ISIL Lahir Dibidani Ideologi Wahabi

ISIL Lahir dari Ideologi Wahabi

Kelompok bernama Pemerintah Islam Irak dan Syam yang lebih terkenal dengan ISIL dengan reputasinya yang sangat buruk, sebenarnya merupakan warisan dari ideologi yang didirikan oleh Muhammad bin Abdulwahhab.

Dengan menduduki sebagian utara Irak, ISIL telah menjadi momok bagi masyarakat dunia dengan bayangan yang menakutkan dan mengerikan.

Kelompok yang memiliki watak brutal dan senang menumpahkan darah seperti Mongol ini, ternyata tak hanya menjadi ancaman bagi negara-negara kawasan saja, melainkanan telah berubah menjadi momok dan ancaman bagi seluruh dunia. Banyaknya warga negara Eropa yang hadir dan ikut berperang di samping ISIL menjadi sebuah topik yang benar-benar mengkhawatirkan negara-negara Eropa.

Barat sendiri yang berandil besar dalam memperkuat kelompok militan ini, kini berpikir untuk menyelenggarakan pertemuan internasional guna mencari solusi mengakhiri masalah ini.

Abdulbari Athwan dalam sebuah artikelnya, sembari menyinggung tentang terus berlajutnya ancaman-ancaman ISIL, mengatakan, jika akhir dekade 90 dan pertengahan pertama kurun 21 menjadi milik al-Qaidaih, maka ketahuilah bahwa berkas saat ini terkait dengan ISIL, dengan perbedaan bahwa era ini akan terus berlanjut.

Seluruh dunia telah berkumpul untuk memerangi ISIL, kelompok militan ini tidak memiliki hulu ledak nuklir, rudal-rudal, gudang-gudang persenjataan kimia maupun biologis. John Kerry, Menteri Luar Negeri Amerika akan berangkat ke pertemuan NATO yang akan diselenggarakan pada hari Kamis mendatang di Brussel, dan setelah itu, ia akan melakukan lawatan ke negara-negara yang tengah berada dalam ancaman ISIL, tak diragukan lagi, sebenarnya ia tengah mengumpulkan negara-negara ini untuk mendampingi Amerika.

Inggris telah mengumumkan kondisi siaga dan mengkhawatirkan kepulangan para warganya dari Irak dan Suriah. Sementara itu Malik Abdullah juga telah memberikan tanda bahaya, ia mengabarkan akan tumpah ruahnya teroris di Eropa dalam waktu satu bulan dan dua bulan di Amerika.

Athwan menulis, pertanyaan yang muncul di sini adalah bahaya apa kira-kira yang akan diciptakan oleh ISIL terhadap negara-negara yang telah mengeluarkan milyaran dolar untuk biaya persenjataan, memiliki rudal, pesawat-pesawat dan perangkat keamanan modern dalam kewenangannya, dan juga memiliki pasukan yang sangat kuat? Saya tidak paham, koalisi internasional dengan kepemimpinan Amerika dibentuk hanya untuk menghadapi kelompok militan yang baru berumur dua tahun ini? Masalahnya terletak pada kelompok ISIL yang lemah ataukah negara-negara kawasan yang lemah? Siapa yang mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan ISIL? Apakah negara-negara yang kini ketakutan terhadap mereka ini tidak terlibat dalam pembentukan kelompok ini? Kami tidak percaya bahwa teroris-teroris ini akan sampai di Eropa atau Amerika, bukannya karena mereka tidak mampu, melainkan karena saat ini mereka telah terfokus pada musuh-musuh dekat, yaitu Irak, Suriah, Lebanon, Yordania dan Saudi Arabia.

Selanjutnya ia mengatakan, langkah-langkah yang dilakukan oleh kelompok militan ini benar-benar terkecam, dari manakah sebenarnya teroris-teroris ini muncul? Turun begitu saja dari langit, ataukah memiliki akar di negara-negara Arab dan Islam? Mereka memiliki akar yang mendalam dalam sejarah Arab, jika kita kembali menengok ke empat atau lima kurun lalu, kita akan menyadari bahwa ISIL adalah warisah fikih dari Syaikh Ibnu Taimiyyah dan Muhammad bin Abdulwahab, pendiri Wahabi.

Selanjutnya ia menambahkan, di negara-negara dimana NATO terlibat di dalamnya, NATO sendiri tak mampu memperoleh sesuatu yang membanggakan. George Bush Senior dan Yunior hanya mampu memberikan janji-janji tanpa sedikitpun mampu memenuhinya.

Abdulbari Athwan mengatakan, benar jika dikatakan bahwa kelompok ISIL dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan merupakan ancaman dan bahaya yang besar. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa solusi yang diberikan oleh Amerika kepada kelompok inilah yang justru lebih berbahaya bagi kawasan dan internasional.[TvShia/Shabestan]

Kirim komentar