Bagaimana Bisa Menjadi Polisi Dunia Jika Keamanan bagi Warga Sendiri Tidak Ada?
Menurut Kantor Berita ABNA, salah seoarng ulama marja taqlid, Ayatullah Nuri Hamadani hafizahullah dalam pertemuannya dengan para petinggi militer Republik Islam Iran beserta staffnya mengatakan, "Demi beberapa pelajar, para pejabat Amerika Serikat turun untuk mempertontonkan tangisan palsu, dan air mata buaya pun mengalir. Namun mereka pasti tahu, publik mengerti bedanya tangisan palsu dengan tangisan yang sebenarnya. Ini disebabkan nyawa anak-anak di Afghanistan, Iraq, Bahrain dan Suriah tidak ada harganya bagi AS dan Barat."
"Bagaimana mungkin Negara yang tidak menjaga keamanan dan keselamatan warganya dari tindakan kekerasan dan pembunuhan berhasrat untuk menjadi polisi dunia dan menjanjikan keamanan bagi masyarakat dunia?". Tegasnya.
Dalam penyampaian lainnya beliau mengingatkan tentang nikmat Islam dan berkata, "Salah satu perkara yang ditegaskan oleh al-Qur'an dan dimuliakan ialah mensyukuri nikmat Allah dimana al-Qur'an telah menekankannya sebanyak 73 kali."
Mengenai ayat-ayat al-Qur'an yang menjelaskan tentang kesyukuran nikmat, beliau menegaskan, "Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik ciptaan, mempunyai kemuliaan, dimana lautan, darat, bulan dan matahari diciptakan untuk mereka. Selain itu manusia juga diberi kelebihan diatas makhluk Allah yang lain."
"Setiap manusia hendaklah menyempatkan waktu untuk mengenal nikmat-nikmat istimewa yang mereka miliki. Berdasarkan sabda Imam Sodiq As, karunia tertinggi untuk umat manusia adalah Wilayah Ahlul Bait dan ajaran-ajaran mereka." Lanjutnya.
"Pemerintahan, wilayah dan imamah merupakan persoalan penting yang perlu kita sama-sama kenal," tambah ulama kharismatik tersebut.
Mengenai nikmat Wilayatul Faqih di Iran, beliau mengulas, "Sejak Wilayatul Faqih muncul dan bentuk kerajaan feodal dihapuskan, banyak nikmat-nikmat yang melimpah untuk rakyat dan negara."
Ayatullah Nuri Hamdani turut menceritakan keadaan Iran dibawah dominasi Amerika selama puluhan tahun. Namun setelah kemenangan revolusi Islam, kuasa angkuh dan penjajahan di negara ini telah tersingkir. "Negara Republik Islam Iran insya Allah akan mulia dan jaya, selama kita tetap mengikuti jalannya para Imam," jelas beliau.
sumber : Abna indonesia
Kirim komentar