ISIS/ISIL: Pemuda Bau Kencur Pun Boleh Berfatwa Menyembelih Orang
Kelompok Wahabi, ISIL, dan Baha’iyah tidak pernah komitmen terhadap rasio dan rasionalitas. Mereka semua telah meniadakan rasionalitas, sekalipun secara lahiriah mereka memegang teguh prinsip-prinsip rasional. Untuk itu, sekalipun Wahabiah terutama ISIL bertentangan dengan Baha’iyah, tetapi sebenarnya mereka memainkan peran dua sisi gunting yang memiliki satu tujuan utama: membasmi hakikat agama Islam.
Berikut bincang-bincang wartawan Kantor Berita Shabestan dengan Hujjatul Islam Sayid Hadi Sayid Wakili salah seorang ahli di Universitas al-Quran dan Hadis di kota suci Qom, Iran:
- Sudah menjadi rahasia umum bahwa Wahabiah dan Baha’iyah adalah dua aliran palsu dalam tubuh Islam. Seluruh aksi dan perilaku kedua aliran memang telah menjerumuskan masyarakat Islam ke dalam jurang. Apakah kedua aliran ini memang saling berhubungan dan ingin mewujudkan sebuah tujuan bersama?
Di Dunia Islam, kita menghadapi dua aliran:
Pertama, aliran takfiri yang secara jelas diwakili oleh Wahabiah dan ISIL. Kelompok ini memang memiliki masa lalu historis dan dikenal dengan sebutan kelompok radikal salafi yang mempraktikkan radikalisme dalam beragama, hanya mencukupkan diri dengan lahiriah teks keagamaan, dan menafikan rasio dan rasionalitas.
Kedua, kelompok yang menghalalkan segala sesuatu untuk diri mereka. Mereka tidak mementingkan lahiriah agama dan berusaha menafsirkan seluruh ajaran agama sesuai dengan kehendak nafsu mereka. Dengan ini, Baha’iyah menafsirkan seluruh teks agama sesuai dengan kehendak dan keinginan hawa nafsu mereka. Sebagai contoh, ketika al-Quran menegaskan bahwa para pendosa akan disiksa, mereka manafsirkan bahwa mereka akan tenggelam dalam lautan cinta Ilahi.
Baha’iyah tidak pernah komitmen dengan agama dan syariat khusus, sekalipun mereka menyatakan diri sebagai salah satu cabang Islam. Mereka tidak memiliki banyak hukum. Segala sesuatu memiliki hati dan dengan hati inilah mereka bergerak.
Dengan demikian, Wahabiah hanya mementingkan lahiriah agama dan Baha’iyah berhubungan dengan luar Islam. Baha’iyah meyakini bahwa menjaga harga diri adalah suatu hal yang penting, bukan hijab. Untuk itu, jika seseorang telah berkomitmen untuk memelihara harga dirinya, maka ini telah cukup sekalipun ia keluar telanjang.
Sebenarnya, Wahabiah terutama ISIL dan Baha’iyah adalah dua sisi gunting yang saling bekerja sama untuk membasmi Islam.
- Apakah Anda memiliki alasan dan dalil untuk klaim tersebut?
Dalil yang paling gamblang adalah negara-negara imperialis dan Israel yang senantiasa menentang Islam yang murni senantiasa memberikan dukungan penuh kepada kedua aliran tersebut.
Inggris yang memberikan modal kepada Muhammad bin Abdulwahhab juga telah memberikan modal yang sama kepada Abdulbaha’ dan Baha’iyah.
- Bisakah Anda sebutkan kriteria bersama yang dimiliki oleh kedua aliran tersebut?
Kriteria pertama adalah tidak menghargai rasio dan rasionalitas. Kedua aliran ini selalu enggan melakukan dialog, karena apabila harus berdialog, maka mereka akan berhadapan dengan tantangan-tantangan rasional yang tidak bisa dibantah.
Kriteria kedua adalah mereka bertaklid buta kepada nenek moyang. Wahabiah memang sudah jelas menamakan diri mereka dengan salafiah. Jika kita bertanya kepada seorang Baha’i siapakah Syauqi Efendi atau Baha’ullah itu, mereka hanya menjawab nenek moyang kita menerima kedua orang ini. Padahal al-Quran telah melarang kita untuk bertaklid buta kepada nenek moyang kita.
Kriteria ketiga adalah mereka menunjukkan wajah Islam yang tidak sejati. Baha’iyah hanya mementingkan etika dalam beragama, sementara Wahabiah hanya mementingkan radikalisme dan kekerasan.
- Lalu apakah efek semua ini?
Efek yang paling penting adalah harapan dan masa depan umat manusia sirna. Kedua aliran tersebut menentang keyakinan dan prinsip Mahdiisme. Menurut Baha’iyah, kemunculan Imam Mahdi as telah terjadi pada masa Ali Muhammad Syirazi. Dialah Imam Mahdi yang telah muncul. Tetapi, karena ia tidak diterima oleh Syiah, agama pun sirna.
Dari sisi lain, ISIL selalu menggunakan bendera berwarna hitam dalam setiap aksi mereka. Mereka sengaja ingin menyatakan kepada dunia bahwa Syiah telah berbohong ketika mengatakan Imam Mahdi as akan muncul dengan mengibarkan bendera-bendera semacam ini. Buktinya, bendera-bendera itu sekarang telah dikibarkan oleh ISIL, dan Imam Mahdi pun tidak muncul.
Efek yang lain adalah pemikiran anti wilayah Ilahi.
Baha’iyah mendiktekan bahwa semua masyarakat bisa memahami agama dan tidak memerlukan seorang ulama untuk itu. Wahabiah dan ISIL juga menyatakan setiap orang dengan persyaratan apa pun dan usia berapa pun serta tingkat keilmuan mana pun bisa langsung merujuk kepada al-Quran dan Sunah serta tidak perlu lagi merujuk kepada seorang ulama dan faqih.
Untuk kita, kita menyaksikan seorang pemuda yang masih berusia 14 tahun dengan ijtihadnya sendiri berani menyembelih orang muslim. Kita juga menyaksikan Abu Bakar al-Baghdadi pemimpin ISIL ini tidak pernah mengenyam pendidikan pesantren dan hauzah. Malah ia tidak diterima di kalangan para ulama Ahli Sunah. Lalu inikah khalifah Islam, padahal ia tidak mengetahui sedikit pun tentang Islam?
Dengan demikian, kedua gerakan ini adalah dua sisi gunting yang sama sekali tidak pernah bertikai. Mereka sebenarnya adalah musuh agama Allah. Untuk itu, kita menyaksikan ISIL merusak agama Islam dan Baha’iyah dengan menulis makalah dan menciptakan musik berusaha membasmi kekultusan para imam maksum Syiah. Bedanya, Baha’iyah memilih hiasan humanis dan Barat, sedang Wahabiah lebih mementingkan kekerasan dan tradisionalisme.
Untuk itu, sekalipun kedua aliran ini tidak memiliki satu kamar ide, tetapi memperoleh dukungan dari satu gaya pemikiran. Yakni Zionis dan Inggris.[TvShia/Shabestan]
Kirim komentar