1 Isfan, Menjadi Mubalighnya Maksumin Harus Luar Biasa
Nabi Muhammad saaw adalah manusia maksum, dalam hal ini tidak ada keraguan sedikitpun, apa yang dibawa beliau juga sesuatu yang sangat istimewa, karena alasan ini untuk menjadi mubaligh atas apa yang dibawa Nabi Muhammad apakah hal mudah dan sederhana, jelas tidak. Jika ingin menjadi mubaligh sukes dan sesuai kriteria maka harus usaha keras.
Membawakan sebuah contoh
Sebagai media untuk menyampaikan materi mubaligh bisa membawakan contoh, sebagai misal untuk menyampaikan ajakan untuk peka terhadap berbagai perbuatan maksiat kita membuat contoh demikian kota yang akan diledakkan, setiap orang normal akan segera bergegas pergi meninggalkan kota ketika ia tahu kota dalam beberapa jam akan diledakkan, atau jangankan beberapa jam, sehari atau beberapa hari sebelumnya masyarakat pasti sudah mulai satu demi satu meninggalkan kota.
Ketika anak kita sedang berada dilingkup disuatu tempat dimana dari sana anak kita bisa melihat anak laki-laki dan perempuan berjoget bersama dengan pakaian seronok. Seyogianya kita segera mengajak anak kita pergi jauh-jauh sehingga anak kita tidak terkena dampak negatifnya.
Dari dua contoh kejadian diatas, mengapa orang yang tahu kota akan segera diledakkan mereka tanpa mengundur waktu langsung pergi menghindar sedang untuk kasus kedua banyak masyarakat yang bersikap santai, bahkan sebagian menikmati hal itu dan bergabung dengan anaknya.
Masalahnya Cuma satu, karena keyakinan, karena pembiasaan diri hanya perhatian pada hal-hal material semata, orang segera pergi dari kota karena dia yakin jika masih tinggal di kota maka hal itu berbahaya, dia bisa mati terkena dampak ledakan. Sedang untuk kasus kedua banyak orang yang tidak yakin atas bahaya yang ditimbulkan dengan perbuatan maksiat dan apa-apa yang membuat Allah murka. Disebutkan bahwa Dengan perbuatan dosa 40 hari manusia akan tertinggal dibelakang. Jadi langkahnya menuju kesempurnaan kemanusiaan terhambat.
Alquran banyak mendidik manusia dengan permisalan dan contoh nyata, kita bisa lihat ayat-ayat banyak yang disampaikan kepada manusia dalam bentuk cerita, dan quran sendiri menyebut dirinya dengan ahsanul qashas.
Contoh nyata kejadian manusia yang bisa dijadikan permisalan dan sesuai dengan ajaran quran sangat membantu seorang mubaligh untuk menyampaikan ajaran-ajaran Quran, ajaran Nabi saaw.
Ketika ada seseorang datang kehadapan kita dan ia memiliki akhlak sangat buruk lalu ia menasihati kita berbagai macam kebaikan dan sikap-sikap mulia, tentu kita tidak bisa menerima ucapannya atau minimal sangat berat untuk menerima, berbeda ketika yang berbicara adalah orang baik prilaku dan akhlaknya. Kita bukan hanya menerima bahkan dengan senang hati menerimanya. [TvShia]
Kirim komentar