Ansarullah Jadi Kirim Utusan Untuk Perundingan Damai di Kuwait

Ansarullah-300x168

 Kelompok Ansarullah (Houthi) di Yaman menyatakan delegasinya akan bertolak ke Kuwait untuk mengikuti perundingan damai Yaman yang sudah dua hari tertunda. Hal ini dinyatakan oleh Mahdi al-Mashat, direktur kantor pemimpin Ansarullah, Abdul Malik al-Houthi, melalui halaman Facebooknya pada Selasa malam (19/4).

“Usai Dhuhur besok (Rabu, 20/4), kami berangkat (ke Kuwait), insya Allah, dan dan kami akan senantiasa bersama aspirasi dan perhatian anak-anak bangsa dalam segala sesuatu yang dapat mewujudkan kehormatan, kemerdekaan dan kebebasan,” tulis al-Mashat, tanpa memberikan keterangan lebih lanjut, sebagaimana dilansir Anadolu.

Menurut Anadolu, al-Mashat tak menyebutkan alasan Ansarullah jadi mengeikuti perundingan Kuwait, namun sumber-sumber Houthi lain mengaku telah mendapatkan jaminan dari PBB soal penghentian serangan udara oleh pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Laporan lain dari channel al-Masirah milik Ansarullah menyebutkan bahwa juru bicara resmi Ansarullah Saleh Samad menyatakan pihaknya bersedia mengikuti perundingan damai di Kuwait karena berkomitmen kepada PBB dan beberapa duta besar negara sahabat demi penegakan gencata senjata dan karena sudah ada kesepakatan mengenai agenda yang diprioritaskan dalam perundingan.

“Kesepakatan untuk mengikuti perundingan Kuwait diambil setelah ada penekanan dari utusan khusus PBB dan beberapa duta besar atas pengutamaan penegakan gencatan senjata sebagai langkah prinsipal, dan atas keharusan memasuki perundingan yang disepakati oleh semua pihak sesuai agendanya di meja perundingan,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa Ansarullah juga berkomitmen kepada keinginan rakyat untuk menyudahi penderitaan namun dengan tetap mempertahankan kedaulatan, kemerdekaan, kehormataan dan kesetiaan mereka kepada orang-orang yang berkorban.

Perundingan damai di Kuwait seharusnya digelar sejak Senin lalu (18/4), namun tertunda karena Ansarullah dan Partai Kongres Rakyat pimpinan mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh masih menahan delegasinya di Sanaa, ibu kota Yaman. Keduanya menyatakan siap mengikuti perundingan itu tapi dengan syarat gencatan senjata diterapkan sepenuhnya dan tidak dilanggar oleh serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi. Selain itu keduanya juga menuntut supaya agenda perundingan yang digagas PBB dikoreksi

Kirim komentar