Merobek Baju Pelindung Karena Emosi Sesaat 3
Cerdik Cerdas dan Melek Kondisi dan Waktu
Rahbar sebagai pimpinan tertinggi sudah berulangkali menyerukan orang syiah untuk secara serius menjaga tali silaturahmi dan ikatan persaudaraan dengan ahlu sunnah. Usaha yang selalu menghidupkan poin-poin persamaan dan tidak membesar-besarkan perbedaan dinilai sebagai modal awal untuk mewujudkan tujuan mulia tersebut. Awal tersebarnya buku tsumah tadaitu, yang diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia dengan judul cukup nyentrik dan menusuk, “Akhirnya kutemukan kebenaran” pernah dilarang edar, salah satu alasan pelarangan peredaran buku tersebut tidak lain adalah untuk menjaga wahdah islamiah, keutuhan agama islam, persatuan agama islam. Rahbar sangat getol mengingatkan keberadaan musuh yang selalu mengintai dan bahkan sudah mulai menyerang terutama dari sisi nilai moral akhlak dan budaya.
Dalam salah satu khotbahnya beliau mengatakan budaya sebagai sebuah kunci. Jadi ketika kunci sudah dirusak oleh musuh karena keteledoran semata pasti akan sangat disesalkan nantinya, disini kita ingat kembali bahwa dengan menyadari siapa musuh kita maka kita akan secara sendirinya bisa melakukan prefentif dan juga lebih kuat menjaga persamaan, persatuan dan keutuhan masing-masing dari kita, dan seperti kita ketahui, metode musuh islam tidak pandang bulu. Tidak ada halal haram dimata mereka, dan politik adu domba dan pemecahbelahan umat masih menjadi alternatif paling murah dan cukup efektif yang mereka pilih.
Sudah seyogyanya kita lebih ulet lagi menjaga keutuhan persatuan diantara kita, kita harus sadar bahwa kita itu minoritas namun dengan kegigihan kita bisa masuk berjalan dengan yang mayoritas. [TvShia]
Kirim komentar