Laporan: Upgrade Nuklir AS Habiskan $1 Trilyun

Laporan: Upgrade Nuklir AS Habiskan $1 Trilyun

Menurut laporan tersebut, Washington harus berhati-hati mengelola investasinya mengingat anggaran lingkungannya yang terbatas.

Amerika Serikat akan menghabiskan $ 1 triliun untuk meng-upgrade dan mempertahankan senjata nuklirnya selama 30 tahun ke depan. Tapi pada saat yang sama, negara itu menunda penggantian sistem penangkal nuklira saat ini yang terancam akan melemah, ungkap sebuah laporan studi sebagaimana dilansir RIA Novosti, Rabu (8/1/14).

"Jadwal pengadaan baru itu memiliki risiko yang signifikan dan mungkin akan berakibat pada biaya yang lebih tinggi, kemampuan yang lebih rendah dan penyebaran yang lebih lambat," ungkap laporan yang dirilis hari Selasa (7/1/14) oleh Pusat Studi Nonproliferasi James Martin yang berbasis di California.

Sebelum pemotongan anggaran tahun lalu yang yang dikenal dengan sekustrasi (penyitaan), pemerintah AS sebenarnya sudah merencanakan penggantian sistem strategis yang lebih cepat, kata laporan tersebut.

"Situasi ini merusak kredibilitas penangkal nuklir AS, dan dalam skenario terburuk, bisa menyebabkan hilangnya satu atau kedua kaki Angkatan Udara," lanjut laporan itu. "Para pembuat kebijakan AS sekarang harus menghargai lingkup penuh biaya pengadaan tersebut."

Saat ini, Amerika dengan cepat tengah menghabiskan 3 % anggaran pertahanan untuk mengganti platform nuklir dan hulu ledaknya. Anggaran itu sebanding dengan anggaran yang dihabiskan Presiden AS Ronald Reagan selama perlombaan senjata tahun 1980-an dengan Uni Soviet.

Menurut laporan tersebut, Washington harus berhati-hati mengelola investasinya mengingat anggaran lingkungannya yang terbatas. Realitas fiskal dan strategis saat ini jauh berbeda dari tahun 1980-an. Karena itu, muncul pertanyaan apakah tingkat investasi Amerika dapat dipertahankan seiring prioritas nasional lainnya.

Kantor Anggaran Kongres bulan lalu mengatakan bahwa rencana pemerintah terkait upgrade senjata nuklir akan menelan biaya sekitar $ 355 milyar selama 10 tahun ke depan. Angka tersebut sebagian besar sesuai dengan estimasi dalam laporan itu.

Laporan yang berjudul "Rangkaian Trilyun Dollar Nuklir: Strategi Modernisasi AS 30 Tahun Mendatang" itu ditulis oleh Jon Wolfsthal, mantan direktur nonproliferasi dengan Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

Presiden AS, Barack Obama dan mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev pernah menandatangani perjanjian pelucutan senjata nuklri START pada tahun 2010. Menurut kesepakatan itu, Rusia dan Amerika diminta mengurangi stok hulu ledak nuklir sampai 1.550 pada tahun 2018.

Obama sendiri menyetujui penghapusan total senjata nuklir tapi pemerintahannya mengatakan, dana signifikan yang dialokasikan untuk modernisasi senjata nuklir tetap diperlukan demi menjaga sebuah penangkal nuklir yang aman, terjamin dan efektif.[TvShia.com/Islam Times]

Kirim komentar