menteri berikutnya," kata analis politik Israel Yaron Ezrahi Rabu (23/1/13). "Netanyahu akan menghadapi kesulitan dalam membangun koalisi yang layak," tambahnya.
Ezrahi mengatakan dia yakin pemerintah Israel mendatang hanya akan berkuasa selama 18 bulan(Islamtimes)
Kirim komentar