Pendiskreditan Kelompok Minoritas Syiah Bertentangan dengan Nilai Sumpah Pemuda

Pendiskreditan Kelompok Minoritas Syiah Bertentangan dengan Nilai Sumpah Pemuda

 

 

Jakarta – Bagi warga Negara Indonesia tanggal 28 Oktober pastinya menjadi hari yang bersejarah bagi rakyat Indonesia. Tanggal 28 Oktober merupakan hari dimana dicetuskannya Sumpah pemuda.

Dalam Sumpah pemuda memang dapat dimaknai bahwa Betapa luar biasanya Perjuangan Pahlawan Indonesia dalam membebaskan bangasa ini dan melawan para penjajah. Lebih dari itu, jika menengok ke dalam, Sumpah Pemuda bermakna kebersatuan dari latar belakang yang berbeda untuk meraih suatu tujuan.

Lebih tegasnya, Sumpah Pemuda bermakna kebersatuaan atas dasar keragaman. Namun belakangan, keragaman ini ditolak kenyataannya oleh sekelompok ekstremis yang getol mengupayakan penyeragaman.

Maraknya aksi intoleransi, ujaran kebencian hingga konfil atas nama agama yang terjadi belakangan pada hakekatnya merupakan upaya penolakan atas Sumpah Pemuda. Betapa tidak, mereka hanya memaksakan pemahamannya diterima oleh pihak lain.

Bersatu bisa bermakna kesadaran atas keragaman. Karena beragam, maka untuk supaya kuat dan berhasil menggapai sesuatu diperlukan upaya bersatu. Namun, bersatu kini tidak lagi menjadi pegangan mereka yang suka memaksakan kehendaknya. Atas nama agama, bahkan atas nama Tuhan prinsip bersatu diupayakan untuk dibubarkan. Mereka hendak menggantinya menjadi ‘penyeragaman’.

Kembalinya kepada spirit Sumpah Pemuda menjadi titik kesadaran bahwa upaya penyeragaman bertentangan dengan kenyataan alam dan bangsa Indonesia yang apabila dibiarkan mengarah pada kehancuran.

Dan berikut ini adalah Sejarah singkat dari sumpah Pemuda. Coba kita FlashBack ke masa sejarah Indonesia sebelum merdeka dari belenggu Penjajah. Coba resapi bagaimana Sejarah Negara Kita dalam berjuang mendaptkan kemerdekaan.

Inilah-Sejarah-Singkat-Dan-Makna-Hari-Sumpah-Pemuda-28-Oktober-2015-

Hayati dan resapi semoga Ras Nasionalisme kita terhadap Bangsa Indonesia semakin Tinggi.

Dahulu dengan luasnya wilayah Indonesia dan mash dalam belenggu panjajah banyak sekali ormas yang semacam organisasi maupun perkumpulan yang berdiri atas latar belakang Budaya agama dan suku dan asal – usul yang kesannya memiliki landasan sendiri dalam memperjuangkan Harkat dan martabat bangsa dari Kaum Penjajah.

Dan saat itu Perhimpuna Para Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari Seluruh Wilayah Indonesia. Konggres tersebut dihindari oleh berbagai wakil orgamisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamiten Bond, Jong Ambon, beserta para pengamat dari pemuda tiong hoa yakni Kwee Thiam Hong, menggelar Konggres ini di Tiga tempat yang berbeda.

Konggres leih dahulu di gelar tanggal 27 Oktober 1928 di Sabtu 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jingenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (*sekarang menjadi Banteng). Dalam rapat kedua 28 Oktober 1928 di gedungt Oost-Java Bioscop dan kahirnya rapat terakhir dilaksakakan di gedung Indonische Clubgebouw tercapailah Rumusan Yang saat ini disebut dengan Sumpah Pemuda.

Berikut ini Isi dari Rumusan yang Kita Kenal dengan Sumpah Pemuda :

PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).[tvshia13/satuislam]

Kirim komentar