Raja Saudi Kurung Empat Putri Tanpa Diberi Makanan
Kantor berita Rusia Today (RT), hari Sabtu (31/5) kembali membuat laporan tentang kondisi memprihatinkan 4 putri Raja Saudi yang menjalani hidup dalam isolasi. Dalam laporan tersebut disebutkan, ke-4 putri Raja Saudi tersebut telah hidup selama 60 hari dalam kondisi tanpa makanan.
“Dijauhkan dari kebutuhan dasar mereka, ke-4 putri raja itu dikurung dalam isolasi selama 13 tahun oleh ayah mereka, Raja Abdullah, kini telah melewati hari ke-60 tanpa makanan,” tulis RT dalam laporannya kemarin.
Menurut laporan tersebut, raja Saudi telah marah kepada ke-4 putrinya itu karena telah membuka keburukan perlakuan terhadap wanita di kerajaan tersebut. Faktor lainnya yang membuat raja marah kepada mereka adalah karena ibu mereka tidak bisa memberikan anak laki-laki sebelum akhirnya menuntut perceraian yang mencoreng harga diri raja.
Dalam wawancara dengan Russia Today melalui Skype, 2 di antara 4 putri raja tersebut, Sahar dan Jawaher, mengatakan bahwa mereka berempat dikurung dalam 2 rumah terpisah di kompleks kerajaan di kota Jeddah. Menurut mereka, ke-empat putri raja tersebut telah hidup tanpa makanan dan minuman yang cukup selama 60 hari.
“Ini adalah situasi yang menakutkan, pada dasarnya ini adalah tindakan kelaparan paksa. Mereka mengekang kami, membatasi makanan dan minuman, kebebasan dan hak-hak. Kami berjuang, kami hidup, kami melawan, dan kami mencoba yang terbaik untuk bertahan hidup,” kata keduanya secara bergantian kepada Russia Today.
“Bagaimana kami bisa hidup seperti ini? Namun kami akan menanggung akibatnya.”
“Raja dan putra-putranya harus menjawab pertanyaan-pertanyaan ini: Apa tuduhan yang kami hadapi? Apa sebenarnya kejahatan kami?”
“Bagaimana dengan kejahatan terhadap 99 persen wanita di negeri ini? Siapa yang sebenarnya menderita di bawah pengawasan laki-laki? Pengawal laki-laki bisa melakukan apapun yang ia inginkan. Ia bisa memanggil semuanya dan meninggalkan wanita tanpa sisa,” kata mereka.
“Kami membuat pernyataan ini sekarang untuk mendapatkan kembali hak-hak kami.”
Laporan-laporan media internasional sebelumnya menyebutkan bahwa ke-empat putri raja tersebut berumur antara 38 dan 42 tahun, seorang di antaranya mengalami gangguan mental. Mereka mengaku tidak memiliki kartu identitas dan raja melarang mereka untuk menikah.
Ibu mereka, Alanoud Al-Fayez, warga Lebanon yang kini tinggal di Inggris setelah bercerai dengan Raja, telah berusaha keras untuk membebaskan putri-putrinya, termasuk minta tolong kepada para pemimpin dunia termasuk Presiden AS Barack Obama. Namun sejauh ini semua upaya itu tidak membuahkan hasil. Sementara pemerintah Saudi sendiri selalu membantah laporan-laporan negatif tentang ke-4 putri tersebut dengan menyebutkan bahwa mereka hidup bebas di kota Jeddah dan selalu ditemani pengawal.
Raja saudi, kini 89 tahun, adalah ayah dari 38 anak dari sejumlah istri yang tidak jelas jumlahnya. Ia adalah salah satu manusia terkaya di dunia menurut majalah Forbes dengan kekayaan senilai $17 miliar.
Ibu putri-putri tersebut, Alanoud Al-Fayez yang berasal dari keluarga kaya Lebanon, bercerai dengan raja tahun 1980. Karena alasan keamanan, ia kemudian pindah ke Inggris tahun 2001. Setahun kemudian, 4 putrinya mulai hidup dalam isolasi.
“Inilah sifat dasar kerajaan Saudi, yang menindas rakyatnya sendiri. Namun kini mereka menindas putri-putrinya sendiri. Raja yang digambarkan di media-media barat sebagai figur reformis, menindas putri-putrinya sendiri,” kata Ali Al-Ahmed, Direktur Institute for Gulf Affairs, kepada Russia Today[tvshia/LiputanIslam]
Kirim komentar