Gerakan Isis Pas Sesuai Keinginan Israel dan AS

 

Sekjen Hizbullah Lebanon Hassan Nasrallah menegaskan bahwa kelompok teroris takfiri Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) merupakan gerombolan yang menjadi alat kepentingan Amerika Serikat (AS) untuk mengembalikan hegemoni militernya di kawasan Timteng dan membasmi spirit muqamawah (resistensi) terhadap Zionisme. Demikian dilaporkan al-Alam, Kamis (11/5).

Dalam kata sambutannya pada acara mengenai duka cita muqawamah Islam dia menjelaskan bahwa problematika AS belakangan ini bermula dari Yaman setelah negara ini menjelma menjadi satu kekuatan baru di Timteng, sehingga AS yang sudah tersingkirkan dari Irak lantas kembali ke Timteng dengan dalih memerangi ISIS, kemudian membuat perencanaan untuk bercokol di Suriah yang juga dengan dalih kontra-ISIS.

“Dengan demikian, ISIS adalah sarana untuk melayani tujuan AS dan kembalinya militer AS secara langsung dan dengan pengendalian dan dominasi,” ungkapnya.

Dia menambahkan, “Mereka bukan hanya bermaksud menghancurkan Hizbullah melalui ISIS. Organisasi ini didatangkan bahkan untuk memerangi Republik Islam Iran dan melakukan perubahan di Irak dan terhadap pemerintahan yang resisten di Suriah.  Mereka ingin ISIS berada di perbatasan timur dan barat  Iran dan bahkan di dalamnya jika mereka mampu. Rezim Saudi juga bekerja untuk tujuan ini. Mereka dulu juga menginginkan ISIS menjangkau kawasan Arsal hingga mencapai kawasan pantai.”

Menurut Nasrallah, problema AS adalah gerakan muqawamah di Lebanon dan Palestina, lalu AS dan kaum Zionis menggunakan lagi para takfiri untuk mengganyang Iran, Suriah dan kubu muqawamah secara umum, sebagaimana dulu mereka menggunakan para takfiri untuk memerangi Uni Soviet.
Sekjen Hizbullah menyebutkan Jenderal purn. AS Wesley Kanne Clark yang pernah menjadi komandan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam wawancara dengan CNN mengakui bahwa AS dan para sekutunyalah yang menciptakan dan mendanai  ISIS hingga ratusan juta USD untuk memerangi Hizbullah.

Namun demikian, Nasrallah memastikan bahwa agenda kotor AS di Irak, Suriah, Iran, Lebanon dan Yaman sampai sekarang tetap kandas berkat kegigihan kubu muqawamah.

Sekjen Hizbullah menegaskan bahwa media-media Arab yang dikendalikan oleh dana Saudi jelas tidak bersedia mengutip dan melansir pengakuan-pengakuan demikian dari para tokoh dan petinggi Barat.

“Tapi kami semua terus meneropong orang yang memerangi kami. Para mujahidin muqawamah berhasil menggagalkan proyek dan tujuan AS di Yaman, Suriah, Irak dan Lebanon, “ tuturnya.

Menyinggung eksalasi serangan teror mematikan di Irak belakangan ini, Nasrallah mengingatkan problema di negara ini bukanlah isu Sunni dan Syiah, melainkan adanya kelompok-kelompok takfiri yang datang untuk menghancurkan spirit perjuangan yang sudah terwujud di Timteng.
Dia menegaskan bahwa di kawasan ini ada beberapa negara dan bangsa yang gigih dan tak berhenti berjuang untuk membuyarkan agenda AS dengan cara merontokkan segala sesuatu yang menjadi alat bagi AS

 

sumber liputan islam

Kirim komentar