Global Research Bongkar Distorsi Media AS Soal Perang di Aleppo


Lembaga Centre for Research on Globalization (CRG) membongkar tendensi media AS terhadap Pasukan Arab Suriah (SAA) dan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan adanya distorsi fakta-fakta pertempuran di Aleppo.

Sebagaimana dikutip al-Alam, CRG dalam laporannya yang dirilis Minggu (3/5) menyebutkan bahwa klaim-klaim tendensius membayangi perang di Aleppo antara SAA dan sekutunya di satu pihak dan kelompok-kelompok militan yang didukung Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) serta kelompok-kelompok teroris Jabhah al-Nusra, Jaish al-Islam, Ahrar Sham, dan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di pihak lain.

CRG menjelaskan bahwa kelompok-kelompok bersenjata telah mengirim ratusan mortir ke Aleppo sehingga menimbulkan reaksi dari SAA yang kemudian oleh media AS dilaporkan mengancam warga sipil di sana.

Menurut CRG, dalam berpihak kepada sebagian milisi di Suriah pemerintah AS sengaja mengandalkan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dengan tujuan menebar propaganda bahwa SAA tidak berbuat apapun kecuali menyerang warga sipil.  Contohnya adalah LSM  “White Helmets” (Helm Putih) atau dinas pertahanan sipil Suriah yang terhitung sebagai sumber utama penggalangan propaganda secara kontinyu bahwa jet-jet tempur Suriah dan Rusia menjadikan rumah sakit sebagai sasaran. (Baca: Siapa yang Mengebom RS Al Quds, Aleppo? )

Menurut CRG, White Helmets pada dasarnya adalah lembaga buatan AS yang dipimpin oleh eks tentara Inggris James Le Mesurier dengan dana patungan AS dengan Jabhah al-Nusra yang merupakan cabang jaringan teroris al-Qaeda di Suriah dan Irak.

White Helmets selalu memberikan gambaran bahwa serangan terhadap sarang-sarang Jabhah al-Nusra sebagai serangan terhadap warga sipil, rumah sakit, atau para petugas kesehatan dan ambulan.

CRG juga menyebutkan pengakuan Kepala Staf Gabungan AS Jendral Martin Dempsey dan Wakil Presiden AS Joe Biden mengenai adanya kerjasama beberapa negara sekutu AS, termasuk Qatar dan Turki, dengan organisasi-organisasi teroris dan pendanaan secara rahasia oleh negara-negara itu untuk proyek penggulingan Bashar al-Assad.

Kirim komentar