Mahasiswa Indonesia di Suriah: Media Melakukan Pembodohan Sistematis

Mahasiswa Indonesia di Suriah: Media Melakukan Pembodohan Sistematis

Seandainya kita menggunakan logika yang sama dalam kasus yang berbeda, misalnya tentang diselamatkannya Nabi Musa as dari Fir’aun, maka kita di yang hidup di tahun 2014 juga akan terdengar ‘sok tau’ jika bercerita tentang kisah itu.Karena, kita tidak melihat langsung kejadian tersebut. Lalu mengapa kita bisa tahu kisah Nabi Musa dan bisa menceritakannya kembali? Karena ada ‘media’ yang memberikan informasi akurat yaitu Kitabullah. Dengan kata lain, media merupakan penghubung lintas tempat dan waktu.

Berbeda dengan Kitabullah yang membawa kebenaran absolut, media massa yang saat ini gencar membanjiri kita dengan berbagai versi informasi, dikuasai atau ditunggangi oleh kepentingan kelompok tertentu (terutama pemodalnya). Karena itulah, penting bagi kita untuk melihat konflik Suriah dari segala sisi agar bisa lebih adil menyikapinya.

Alhamdulillah, tim Liputan Islam berhasil tersambung dengan seorang warga NU yang kini tengah menuntut ilmu di Suriah. Beliau bersedia diwawancarai, namun dengan ditutupi identitasnya, sehingga kami akan menyebutnya Ustadz MM.

Liputan Islam (LI): Assalamu’alaikum ustadz…

Ustadz MM (UMM): Wa’alaikumsalam warahmatullah

LI: Kondisi di Damaskus sendiri bagaimana Ustadz?

UMM: Untuk ibukota alhamdulillah masih kondusif. Tapi untuk daerah-daerah konflik, memang kondisinya mengenaskan.

LI: Apa aktivitas Ustadz di Suriah saat ini?

UMM: Saya sedang kuliah di Om Durman University cabang Mujamma’ Syekh Ahmad Kuftaroo Damascus jurusan Ushul Fiqh, dan sekarang saya sedang menyusun tesis.

LI: mengapa Ustadz memilih bertahan hidup di Suriah yang tengah dilanda perang saudara? Bukankah lebih aman jika kembali ke tanah air? Dari berita yang kami dapat, tidak jarang bom maupun roket menghancurkan fasilitas umum seperti sekolah, masjid hingga rumah sakit.

UMM: Kegiatan kuliah alhamdulillah tidak terganggu. Daerah konflik itu di luar kota dan pinggiran pinggiran Damaskus, di dalam kota masih terkendali dan normal. Memang pada awal konflik banyak sekali ledakan, tetapi sejak pertengahan 2013, tidak ada ledakan di Damaskus.

Justru saya pikir ini (belajar di Suriah) adalah kesempatan langka. Kalau dulu kami harus berdesakan di kampus dan tempat-tempat pengajian para ulama, sekarang tidak lagi seramai itu karena mayoritas pelajar asing sudah kembali ke negaranya masing-masing.

Di tahun 2013, jatuhnya roket adalah kejadian yang biasa. Sehari bisa puluhan roket jatuh di ibukota. Tetapi targetnya sudah bisa diprediksi. Roket biasanya jatuh di kantor-kantor pemerintah, markas polisi dan tentara, serta daerah-daerah yang dihuni kaum minoritas seperti Kristen dan Druze. Kami disini sebagai saksi sejarah bagaimana biadabnya media baik pro Barat dan Israel maupun yang berhaluan wahabi dalam menghancurkan peradaban, ekonomi serta kerukunan rakyat Suriah yang tidak pernah terbesit di dalam pikiran mereka tentang SARA.

LI: Ustadz selaku warga NU, bagaimanakah memandang kehidupan beragama di Suriah? Ada informasi yang pernah beredar bahwa katanya Assad mengaku Tuhan yang minta disembah dan ini disampaikan oleh Sheikh Muhammad Arifi dari Saudi.

UMM: Disini pemerintah berpaham sekuler. Semua kepercayaan boleh tumbuh. Bahkan partai komunis juga ada di Suriah. Tetapi pemerintah melarang agama diseret ke dalam ranah politik, dan karenanya tidak diperkenankan agama atau kesukuan menjdi dasar sebuah partai. Walaupun demikian, fiqh Hanafi menjadi salah satu sumber hukum utama dalam hukum akhwal syakhsiyyah disini.

Di Damaskus saja bertebaran puluhan Tsanawiyah Syar’iyah (setingkat MTs dan Madrasah Aliyah Keagamaan) dan 5 ma’had syar’i (mirip pondok pesantren) di bawah kementrian Awqaf. Itu smua milik Sunni. Di Damaskus juga terdapat satu hauzah (pendidikan tinggi) milik Syiah.

LI: Lalu bagaimana dengan kondisi masyarakatnya? Dengan bebasnya semua agama dan aliran hidup dan berkembang di Suriah kemungkinan yang terjadi adalah timbul gesekan-gesekan dari kelompok A dengan B. Contoh saja di Indonesia, meski ada pasal yang menerangkan terjaminnya hak-hak warga negara dalam meyakini dan beribadah sesuai dengan kepercayaannya, disana-sini kini marak bom di depan wihara, di gereja dan kadangkala ada pembubaran acara yang diadakan oleh suatu kelompok dengan alasan bid’ah, sesat dsb. Di Suriah bagaimana Ustadz?

UMM: Itulah bedanya Indonesia dengan Suriah. Kerukunan di sini tidak diurus pemerintah. Yang fokus terhadap kerukunan adalah tokoh agama masing-masing dan setiap individu itu sendiri. Jangan heran ketika Natal tiba, ada deretan kursi diluar gereja dan melihat kaum muslimin yang menata kursi. Kursi-kursi itu memang disediakan untuk kaum muslimin yang ingin mengucapkan selamat kepada umat Kristiani setelah melakukan misa. Itu saya lihat langsung di pinggiran Damaskus.

Semboyan disini, al din lillah; wal wathan li al jami’ (agama untuk Allah, negara untuk masyarakat)

Juga jangan heran ketika tokoh besar Islam meninggal, semua gereja-gereja di Damaskus membunyikan lonceng sebagai tanda belasungkawa.Jangan heran pula jika melihat tokoh tokoh gereja datang dan memberikan sambutan di majelis ta’ziyah ulama-ulama. Mereka hadir, tapi tidak ada yang saling mengikuti peribadatan masing-masing. Sudah sepuluh tahun saya di sini, dan tidak pernah ada gesekan berbau agama dan keyakinan.

LI: Apakah pemerintah Suriah memfasilitasi kegiatan keagamaan di sana? Misalnya, membangun masjid dan menanggung biaya pemeliharaan.

UMM: Pembangunan dan pemeliharaan masjid dan sekolah-sekolah keagamaan dibiayai oleh masyarakat lewat yayasan-yayasan sosial keagamaan. Sedangkan imam, khatib dan penjaga masjid digaji oleh pemerintah. Kecuali masjid-masjid dan situs yang termasuk dalam cagar budaya pemerintah, maka biaya pemeliharaan dan operasional ditanggung negara, seperti Masjid Agung Umawi, Gereja St Paulus, benteng hingga museum.

LI: Bagaimanakah karakter masyarakat Suriah ditinjau dari sisi agama? Apakah mereka religius atau cenderung moderat? Bagaimana dengan aturan berpakaian, adakah kewajiban pakai hijab atau burqa selama ini untuk wanita muslim? Saya baca di salah satu media pendukung pemberontak, kabarnya di wilayah Raqqa yang saat ini dibawah ISIS, mulai dijalankan syariat Islam seperti wajib memakai cadar, dan wajib shalat berjamaah bagi laki-laki. Yang tidak shalat berjamaah akan dihukum. Apakah aturan seperti ini cocok untuk Suriah menurut Ustadz?

UMM: Setahu saya, rakyat Suriah itu cukup religius tapi mereka juga moderat, dalam artian setiap orang berhak dan bebas menjalankan keyakinannya masing-masing. Disini bebas pakai cadar atau jeans. Yang menentukan etika dalam berpakaian dalam hidup bermasyarakat adalah para agamawan bukan pemerintah.

Dan lazimnya dalam masyarakat, pasti ada yang berakhlak baik serta peduli aturan dan syariat agama, dan ada juga yang tidak. Tapi yang pasti, pengajian dan masjid cukup ramai didatangi para jamaah. Jauh berbeda dengan Lebanon. Dan yang menggembirakan, yang sering wara-wiri ke masjid itu kebanyakan anak muda.

LI: Jauh sekali dengan apa yang diberitakan media media, bahwa di Suriah terjadi perang sektarian Sunni-Syiah. Selama ini Indonesia sudah menjadi korban manipulasi informasi berulan-ulang dari media mainstream. Penggalangan dana atas nama Suriah banyak digelar dan banyak yang sedang merasa berjihad di Suriah.

UMM: Di sini kami sangat prihatin terhadap prilaku media-media kita. Benar-benar merupakan suatu pembodohan sistematis.

LI: Bagaimana dengan Mufti Suriah Sheikh Ahmad Hassoun? Kami mendengar isu bahwa beliau akan berkunjung ke Indonesia.

UMM: Mengenai isu beliau mau ke tanah air, waktu Senin lalu saya menghadap ke Mufti Damaskus. Kata beliau, belum ada info resmi terkait kunjungan tersebut. Saya kontak teman di KBRI Damaskus juga bgitu. KBRI belum mendapat info tentang hal itu.

Padahal kunjungan beliau bagus untuk meluruskan berita yang simpang siur di tanah air. Saya juga punya rencana untuk mengontak beberapa teman dari media untuk melakukan wawancara atau talkshow dengan beliau. Seharusnya pemerintah kita yang berinisiatif dan mendukung penuh hal ini demi terjaganya stabilitas nasional. Rabu kemarin semua cabang NU di luar negeri mengadakan tele conference membahas isu tanah air. Sebentar lagi Insya Allah akan kami publikasikan melalui media-media.

LI: Kami juga mendengar selentingan kurang sedap terkait Grand Mufti Suriah. Dalam berbagai kesempatan beliau terlihat dekat dengan penguasa sehingga ada tuduhan bahwa beliau adalah penjilat. Bagaimana dengan kabar itu Ustadz?

UMM: kalau beliau dituduh menjilat pemerintah, dugaan itu mungkin saja ada di benak orang orang yang tidak tahu bagaimanakah karakter para ulama Suriah yang sesungguhnya. Saya pernah mewawancarai beliau untuk majalah PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Damaskus. Itu berlangsung sekitar tahun 2007. Bayangkan, sekelas beliau bersedia diwawancarai oleh mahasiswa seperti saya. Kantor beliau welcome untuk siapapun. Siapapun media dari tanah air yang ingin mewawancarai beliau, saya siap membantu, namun dengan catatan, media harus jujur dan tidak memelintir hasil wawancara tersebut.

Saya sekarang ini sedang berusaha ‘membujuk’ beliau agar bersedia berkunjung ke tanah air kita untuk meluruskan isu-isu yang tidak benar tentang Suriah.

LI: Kami membaca data yang dikeluarkan oleh ICSR- lembaga yang khusus mengkaji gerakan radikal internasional dan rasanya sulit dipercaya bahwa ada militan yang bertempur di Suriah salah satunya berasal dari Palestina. Setahu saya, Suriah sangat ramah kepada Palestina.Ini kenapa Ustadz?

UMM: Mereka dari HAMAS. Dan HAMAS berideologi Ikhwanul Muslimin. IM baik yang di Suriah, Mesir, Turki, Qatar atau di Indonesia, memiliki pandangan yang sama dalam konflik Suriah.

Orang yang men gerti politik dan pernah hidup di sini akan bisa membaca dengan jelas sikap negara- negara yang pro kontra, kita juga bisa mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya dengan melihat daerah-daerah yang memanas. Kenapa harus Daraa’, Allepo, Homs, Hama, Raqqa, dan Deir Zur? Kenapa di Lebanon juga memanas terutama di Biqa, Ursal, dan Tripoli?

Aleppo adalah paru-paru ekonomi. Di situ ribuan pabrik mulai yang berskala lokal hingga internasional bisa ditemui. Kini Allepo sebagian besar telah rata dengan tanah. Mesin mesin diselundupkan ke Turki untuk di jual.

Turki berbatasan langsung dengan Suriah di wilayah Allepo, Idlib, Lattakia, Deir Zur. Sedangkan Homs dan Hama berbatasan langsung dengan Lebanon. Deirzur berbatasan dengan Irak. Begitu juga halnya dengan Hasakeh. Sedangkan Daraa’ berbatasan langsung dengan Yordania. Bisakah mengambil kesimpulan dari data tersebut?

LI: apakah pemberontak berusaha mengambil alih daerah daerah yang ‘basah’ yang sekaligus dekat dengan perbatasan untuk mempermudah jalannya rampasan mereka?

UMM: Silahkan dianalisa sendiri, jangan lupa dengan minyak Suriah yang berlimpah di Deir Zur, Hasakeh dan Homs.

LI: Daerah itu kaya minyak? Terkait daerah-daerah yang bergejolak, apakah ada hubungannya dengan proyek pipa gas Iran-Irak-Suriah yang telah disepakati?

UMM: betul, dan ada lagi rencana Amerika dan sekutunya untuk membuat jalur pipa minyak dari Irak ke Laut Tengah agar lebih mudah dibawa ke Eropa tanpa harus melewati Teluk Persia yang pada akhirnya harus berurusan dengan Iran, selain itu, pipa minyak ini juga bisa mempersingkat jalur tanpa harus memutar ke Laut Merah, Terusan Suez baru ke Laut Tengah. Yang bertetangga dengan Irak ya Suriah. Rencananya, pipa tersebut akan bermuara di pelabuhan Lattakia. Jadi secara geopolitik, Suriah sangat strategis.

LI: Kabarnya dari Suriah negeri yang aman. Dari buku ‘Prahara Suriah’ yang saya baca, diceritakan bahwa Presiden Suriah sering pergi ke sebuah pasar sendirian tanpa pengawal, benar demikian ustad?

UMM: Saya tidak tahu pasar apa yang dimaksud, tapi yang jelas beliau sangat low profile. Saya beberapa kali melihatnya menyetir mobil sendiri tanpa pengawal ketika menghadiri Maulid Nabi di Masjid Agung Umawi dan di sekitar gedung parlemen setelah memberikan pidato. Yang kasihan para Paspempres, mereka kewalahan menghalau massa yang ingin bersalaman atau mengadukan masalah mereka secara pribadi baik berbicara langsung maupun menyelipkan surat.

Saya juga sering mendengar cerita bahwa Presiden Assad seringkali mampir ke warung Syawarma (sandwich isi daging ayam atau daging kambing) ketika lapar, atau masuk ke restoran biasa untuk makan bersama keluarganya.

Untuk keamanan Suriah, saya bisa memberikan gambaran singkat. Di sini mobil sekelas Mercy, Jaguar, Hummer biasa diparkir di pinggir jalan, tidak perlu punya garasi tanpa perlu was-was dicuri atau kehilangan spion.

Keluarga dari seorang anak gadis di Suriah tetap bisa tidur nyenyak walau jam 2 malam anak gadisnya belum sampai di rumah karena mereka yakin, si gadis akan berada di rumah ketika mereka bangun pagi. Tidak usah heran melihat para gadis masih di luar rumah pada jam 2 malam, Insya Allah tidak ada yang menganggu.

Kriminalitas di semua tempat pasti ada tetapi di Suriah, angkanya bisa ditekan. Untuk masalah keamanan, polisi dan tentara tidak segan-segan menembak di tempat orang orang yang melakukan tindak kriminal. Memang terlihat ekstrim tetapi hasilnya sangat terasa. Jangan bermimpi bisa menemukan calo atau preman di stasiun kereta. Dan di Suriah, seorang wanita bisa bepergian dengan aman naik bis dari ujung ke ujung (Suriah) tanpa ditemani saudara.

Hal ini juga berlaku untuk warga negara asing, sehingga kami tidak merasa asing di sini. Bahkan yang sudah punya izin tinggal bisa menikmati fasilitas rumah sakit dan sekolah gratis hingga SMA.

LI: Subhanallah sangat jauh dari yang digambarkan media mainstream selama ini, kalau biaya kuliah bagaimana ustad?

UMM: Biaya kuliah murah sekali, bahkan bisa dikatakan semi gratis. Rakyat Palestina yang tinggal di Suriah juga mendapatkan perlakuan yang sama. Mereka mendapatkan semua fasilitas selayaknya warga asli Suriah, kecuali kewarganegaraan dan kesempatan untuk menjadi pegawai pemerintah. Siapa yang menerima Ketua Hamas saat diusir dari Yordania? Tidak ada, kecuali Suriah.

Liputan Islam: Mengenai Palestina ustadz, bagaimana kabarnya mereka yang kini di Kamp Yarmouk?

Ustadz MM: Saat ini mereka memang terkepung di dalam Kamp. Sebenarnya banyak dari mereka yang mencoba keluar dari pengepungan tetapi tewas diterjang sniper. Mereka memang sengaja ditahan di dalam Kamp sebagai tameng hidup.

Tentara Suriah memang mengepung Kamp Yarmouk karena kalau tidak demikian, maka milisi bersenjata tersebut akan masuk ke dalam ibukota Damaskus

Saya heran melihat para militan yang upload video tentang situasi terkini di Yarmouk. Mereka bilang rakyat Palestina sampai kurus kering kelaparan tetapi mengapa kondisi para militan sehat dan segar bugar? Apakah hanya rakyat sipil saja yang perlu makanan?

Kelaparan yang panjang membuahkan fatwa tentang halalnya daging kucing dan anjing dari Syeikh Sholeh al Khatib, seorang khatib di daerah Yelda (pinggiran Damaskus sebelah selatan) yang kebetulan sedang bergolak. Kami di Damaskus tidak pernah mendengar nama itu karena memang bukan seseorang yang terkenal. Dia sepertinya ustadz muda dan dari rekam jejaknya, dia adalah seorang Wahabi. Perlu dicatat bahwa tidak ada ulama besar Damaskus yang berfatwa seperti itu. Dan fatwa serupa juga datang dari sebuah masjid di Mukhoyam Yarmouk

Saat ini, pemerintah dengan milisi bersenjata di Yarmouk telah membuat sebuah kesepakatan perdamaian. Salah satunya isi kesepakatan adalah, mereka harus berhasil mengusir para militan asing yang ada di kamp dan harus menyerahkan senjata berat kepada pemerintah Suriah

LI: maksudnya di dalam Kamp Yarmouk ada milisi asli Suriah dan milisi asing ustadz?

UMM: Milisi bersenjata lokal ya sebagian mereka yang dari kelompok HAMAS.

HAMAS boleh dibilang sangat dimanja di Suriah, dan mereka dipersenjatai oleh Pemerintah Suriah dengan senjata buatan Russia, persis yang dimiliki Tentara Suriah. Pemerintah tidak memandang Palestina karena Ikhwan-nya, melainkan murni karena perjuangannya dalam membela Palestina. Problema Palestina dijadikan agenda nasional Suriah. Dan kali ini di Suriah, HAMAS ikut terbawa arus politik.

LI: Apakah ada agenda demi Palestina, Suriah akan menyerang Israel kembali seperti Perang Yom Kippur?

UMM: Menyerang Israel? Untuk saat ini sepertinya sangat sulit karena sama halnya dengan bunuh diri. Dan jika Suriah menyerang Israel, saya memprediksi efeknya akan sangat memilukan; negara negara Arab lainnya pasti akan menjadi pihak yang pertama kali menyerukan agresi balik ke Suriah.

Sejak awal konflik sudah lebih dari 50 orang militan asing yang diobati di RS Israel. Pernahkah ada media tanah air yang memberitakan hal tersebut?

LI: Beritanya ada dari para aktivis independent yang pro pemerintah Suriah. Tapi saya belum pernah menemukan diberitakan oleh media besar tanah air. Kami dari Liputan Islam pernah mengabarkannya beberapa waktu yang lalu.

UMM: Bagaimana mau memberitakan kalau sumber berita dari media kita adalah BBC, CNN, REUTERS, ABC, FRANCE 24, ALJAZEERA, AL ARABIYA dan media pro Barat. Akhirnya bukan memberitakan apa yang terjadi melainkan memberitakan hal yang mereka inginkan harus terjadi. Meskipun demikian, Suriah tetap menerima kehadiran wartawan BBC dan mereka berstatus resmi. Saya heran mengapa tidak ada media tanah air yang datang ke Suriah untuk meliput, bukan hanya sekedar kutip mengutip dan copy paste?

Aljazeera misalnya, kami sudah kenyang dibohongi. Waktu awal konflik tahun 2011 diberitakan oleh Aljazeera bahwa tank pemberontak sudah masuk ke daerah kami. Lantas, salah seorang mahasiswa mengontak saya menanyakan kebenaran informasi itu. Kebetulan saya baru saja sampai di rumah dan tidak ada apa apa di jalan. Semuanya normal .

LI: Dari pidato Mr Moallem, pemimpin delegasi Suriah di Jenewa, dikabarkan kalau saat ini Suriah sedang di embargo, dampak embargo saat ini apa ustadz?

UMM: Sebenarnya Suriah sudah diembargo sejak dulu karena tidak mau berdamai dengan Israel. Tetapi, semua bisa diatasi karena Suriah adalah negara yang mandiri. Hampir semua kebutuhan pokok dapat dipenuhi sendiri mulai dari gandum, sayur sayuran, buah buahan, daging, semua produk susu, minyak zaitun dll. Bahkan dieskpor ke negara negara tetangga seperti Yordania, Lebanon, dan negara negara Teluk. Dan untuk persenjataan, Suriah bekerja sama dengan Rusia.

Yang sangat mengherankan, di tengah embargo seperti itu, hutang Suriah adalah nol.Itulah sebabnya Suriah tidak bisa ditekan oleh siapapun. Suriah juga melarang adanya import barang-barang yang bisa diproduksi di dalam negeri.

Kemudian Suriah dilanda perang. Harga kebutuhan pokok merangkak naik hingga 2 sampai 4 kali lipat. Mata uang anjlok sampai 3 kali lipat.

LI: Kalau Suriah sudah mandiri, hutangnya nol, artinya rakyatnya makmur ya Ustadz? Kenapa mereka masih berdemo?

UMM: Kalau dikatakan rakyat Suriah hidup makmur, itu terlalu berlebihan. Tapi kalau dipakai ukuran ‘layak’ maka mereka telah sampai di taraf hidup seperti itu karena biaya hidup sangat murah dibandingkan negara Arab lainnya. Biaya kesehatan dan pendidikan gratis. Roti, air, listrik dan BBM disubsidi oleh pemerintah. Masalah yang paling mendasar di sini adalah perumahan. Pertumbuhan penduduk tidak sebanding dengan pembangunan.

Tiada gading yang tak retak. Mungki pepatah itu tepat untuk melukiskan tentang Suriah. Pihak keamanan di Suriah sangat posessif, semua hal harus dengan izin pihak keamanan. Kebebasan bersuara dan berpolitik kurang. Tapi kalau itu dijadikan satu-satunya alasan untuk melakukan demonstrasi, sepertinya adalah kesimpulan yang dangkal. Suriah jauh lebih baik dari negara Arab lainnya dalam hal kebebasan bersuara. Apalagi dibandingkan negara Teluk.

Negara Arab mana yang rakyatnya bebas bersuara? Jadi kalau negara-negara pendukung pemberontak berteriak demokrasi kepada Suriah, itu sama halnya dengan maling teriak maling. Harusnya kita bertanya, mengapa harus Suriah yang dituntut menegakkan demokrasi sementara negara penyeru demokrasi tersebut adalah negara monarki?

Terkait tuntutan demokrasi, pemerintah menantang pihak oposisi untuk bertarung di dalam pemilu. Tetapi mereka tidak berani karena mereka tahu, mereka akan kalah dalam hitungan matematis politik.

LI: Jadi penyebab awalnya demonstrasi yang akhirnya berujung perang berkepanjangan seperti sekarang apa ustadz?

UMM: Penyebab awal kurang lebih mereka menuntut diberikan kebebasan lebih dalam bersuara, berpolitik dan berekspresi. Pemerintah pun sudah memenuhi tuntutan mereka dengan dikeluarkannya Kepres tentang kebabasan bersuara termasuk demonstrasi, kebebasan berpartai hingga UU tentang Pers. Namun saya melihat, bahwa ada pihak-pihak yang memang merancang agar demosntrasi tersebut tidak selesai.

LI: Lalu masuknya puluhan ribu militan asing dari puluhan negara yang akhirnya bertempur di Suriah, apakah tidak disadari pemerintah sejak dini? Apakah pertahanan Suriah tidak mampu mendeteksi adanya gelombang terorist yang dipersiapkan untuk mengacaukan Suriah?

UMM: ada banyak faktor terkait hal itu. Coba lihat wilayah Suriah kembali. Semua perbatasan dengan negara tetangga adalah jalur darat. Tidak ada satu negara pun yang sanggup mencegah penyelundupan warga negara asing, apalagi yang perbatasannya berupa daratan. Bahkan negara sekelas Amerika Serikat saja tidak bisa mencegah penyelundup dari Meksiko.

Suriah berbatasan dengan Irak, Turki, Yordania dan Lebanon yang panjangnya berkilo-kilo meter. Ditambah negara tersebut turut membiarkan milisi asing masuk ke Suriah melalui negaranya. Mereka tidak mau berkoordinasi, jadi bagaimana mungkin Suriah bisa mencegah militan asing tersebut masuk?

LI: Bagaimana profil Tentara Suriah Ust? Kalau berita di tanah air, katanya Tentara Suriah itu adalah Syiah Nushairiyah yang membunuhi Sunni. Benar demikian?

UMM: Ngawur itu. Mayoritas Tentara Suriah itu Sunni. Sebagian kecil Kristen dan Druze.

LI: Lalu Syiah Nushairiyah itu apakah memang ada ustadz? Saya merujuk pada Risalah Amman yang diakui sebagai mazhab sah dalam Islam itu hanya Syiah Ja’fari dan Syiah Zaidiyah. Nushariyah itu yang bagaimana? Lalu Alawite itu yang bagaimana?

UMM: Memang ada Syiah Nushairiyah atau kadang disebut Alawite dan mereka adalah golongan minoritas di daerah Lattakia. Mereka itu orang-orang kampung yang tinggalnya juga di daerah pinggiran. Pekerjaan mereka rata rata petani. Saya melihat mereka itu tidak mengerti apa apa dan mungkin hanya faktor keturunan saja disebut demikian. Faktanya di lapangan saya lihat persis seperti Sunni. Masjidnya sama dengan Sunni. Kalau mau lihat contohnya ya perhatikan saja Presiden Assad. Praktek shalatnya tidak ada bedanya dengan Sunni. Cuma biasanya mereka tidak memakai kerudung bagi yang perempuan.

Nah, kalau Hauzah Zaenab yang ada di pinggiran Damaskus, itu dibiayai pemerintah Iran karena memang beraliran Imamiyah.

LI: Sungguh berbeda dari informasi yang biasanya saya dapat. Di Indonesia, Syiah Nushairiyah itu digambarkan sebagai sosok kejam dan bengis.

UMM: Sekali lagi saya bilang, berita itu ngawur !

Pemerintah di sini tidak memperingati tragedi Karbala seperti umumnya mazhab Syiah. Juga tidak ada Hussainiyah. Bahkan kalau mendengar pidato mendiang Hafez saat memperingati perang enam hari atau sewaktu merebut kembali provinsi Kneitra dari tangan Israel (saya kurang jelas diantara kedua peristiwa tersebut) maka akan terlihat jelas (bahwa Hafez bukan Syiah)

(Catatan redaktur: video pidato tersebut pernah tersebar di jejaring sosial, isinya adalah Hafez memanggil rakyatnya untuk membela negara meneladani para sahabat Nabi Saw: “Wahai Putra Abu Bakar ra, Wahai Putra Khalid bin Walid ra, Wahai Putra Salahudin al Ayubi ra…” demikian Hafez menyeru rakyatnya)

LI: Saat ini bagaimana kondisi pemberontak Ust? Masih kuat atau mulai melemah?

UMM: kondisi mereka tergantung pendukungnya. Kalau aliran dananya di hentikan dan impor militan juga distop, maka mereka akan melemah dengan sendirinya. Jika negara tetangga kooperatif untuk menjaga perbatasan, maka mereka akan kehabisan nafas. Namun sampai hari ini dari Turki maupun Yordania, masih membuka perbatasannya lebar- lebar untuk siapa saja yang pergi berperang ke Suriah. Kedua negara itu hanya melarang mereka kembali melalui negaranya. Itulah penyebab para milisi berebut ingin menguasai derah perbatasan.

LI: Lho, bukannya Turki telah menandatangani kesepakatan dengan Iran untuk memberantas terorisme?

UMM: Iya, awalnya kami senang sekali mendengarnya. Namun ternyata mereka hanya merubah skenario saja, menjadi lebih rapih.

LI: Ustadz punya pesan untuk rakyat Indonsia terkait konflik Suriah?

UMM: Pesan saya, hati-hatilah mnerima berita darimanapun datangnya. Peganglah prasangka baik terhadap sesama muslim jangan mau di adu domba. [tvshia/liputan Islam]

Kirim komentar