TERUNGKAP!! Efek Buruk Berbohong Terhadap Kesehatan
Tidak satu pun orang di dunia ini yang suka jika di bohongi. Namun faktanya sebagian besar dari kita justru sering berbohong. Sebuah studi di Amerika menyebutkan, sebagian besar orang disana akan berbohong sebanyak 11 kali seminggu. Atau satu sampai dua kali kebohongan dalam sehari. Bagaimana dengan kita di Indonesia…?. Kita sepakat bahwa berbohong adalah sebuah kesalahan dan dosa, baik dari sisi moral maupun agama. Tapi sudah tahukah kita ?. Berbohong juga bisa menyakitkan ?. Adakah efek buruk berbohong terhadap kesehatan ?.
Mengapa kita berbohong ?
Secara psikologis, “ Seseorang akan berbohong dikarenakan rasa takut terhadap akibat buruk yang ia perkirakan akan terjadi, bila berkata jujur “
Berbohong adalah jalan yang seseorang pilih untuk menghindarkan dirinya dari bahaya.
Contohnya berbohong untuk menghindari kemarahan dari atasan. Saat tugas dari atasan belum selesai dikerjakan.Kebanyakan karyawan akan memilih jalan berbohong untuk menghindarkan dirinya dari kemarahan atau sanksi dari Si Bos.
“Berbohong juga jalan yang kerapa kali dipilih orang untuk menutupi ketidaktahuan akan sesuatu. Dengan tujuan agar ia tidak terlihat bodoh dihadapan orang lain.”
A : “ Kamu pernah ke Singapur belum ?? “
B : ” Ya pernahlah, Aku udah tiga kali kesana? . “
“ Yang paling Ku suka dari Singapur itu Menara Kembar Petronasnya “
A : ???????
Lalu benarkah ada efek buruk berbohong bagi kesehatan ?
Dengan berbohong, kita sebenarnya telah menempatkan diri sendiri dalam bahaya yang lebih besar. Berbohong dari segi kesehatan sama saja dengan menempatkan diri kita dalam stres.
Saat berkata jujur kita cendrung bertindak secara “ alami “ tanpa dibuat-buat. Otak kita tinggal memanggil kembali memori yang sudah ada. Dan kita tidak akan terbebani oleh apapun setelah berkata jujur. Namun berbeda situasinya saat kita berbohong. Dengan berbohong otak kita “ dipaksa “ menciptakan hal baru dan mengingkari memori ingatannya sendiri. Otak kita juga dipaksa bekerja lebih keras untuk menjaga fakta baru yang dikatakan saat berbohong. Otak akan memikirkan berbagai alasan agar kebohongan tidak diketahui orang lain.
Sekali lagi, dengan berbohong berarti kita menempatkan diri kita dalam situasi stres. Otak akan menilai bahwa tubuh berada dalam posisi bahaya saat berbohong. Sebagai akibatnya, hormon stres yaitu hormon kortisol akan dikeluarkan.
Menurut Arthur Markman, Ph.D., executive editor of the journal Cognitive Science. Ada beberapa tahapan stres yang akan terjadi saat seseorang berbohong.
1 menit pertama
Di satu menit pertama ini, stres yang diakibatkan oleh berbohong. Akan menyebabkan hormon kortisol dikeluarkan lebih banyak, sebagai respon tubuh terhadap stres. Jadi otak menganggap tubuh sedang berada dalam keadaan bahaya saat berbohong. Sehingga hormon kortisol akan dikeluarkan sebagai respon untuk mempertahankan diri dari bahaya.
Akibat yang dirasakan adalah denyut jantung akan meningkat, pupil dimata akan melebar dan kita akan mulai berkeringat. Perubahan inilah yang akan ditangkap oleh alat pendeteksi kebohongan. Sehingga alat pendeteksi kebohongan bisa menilai seseorang berbohong atau tidak.
5 menit
5 menit berikutnya, otak akan mendapat beban yang berat. Otak dipaksa bekerja keras mempertahankan kebohongan. Otak harus bekerja keras membedakan antara fakta yang sebenarnya terjadi dengan kebohongan yang kita katakan pada orang lain.
Akibatnya, kemampuan otak untuk membuat keputusan akan mulai terganggu.
10 menit
Setelah 10 menit berbohong, emosi seseorang akan mulai terpengaruh. Orang yang berbohong akan mudah marah, terutama terhadap orang yang menjadi korban kebohongannya. Biasanya sekarang orang yang berbohong akan bimbang. Apakah akan mengatakan fakta yang sebenarnya atau tetap mempertahankan kebohongan.
Setelah 30 menit
Setelah setengah jam berbohong, hormon stres yang semakin meningkat akan membuat kita merasakan perasaan khawatir. Khawatir akan akibat jika kebohongan kita terungkap. Kita akan mulai mengutuk orang yang kita bohongi. Atau sebaliknya, kita akan cendrung bersikap lebih baik pada orang yang jadi korban kebohongan kita. Sebagai akibat rasa bersalah karena telah membohonginya.
Setelah 24 jam
Satu hari sudah kita berbohong. Dan seseorang yang sudah berbohong selama ini, akan cendrung mempertahankan kebohongannya.
Setelah 72 jam
Setelah 3 hari mempertahankan kebohongan, seseorang akan menderita kecemasan yang “kronis”. Hormon kortisol yang selalu tinggi 3 hari ini sudah mempengaruhi kemampuan otak untuk berpikir jernih. Sistem imun tubuh juga akan mulai melemah. Sehingga orang yang sering berbohong akan mudah terserang penyakit.
efek-buruk-berbohongImage courtesy of Praisaeng at FreeDigitalPhotos
Banyak sudah penelitian membuktikan berbohong tidak baik bagi kesehatan jiwa dan tubuh kita. Beberapa penyakit yang mungkin timbul akibat suka berbohong diantaranya.
Stres
Seperti dijelaskan diatas, berbohong akan menempatkan tubuh kita ke dalam posisi stres yang berkepanjangan. Stres akan tetap ada hingga kita bisa berkata jujur.
Tekanan darah tinggi
Saat berbohong, selain hormon kortiosl yang meningkat. Juga dapat meningkatkan kadar hormon adrenalin. Hormon ini diketahui dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah.
Gampang sakit karena sistem imun yang turun
Hormon kortisol yang terus menerus tinggi akan menekan sistem imun. Sistem pertahan tubuh yang melemah akan memudahkan infeksi kuman. Sehingga orang yang suka berbohong, cendrung gampang sakit.
Sakit kepala dan nyeri pinggang
Stres diketahui memiliki efek terhadap otot di tubuh kita. Saat berbohong, otot di seluruh tubuh akan cendrung menegang. Dan ketegangan otot inilah yang dirasakan sebagai sakit kepala atau nyeri pingggang.
“ Orang yang berbohong akan cendrung berbohong lagi. “
Sekali kita berbohong, kita akan cendrung membuat kebohongan lain untuk mempertahankan kebohongan kita yang pertama. Dan siklus ini tidak akan berhenti hingga kita berkata jujur.
Studi pun membuktikan. Baik kebohongan kecil seperti berbohong masakan yang tidak enak kita bilang enak. Atau kebohongan besar seperti menipu orang lain hingga habis harta bendanya. Tetap sama buruknya terhadap kesehatan. Para peneliti tidak menemukan perbedaan efek terhadap kesehatan tubuh. Baik itu kebohongan kecil atau besar.
“ Jadi sekecil apapun kebohongan tetap berbahaya bagi tubuh. “
Berkata-jujur-sangat-baik-untuk-kesehatan.Image courtesy of winnond at FreeDigitalPhotos
Berkata jujur sangat baik untuk kesehatan. ini buktinya…
Anita Kelly, psychology professor di University of Notre Dame Indiana melakukan sebuah penelitian. Ia meneliti 110 orang dewasa selama 10 minggu. Ia membagi 110 orang ini menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diminta untuk selalu berkata jujur selama 10 minggu. Sedangkan kelompok kedua tidak diberikan instruksi yang khusus. Kelompok kedua ini diberi kebebasan untuk berbohong atau berkata jujur selama penelitian.
Setiap satu minggu sekali semua orang yang diteliti diberikan kuisoner tentang keadaan kesehatannya. Satu minggu sekali pula dilakukan pengecekan dengan pendeteksi kebohongan.
Hasilnya…
Saat berkata jujur, pada kelompok pertama mengalami perubahan yang signifikan terhadap kesehatan. Berbagai masalah kesehatan pada kelompok pertama mulai berkurang. Dan hal yang sama juga dialami oleh kelompok kedua yang berkata jujur.
Kesimpulannya, berkata jujur tetap yang terbaik bagi kesehatan kita.
Para ahli ini memberikan tips. Lebih baik diam dan tidak berkata apapun daripada berbohong. Sikap ini jauh lebih baik bagi kesehatan kita daripada harus berbohong.
Namun bagaimanapun juga berkata jujur tetap jauh lebih baik.
“Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang melampaui batas lagi pendusta.” (Q.S. 40 : 28).
“Sesungguhnya kejujuran akan menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan itu akan menghantarkan kepada surga. Seseorang yang berbuat jujur oleh Allah akan dicatat sebagai orang yang jujur. Dan sesungguhnya bohong itu akan menunjukkan kepada kelaliman, dan kelaliman itu akan menghantarkan ke arah neraka. Seseorang yang terus menerus berbuat bohong akan ditulis oleh Allah sebagai pembohong.” (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim )
Itulah beberapa efek buruk berbohong terhadap kesehatan. Semoga kita selalu diberi kekuatan dan kemudahan untuk berkata jujur.
Semoga bermanfaat.
[tvshia13/nashehat.com]
Kirim komentar