Mengenal Front Takfiri "Front Islam" di Suriah
Sampai saat ini tidak semua anggota kelompok "Front Islam" mengakui bahwa Syrian Islamic Liberation Front merupakan bagian dari Front Islam, meskipun para pemimpin kedua koalisi setelah bergabung merupakan tokoh kunci Front yang baru dibentuk.
Front Islam atau al-Islamiyyah al-Jabhat merupakan gabungan dari tujuh kelompok pemberontak Takfiri yang terlibat dalam perang sipil Suriah yang pembentukannya diumumkan pada 22 November 2013.
Kelompok ini menyatakan tidak akan memiliki hubungan dengan Koalisi Nasional Suriah (SNC), meskipun anggota biro politik kelompok ini, Ahmad Musa, berharap adanya pengakuan dari Dewan Nasional Suriah (SNC) dan bekerjasama dengan SNC.
Pada tanggal 22 November, tujuh kelompok-kelompok "Islam" ini menyetujui pakta pembubaran kelompok-kelompok individual dan mengarah pada pembentukan satu Front, yakni Front Islam. Tujuh kelompok-kelompok tersebut adalah:
1. Di Aleppo, Liwa al-Tawhid, (sebelumnya bagian dari Syrian Islamic Liberation Front)
2. Salafi Ahrar al-Sham, (sebelumnya bagian dari Syrian Islamic Front)
3. Di Homs, Liwa al-Haqq, (sebelumnya bagian dari part of Syrian Islamic Front)
4. Di Idlib, Suqour al-Sham (sebelumnya bagian dari part of the Syrian Islamic Liberation Front)
5. Di Damaskus Jaysh al-Islam (sebelumnya bagian dari part of Syrian Islamic Liberation Front)
6. Ansar al- Sham (sebelumnya bagian dari Syrian Islamic Front)
7. Kurdish Islamic Front.
Sampai saat ini tidak semua anggota kelompok "Front Islam" mengakui bahwa Syrian Islamic Liberation Front merupakan bagian dari Front Islam, meskipun para pemimpin kedua koalisi setelah bergabung merupakan tokoh kunci Front yang baru dibentuk.
Pembentukan Front ini disebabkan hancurnya benteng-benteng mereka dan bercerai berainya anggota kelompok ini setelah beberapa pemimpin kunci mereka tewas di tangan Tentara Suriah.
Pada bulan Desember 2013, Front Islam merebut markas besar FSA bersama dengan gudang pasokan senjata di Atmeh serta di perbatasan terdekat dengan Turki di Bab al-Hawa. Dengan direbutnya basekamp dan gudang senjata FSA, maka secara praktis FSA telah hilang dari peredaran di Suriah, bahkan Kepala Staf Brigadir Jenderal Salim Idris melarikan diri melalui Turki ke Doha, Qatar dalam serangan itu.
Namun, FSA membantah bahwa Idris telah meninggalkan Suriah dan juga menyatakan Front Islam diminta untuk membantu perjuangan FSA melawan Takfiri lain dari al-Qaeda Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) dan Front al-Nusra.
Sampai saat ini, antara Front Islam, ISIL dan Front al-Nusra saling bantai membantai dan saling bunuh di beberapa tempat dan wilayah. [TvShia/Islam Times]
Kirim komentar