Kejahatan Baru Israel Terhadap Warga Jalur Gaza

Rezim Zionis Israel rupanya tak henti-hentinya menzalimi warga tertindas Jalur Gaza. Kali ini dengan tega, Israel membuka dam danau yang terletak di perbatasan selatan Jalur Gaza.

 

Ulah Israel membuka saluran air tersebut mengakibatkan terjadinya banjir di kawasan Jalur Gaza dan menjelang musim dingin warga Gaza mengalami kesulitan besar dalam melanjutkan hidup mereka. Kebiadaban Israel ini juga mengakibatkan rusaknya rumah warga dan ladang rakyat Jalur Gaza. Warga tertindas kawasan ini kembali menggugat kejahatan Rezim Zionis Israel.

 

Perdana menteri Palestina pilihan rakyat, Ismail Haniyah memperingatkan krisis kemanusiaan dan blokade zalim Israel terhadap Jalur Gaza. Ia menyeru masyarakat internasional untuk menyelamatkan Gaza.

 

Bertepatan dengan langkah tak berperikemanusiaan Israel, para pejuang Palestina memulai operasi penyelamatan warga yang tertimpa banjir dan menyalurkan bantuan kepada mereka.

 

Sekitar 1,07 juta jiwa warga Palestina di Jalur Gaza diblokade Israel sejak tahun 2007 dan tertutupnya seluruh jalur penyeberangan ke kawasan ini membuat penyaluran bantuan menjadi sangat sulit.

 

Seiring dengan tertutupnya jalur penyebarangan di perbatasan Jalur Gaza, khususnya jalur penyeberangan Rafah yang menjadi urat nadi penyaluran bantuan serta kebutuhan warga Gaza, pengiriman bahan makanan, obat-obatan dan bahan bakar ke kawasan ini sulit dilakukan.

 

Jalur Gaza memiliki luas wilayah sekitar 363 kilometer persegi dan termasuk kawasan terpadat di dunia. Sebagian besar wilayah Gaza dihuni oleh para pengungsi Palestina yang terpaksa menghuni kamp-kamp pengungsi sejak tahun 1967 akibat perang. Oleh karena itu, blokade Gaza kian menambah beban bagi kehidupan warga dan pengungsi.

 

Serangan berulang kali jet-jet tempur Israel ke Jalur Gaza dari satu sisi dan pencegahan upaya rekonstruksi kawasan ini dari sisi lain, membuat Gaza dalam beberapa tahun ini berubah menjadi arena perang.

 

Tujuh tahun Jalur Gaza terus diblokade dan meski berbagia upaya aktivis HAM untuk mencabut blokade, Israel dengan dukungan Amerika masih tetap melanjutkan kebijakan anti kemanusiaannya ini.

 

Dalam kondisi seperti ini Gaza dengan melewati dua perang tak seimbang (perang 22 hari dan tujuh hari serta serangan berat lainnya) sangat membutuhkan rekonstruksi infrastruktur yang rusak akibat brutalitas rezim Zionis.

 

Hal ini bukan saja sulit diwujudkan, bahkan Israel sampai detik ini berusaha memaksakan kejahatan lain terhadap warga tertindas Palestina dengan membuka dam dan saluran air sehingga mengakibatkan banjir di Jalur Gaza.

 

Tak diragukan lagi bahwa terpisahnya Gaza dan Tepi Barat merupakan konspirasi terencana Israel untuk mempersempit blokade terhadap bangsa Palestina dengan harapan Tel Aviv mampu memaksa kubu pro perdamaian untuk mengakhiri resistensi dan retorika anti Zionis di bumi pendudukan.

 

Oleh karena itu, petinggi Israel dengan beragam cara, mulai perang di Gaza dan mencegah pengiriman bantuan kemanusiaan serta menciptakan bencana banjir, berusaha menutupi ketidakmampuannya menghadapi perjuangan rakyat Gaza[TvShia/Irib Indonesia]

Kirim komentar