48 Tahanan Palestina Didera Kelaparan di Penjara Israel


Sejumlah 48 tahanan Palestina mengalami kelaparan karena mogok makan selama berhari-hari di penjara Israel di kawasan pendudukan.

Berdasarkan informasi dari pemerintah Palestina yang dirilis di hari Sabtu, “Empat puluh delapan tahanan melakukan aksi mogok makan dalam rangka solidaritas terhadap Bilal Kayed dan dua bersaudara Mohammed dan Mahmud Balbul.” Namun, penyataan ini tidak menjelaskan secara spesifik berapa lama para tahanan ini tidak makan.

Kayed adalah anggota dari organisasi Front Pembebasan Palestina (PFLP). Ia ditahan sejak tahun 2002 selama 14 tahun. Di hari di mana ia seharusnya dibebaskan pada tanggal 13 Juni, Tel Aviv memutuskan untuk memperpanjang masa penahanannya selama 6 bulan tanpa alasan di bawah peraturan penahanan administratif.

Dalam protes terhadap peraturan tersebut, Kayed melakukan aksi mogok makan. Kesehatannya semakin memburuk dalam 40 hari terakhir. Kini, ia sedang dirawat di rumah sakit Israel di kota Ashkelon.

Babul bersaudara, yang telah ditahan di penjara Israel sejak 9 Juni juga ikut malakukan aksi itu. Begitu pula dengan Muhammad dan Mahmud yang harus menjalani 5 bulan tambahan.

Organisasi Tahanan Palestina (PPS) menyatakan, aksi mogok makan ini akan menekan rezim Israel untuk mengakhiri peraturan penahanan administratif yang melanggar hukum internasional.

Lebih dari 2.500 warga Palestina menjadi tahanan di penjara Israel. Tujuh ribu di antaranya telah di dipenjara di bawah peraturan penahanan administratif. Bahkan ada beberapa yang diperpanjang masa penahanannya sampai 7 tahun.

Kirim komentar