Hikmah Ramadhan : Sayangilah Orang yang Lapar
Al-Qusyairi dalam Risalah al-Qusyairiyah membedakan antara orang yang murah hati dengan orang yang dermawan. Menurutnya, dermawan lebih tinggi tingkatannya dari murah hati. Orang yang memberikan sesuatu dan menyisakan sebagian, maka dia adalah orang yang murah hati. Orang yang memberikan miliknya dan menyisakan sedikit untuk dirinya, maka dia adalah orang yang dermawan.
Dikisahkan bahwa Qais bin Sa’ad bin Ubadah adalah orang anshar yang terkenal dermawan. Ia ditanya apakah ia pernah melihat seseorang yang lebih murah hati dari dirinya. Maka ia menceritakan pengalamannya, “Ketika aku ke suatu desa, aku bertemu seorang wanita, lalu suaminya datang. Si wanita berkata kepada suaminya, ‘engkau kedatangan tamu’. Lalu suaminya keluar mengambil seekor unta dan menyembelihnya. Besoknya datang lagi tamu yang lain. Lelaki itu pun kembali menyembelih seekor unta. Aku heran melihatnya, dan berkata, ‘Tuan, aku hanya memakan sedikit unta yang disembelih semalam, menurutku tuan tak perlu menyembelih unta lagi.’ Dia menjawab, ‘Aku tidak akan menjamu tamuku dengan makanan sisa yang sudah menginap semalaman.’ Aku tinggal di rumah suami-isteri itu selama tiga hari, dan mereka selalu memperlakukan tamunya seperti itu…”
Ketika menjelaskan keutamaan menjamu tamu, Imam Ali beliau mengatakan, “Yang menguatkan badan adalah makanan, dan yang menguatkan rohani adalah memberi makan.” Juga berkata, “Makanan yang kau makan akan lenyap, sementara makanan yang kau berikan kepada orang lain akan abadi.” (Mizan al-Hikmah, no. 3800)[tvshia/liputanislam.com]
Kirim komentar