Kapan Ka’bah Berkain Hitam?

Kapan Ka'bah berkain hitam

Menutupi Ka’bah dengan kain khusus memiliki sebuah sejarah panjang dalam lembaran Baitullah ini. Untuk itu, dibentuklah sebuah badan khusus yang menangani tugas ini dari sejak dahulu kala.

Dalam banyak riwayat disebutkan bahwa tradisi menutupi Ka’bah ini kembali kepada masa Nabi Ibrahim dan Ismail as. Lalu siapakah orang yang pertama kali menutupi Ka’bah dengan kain khusus ini?

1. Nabi Ibrahim atau Nabi Ismail as.
2. Menurut banyak riwayat dari Ahli Sunah, orang pertama yang menutupi Ka’bah dengan kain adalah Tubba’ As’ad al-Himyari. Ia juga membuat pintu untuk Ka’bah.
3. Ibn Hajar al-Asqallani menyebutkan banyak riwayat dalam masalah ini. Tentu riwayat-riwayat yang berbeda-beda. Sebagai konklusi menurut Ibn Hajar, Nabi Ismail adalah orang pertama yang menutupi Ka’bah. Lalu disusul oleh Adnan setelah periode Nabi Ismail berlalu. Setelah itu, Tubba’ adalah orang pertama yang menutupi Ka’bah dengan kulit dan kain berhiasan dari Yaman.
Menurut pandangan Ahlulbait as sesuai dengan riwayat dari Imam Shadiq as, orang pertama yang menutupi Ka’bah dengan kain adalah Nabi Ibrahim atau Nabi Ismail as.

Bahan Penutup Ka’bah

Pada masa jahiliah, Ka’bah ditutupi dengan kulit yang dikenal dengan nama antha’. Lalu, Rasulullah saw menutupi Ka’bah dengan kain yang berasal dari negeri Yaman. Sepeninggal Rasulullah saw, Khalifah Umar dan Utsman menutupi Ka’bah dengan kain qabathi; sejenis kain dari Mesir berwarna putin dan tipis.

Harun al-Rasyid juga memerintahkan supaya kain qabathi dari Mesir ditenun. Akhirnya, pada tahun 190 H, kain ini telah siap dan ditutupkan ke Ka’bah.

Pada tahun 200 H, Husain bin Husain Afthas Thalibi Alawi menyerang Makkah dan berhasil menguasai kota ini. Ia memasuki Ka’bah dan mengambil seluruh kain yang terdapat di dalamnya. Lalu ini menutupi Ka’bah dengan dua jenis kain sutera ringan: yang satu berwarna kuning dan yang lain berwarna putih.

Pada masa kekuasaan Ma’mun, kain penutup Ka’bah juga masih berwarna putih. Pada masa kekuasaan dinasti Fatimiah sekitar tahun 297-567 H, kain penutup Ka’bah masih berwarna putih.

Tetapi dari sejak masa kekuasaan al-Nashir li Dinillah salah seorang penguasa dinasti Bani Abasiah (575-622 H), Ka’bah mulai ditutupi dengan kain sutera berwarna hitam. Dari sejak masa ini hingga kini, kain penutup Ka’bah juga berwarna hitam.

Lalu mengapa kain penutup Ka’bah akhirnya dipilih warna hitam? Hal ini mungkin lantaran hawa panas yang mendominasi Makkah, warna hitam lebih bisa bertahan lama terhadap sengatan matahari dibandingkan dengan warna-warna yang lain.tvshia/shabestan

Kirim komentar