Menjaga Lisan, Diam
1. Imam Ridha as berkata, "Sesungguhnya diam merupakan satu dari pintu hikmah. Demikianlah diam mendatangkan cinta dan petunjuk atas segala kebaikan."[1]
Penjelasan:
Karena manusia dengan berpikir akan mencapai segala kebaikan dan diam merupakan sarana yang paling tepat untuk berpikir.
2. Imam Baqir as berkata, "Syiah kami tidak memiliki lisan."[2]
Penjelasan:
Tidak banyak berbicara dan bila berbicara dipilih yang diperlukan saja.
3. Rasulullah Saw bersabda, "Diamkan lisanmu kecuali dari kebaikan."[3]
4. Rasulullah Saw bersabda, "Keselamatan seorang mukmin dalam upayanya menjaga lisannya."[4]
5. Imam Baqir as berkata, "Abu Dzar, semoga Allah merahmatinya, berkata, "Wahai penuntut ilmu! Sesungguhnya lisan itu kunci kebaikan dan keburukan. Oleh karenanya, kuncilah lisanmu sebagaimana engkau mengunci emas dan perakmu!"[5]
6. Imam Shadiq as berkata, "Setiap hari semua anggota badan berusaha mengingkari lisan dan berkata, "Demi Allah!Jangan sampai kami juga diazab dikarenakan perbuatanmu!"[6]
7. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang tidak menghitung ucapannya dari amal perbuatannya, maka kesalahannya akan bertambah banyak dan azab akan mendatanginya."[7]
8. Rasulullah Saw bersabda, "Bila ada sesuatu yang naas, maka itu ada pada lisan."[8]
9. Rasulullah Saw bersabda, "Barangsiapa yang memandang ucapannya sebagai bagian dari amal perbuatannya, maka ia akan sedikit berbicara kecuali pada tempatnya."[9] [tvshia/IRIB Indonesia / Saleh Lapadi]
Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.
[1] . Bab as-Shamt wa Hifz al-Lisan, hadis 1.
[2] . Ibid, hadis 2.
[3] . Ibid, hadis 5.
[4] . Ibid, hadis 9.
[5] . Ibid, hadis 10.
[6] . Ibid, hadis 12.
[7] . Ibid, hadis15.
[8] . Ibid, hadis 17.
[9] . Ibid, hadis 19.
Kirim komentar