Sadam Hingga Akhir Hayat tidak Menyesali Kedikdatorannya
Hingga akhir hayat, Saddam yang dieksekusi pada tahun 2006 lalu tetapi tampak tegar dan tidak pernah menyatakan penyesalan. Begitu pengakuan Muswwaq al-Rabi’i mantan penasihat Perdana Menteri Iraq yang pernah menjadi saksi atas eksekusi diktator ini.
“Seorang penjahat? Betul. Seorang pembunuh? Betul. Seorang pembantai? Betul. Semua ini betul. Tetapi, ia tetap tegar hingga akhir,” begitu ungkap al-Rabi’i kepada wartawan Kantor Berita Perancis.
Al-Rabi’i yang hingga detik-detik terakhir menjadi saksi eksekusi atas mantan diktator Iraq, Saddam Husain itu menyatakan, Saddam tidak pernah menyatakan penyesalan sedikit pun.
“Saya sendiri yang menerima penyerahan Saddam, dan tak seorang pun warga asing sekalipun Amerika tidak memperoleh izin masuk. Ia mengenakan jaket dengan kemeja putih. Tingkah lakunya terlihat biasa dan tenang. Saya tidak melihat sedikit pun tanda ketakutan di wajahnya,” ungkap al-Rabi’i lebih lanjut.
Al-Rabi’i lebih lanjut mengutarakan, “Saya tidak pernah mendengar Saddam mengeluh dan menyesal. Saya juga tidak pernah ia berharap Allah mengampuninya atau memohon lirih supaya dibebaskan.”
Menurut Kantor Berita Perancis, Saddam dieksekusi lantaran banyak kejahatan terhadap umat manusia pada tahun 1982 dan pembantaian 148 orang dari warga Syiah desa Dujil. Akhirnya, diktator ini dieksekusi mati pada 30 Desember 2006.[TvShia/ Shabestan]
Kirim komentar