Jejak-Jejak Nabi Adam di Nusantara (1)
Oleh: Sofia Abdullah
Allah SWT dalam al Qur’an surat Al Baqarah ayat 30, berfirman kepada para malaikat bahwa Allah SWT hendak menjadikan khalifah di bumi. Khalifah memiliki arti pengganti, pemimpin, penguasa yaitu makhluk yang akan menggantikan makhluk sebelumnya sebagai penguasa bumi yaitu dari golongan jin [1] yang telah melakukan perusakan di muka bumi.
Jelas dalam ayat 2:30 di atas Allah SWT akan menciptakan Khalifah di bumi yaitu Adam as. Adam as diciptakan Allah SWT dan bertempat tinggal di surganya Allah SWT yang ada di bumi. Seperti yang dijelaskan dalam hadits mutawattir yang diriwayatkan oleh Imam Ja’far as Shadiq dari ayahnya Imam Muhammad al Baqir, dari ayahnya Imam Ali Zainal Abidin, dari ayahnya Imam Hussain as, dari Rasulullah saw, bahwa Adam a.s. diciptakan Allah SWT dan ditempatkan di surga-Nya Allah yang ada di bumi. Bila surga Adam a.s. adalah surga yang abadi atau surga khuld, niscaya Adam a.s. tidak akan pernah turun ke bumi karena sifatnya yang kekal dan hanya diperuntukkan bagi makhluk Allah SWT setelah hari kebangkitan. Bumi tempat nabi Adam tinggal dikatakan surga karena keindahan alamnya dan segala kebutuhan yang dapat tercukupi di dalam surga-Nya yang ada di bumi tersebut.
Sekelompok ulama mengatakan surganya nabi Adam a.s. ini sebagai ‘Kebun Surga’ atau ‘al Jannah’ yang ada di bumi, karena ketika Adam a.s. melanggar perintah Allah SWT dengan memakan buah Khuldi, Allah SWT menggunakan kata ‘hubuth’ yang berarti perpindahan dari suatu negeri ke negeri yang lain, seperti dalam firman Allah SWT dalam Qs 2:61; “Ihbithu mishran” (pergilah kamu ke suatu kota).[2]
Peta kuno tahun 1109M yang bertema “Garden in the East” berbahasa Arab dan Spanyol dibuat berdasarkan literatur dan kitab-kitab kuno tentang lokasi Taman Surganya nabi Adam dan Siti Hawa di bagian timur bumi.
Peta kuno tahun 1109 M yang bertema “Garden in the East” berbahasa Arab dan Spanyol dibuat berdasarkan literatur dan kitab-kitab kuno tentang lokasi Taman Surganya nabi Adam dan Siti Hawa di bagian timur bumi.
peta versi berwarna
peta versi berwarna
Berdasarkan perhitungan waktu yang diambil dari periodisasi dan kronologi peristiwa kejadian manusia yang diambil dari kitab-kitab agama-agama di dunia, jarak penciptaan Adam a.s. dengan masa kita sekarang kurang lebih 12000 tahun [3]. Allah SWT kemudian menciptakan Siti Hawa dan menikahkan nabi Adam dengan Siti Hawa untuk memenuhi bumi dengan keturunan mereka. Sesuai dengan firman Allah SWT, yaitu tujuan penciptaan Adam di muka bumi sebagai khalifah di bumi, sebagai nenek moyang manusia.
Selama di surganya-Allah yang ada di bumi ini, Nabi Adam a.s. bebas melakukan apapun dan menikmati apapun yang telah Allah sediakan, kecuali satu, yaitu dilarang memakan buah dari pohon khuldi (khuldi dari kata khulud, artinya keabadian). Karena bujukan setan [4], Nabi Adam dan Siti Hawa pun melanggar larangan Allah.
Akibatnya Allah mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga, Adam dikeluarkan (terusir) dari surga dan dibuang ke suatu daerah di India yg sekarang bernama Srilangka [5], di daerah ini pulalah terdapat peninggalan beliau berupa jejak kaki yang terawetkan dalam bentuk fosil. Jejak kaki ini kini berada di pegunungan Srilangka yang diberi nama sesuai nama beliau a.s., Adam’s Peak.
Adam’s Peak, Sri Langka, jejak kaki ini terdapat di dalam kuil di atas punak gunung SriPada, SriLangka, nama Sripada sendiri berarti Jejak Kaki Suci. Tempat ini dijadikan sebagai objek wisata religi bagi agama-agama besar didunia, agama Islam, Kristen dan Yahudi meyakini bahwa jejak kaki raksasa ini adalah jejak kaki Adam as, sebagai tempat pertama ketika dikeluarkan dari Surga yang ada di bumi, umat meyakini bahwa jejak kaki tersebut adalah jejak kaki Budha, dan bagi umat Hindu jejak kaki ini diyakini sebagai jejak kaki Shiwa.
bersambung
Kirim komentar