Operasi Spionase "Careto" Bidik 31 Negara

Operasi Spionase "Careto" Bidik 31 Negara

Dunia maya kembali diguncang skandal aksi spionase. Setelah stuxnet, kali ini muncul virus mata-mata baru yang disebut "careto" (The Mask) yang muncul berulang-kali berkat kode malware. Virus ini pertama kali menyerang komputer di negara-negara berbahasa Spanyol.

 

Menurut lembaga penemunya, Karspersky Lab, serangan virus mata-mata itu menarget lembaga pemerintah, perusahaan energi, dan kalangan aktivis di 31 negara, termasuk Inggris. Serangan paling aktif terjadi di Maroko, disusul dengan Brazil, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Siapa dibalik "sang kedok"? Karspersky menolak memberitahu.

 

Dalam wawancara di sela-sela konferensi yang disponsori perusahaannya di Republik Dominika, Direktur tim penelitian global Karspersky, mengatakan bahwa "careto" menyerang institusi pemerintah, perusahaan gas dan minyak, dan kalangan aktivis dengan menggunakan malware yang dirancang untuk mencuri dokumen, arsip terenskripsi, dan data sensitif lainnya, termasuk mengambil alih kendali komputer yang terifeksi.

 

Virus ini tergolong fleksibel dan multi-sistem karena dapat menginfeksi berbagai sistem operasi, baik yang berbasis Windows dan Mac, hingga perangkat bergerak semacam iOS dan Android. Dunia maya kembali diguncang skandal aksi spionase. Setelah stuxnet, kali ini muncul virus mata-mata baru yang disebut "careto" (The Mask) yang muncul berulang-kali berkat kode malware. Virus ini pertama kali menyerang komputer di negara-negara berbahasa Spanyol.

 

Menurut lembaga penemunya, Karspersky Lab, serangan virus mata-mata itu menarget lembaga pemerintah, perusahaan energi, dan kalangan aktivis di 31 negara, termasuk Inggris. Serangan paling aktif terjadi di Maroko, disusul dengan Brazil, Inggris, Perancis, dan Spanyol. Siapa dibalik "sang kedok"? Karspersky menolak memberitahu.

 

Dalam wawancara di sela-sela konferensi yang disponsori perusahaannya di Republik Dominika, Direktur tim penelitian global Karspersky, mengatakan bahwa "careto" menyerang institusi pemerintah, perusahaan gas dan minyak, dan kalangan aktivis dengan menggunakan malware yang dirancang untuk mencuri dokumen, arsip terenskripsi, dan data sensitif lainnya, termasuk mengambil alih kendali komputer yang terifeksi.

 

Virus ini tergolong fleksibel dan multi-sistem karena dapat menginfeksi berbagai sistem operasi, baik yang berbasis Windows dan Mac, hingga perangkat bergerak semacam iOS dan Android. [tvshia/IslamTimes]

Kirim komentar