Dubes Indonesia: "Campur Tangan AS di Kawasan, Menambah Masalah"

Duta Besar Indonesia untuk Tehran Dian Wirengjurit menyuarakan keprihatinan negaranya mengenai campur tangan arogansi Amerika Serikat kawasan Asia Tenggara, dan memperingatkan bahwa campur tangan Washington tersebut hanya menambah masalah di wilayah ini.

Utusan Indonesia untuk Iran ini pada hari Rabu, 26/12/12 mengatakan bahwa pemerintah percaya negara-negara Asia Tenggara, yang terlibat dalam sengketa teritorial, dapat menyelesaikan masalah mereka sendiri sendiri, dan kehadiran AS di kawasan itu hanya masalah mereka memburuk.

"Campur tangan AS tidak memecahkan perselisihan teritorial di wilayah ini, bahkan sebaliknya, kehadiran kekuatan asing hanya mengintensifkan ketegangan," kata Dian.

Dian lebih lanjut mencatat bahwa klaim atas kepemilikan Laut Cina Selatan telah mendorong Cina dan Taiwan untuk meningkatkan klaim teritorial yang sama di daerah yang sama, dan menambahkan bahwa hal ini telah menghasut AS, saingan utama Cina, untuk mencampuri urusan daerah ini.

Sejumlah negara saling berebut wilayah di Laut Cina Selatan selama berabad-abad namun ketegangan baru-baru ini menimbulkan kekhawatiran kawasan ini dapat menjadi pemicu perang dengan dampak global

Cina mengklaim sebagian besar kawasan ini -terbentang ratusan mil dari selatan sampai timur di Propinsi Hainan. Beijing mengatakan hak mereka atas kawasan itu bermula dari 2.000 tahun lalu dan kawasan Paracel dan Spratly merupakan bagian dari bangsa Cina.

Tahun 1947, Cina mengeluarkan peta yang merinci klaim kedaulatan negara itu. Peta itu menunjukkan dua rangkaian pulau yang masuk dalam wilayah mereka. Klaim itu juga diangkat Taiwan, yang masih dianggap Cina sebagai provinsinya yang membangkang.

Vietnam menyanggah klaim Cina dengan mengatakan Beijing tidak pernah mengklaim kedaulatan atas kepulauan itu sampai tahun 1940-an dan mengatakan dua kepulauah itu masuk dalam wilayah mereka.

Selain itu Vietnam juga mengatakan mereka menguasasi Paracel dan Spratly sejak abad ke-17, dan memiliki dokumen sebagai bukti.

Negara lain yang mengklaim adalah Filipina, yang mengangkat kedekatan secara geografis ke kepualauan Spratly sebagai landasan klaim sebagian kepulauan itu


Sumber : Islam Times

Kirim komentar