Muslimah

Muslimah

 

 

Berkembangnya produk kecantikan seperti bedak, lipstik, lotion, model rambut atau model pakaian, tidak terlepas dari keinginan manusia untuk tampil cantik dan menarik. Sekarang ini di dunia ada kota-kota yang menentukan perkembangan busana untuk seluruh dunia. Majalah mode banyak dicetak untuk dibaca oleh semua kalangan, baik dari dalam maupun luar negeri dan hampir semua orang berpakaian sesuai dengan mode yang lagi trendi. Acara televisi juga banyak dibumbui dengan perkembangan busana di dunia, dari Indonesia, Paris, Inggris, Amerika, hingga Italia, dilengkapi dengan peragaan para peragawati dan peragawan yang berjalan di atas altar penampilan. Ini berarti globalisasi fashion telah menyebar ke seluruh dunia. Globalisasi pakaian, menunjukkan dampaknya, ketika para santri mengganti sarungnya dengan blue jeans, dan para muslimah mengubah bentuk kerudungnya menjadi penutup yang hanya bertengger di kepala.

Di dalam Islam, busana harus mencerminkan kesederhanaan di samping harus menutup aurat. Ini tidak berarti bahwa mode pakaian itu harus tetap sepanjang masa. Islam menghargai keindahan. Karena itu, kaum muslimin harus penuh kreatifitas untuk merancang mode-mode pakaian yang islamis.

Pakaian merupakan kebutuhan dasar dan berfungsi penting dalam kehidupan manusia. Di antara fungsi pakaian adalah sebagai penutup aurat, perhiasan, sebagaimana dikatakan Alquran, “Hai anak Adam, Sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa Itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S. Al-A’raf : 26)

Sebagai penutup aurat, pakaian membatasi hal-hal yang boleh diperlihatkan, baik bagi wanita maupun pria. Untuk wanita, auratnya di depan orang lain adalah seluruh tubuhnya, kecuali wajah dan tangannya sampai pergelangan. Ini berarti, wanita harus memakai pakaian yang menutup seluruh tubuhnya kecuali hal-hal yang diperbolehkan dilihat oleh yang bukan mahram, “Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka…” (Q.S. Al-Ahzab : 59)

Sedangkan aurat pria adalah dari pusar hingga lututnya. Meskipun begitu, tetap dianjurkan untuk berpakaian dengan memperhatikan sopan santun dan kelayakan. Karena, selain menutup aurat, pakaian juga berfungsi sebagai perhiasan yang memperindah penampilan seseorang. Sebab, Islam mengajarkan keindahan dan sopan santun dalam berpakaian dan berhias. Islam tidak menginginkan umatnya hidup kotor dan tidak memperhatikan diri, pakaian, atau lingkungannya. Terhadap keindahan diri, Islam menganjurkan kepada umatnya agar membersihkan dirinya dan berhias, terutama bila berkunjung ke Mesjid dan  beribadah kepada Allah swt, “Hai anak Adam, pakailah perhiasanmu (pakaianmu) yang indah di setiap (memasuki) mesjid..” (Q.S. Al-A’raf : 31). Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Allah itu indah dan senang kepada keindahan.”  

Perhiasan adalah sesuatu yang dipakai untuk memperindah penampilan. Alquran tidak merinci secara detail yang dimaksud dengan perhiasan. Para ulama menyebutkan, perhiasan yang baik adalah perhiasan yang memberikan kebebasan dan keserasian bagi pemakainya, kondisinya, dan sesuai dengan syariat Islam. Untuk itu dalam berpakaian dan berhias, Islam memberikan aturan-aturan, diantaranya :

    Menutup aurat
    Memperhatikan keserasian dengan diri dan kondisinya.
    Tidak mencolok dan berlebihan sehingga menimbulkan keinginan berbuat jahat. Seperti memakai perhiasan berlebihan di depan umum.
    Bukan untuk menunjukkan kesombongan.
    Tidak memancing timbulnya birahi dan rangsangan serta perilaku yang tidak sopan dari orang lain.
    Tidak menggunakan wangi-wangian yang menusuk hidung sehingga timbul rangsangan dari orang lain.
    Tidak memakai simbol-simbol khusus yang digunakan oleh orang kafir.

Selain sebagai penutup aurat dan perhiasan, Alquran juga mengindikasikan bahwa busana muslimah berfungsi pula menegaskan identitas muslimah sehingga dikenal dan tidak diganggu. Allah berfirman, “Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Ahzab : 59)

Sebagai penegas identitas, pakaian akan membentuk kepribadian pemakainya dan orang yang melihatnya. Pakaian yang mengumbar aurat, seolah menyampaikan pesan, “lihatlah aku”, sehinggacenderung memancing gangguan dan kejahatan dari orang-orang yang berpenyakit dihatinya. Sebailknya, wanita yang memakai jilbab, misalnya, meskipun kita tak mengenal namanya, tetapi yakin bahwa wanita itu pasti beragama Islam. Baginya, berpakaian dan berhias bukan sekedar kebutuhan dan naluri manusia untuk terlihat indah dan sempurna. Baginya memilih pakaian, selain memperhatikan kecantikan fisiknya, ia tak melupakan kecantikan hati, perbuatan, dan akhlaknya. Dengan pakaian ia sedang menyampaikan pesan, “saksikanlah, aku wanita muslimah, maka jangan coba menggangguku”. [tvshia/liputanislam.com]

Kirim komentar