6 Azar, Menguak Sehelai Sejarah Indonesia

Sejarah Buram Indonesia 

Sejarah mencatat bahwa di Indonesia, negara yang cukup dikenal sebagai bangsa dengan masyarakat ramah tamah pernah terjadi sebuah peristiwa besar, peristiwa kemanusiaan yang harus terus diingat oleh seluruh individu masyarakat Indonesia.

 

Mengingat dan menggores ulang sejarah kemanusiaan yaitu berupa pelanggaran hak manusiawi warga negara Indonesia atas nama partai sesat, mengapa atas nama? Sebab pada waktu itu, list orang-orang yang disebut-sebut sebagai anggota Partai komunis nyatanya tidak diteliti terlebih dahulu secara detail tentang kebenaran apakah mereka benar-benar anggota partai yang sedang diharamkan tersebut atau bukan. Petugas main garuk dan berondong di waktu dini hari. Banyak anggota keluarga hanya menatap penuh kebingungan ketika sang kepala rumah tangga diarak keluar dari rumah disaat gelap gulita menyelimut bumi. Tatapan terakhir karena sang suami, sang ayah digaruk dan akhirnya dibunuh atau minimal dibuang ke pulau mati.

 

Para pembantai mengangkat bendera atas nama negara atau atas nama agama, sebuah kondisi berhasil dibangun ditengah masyarakat waktu itu bahwa partai komunis itu berbahaya, partai ini sudah mengembangkan sayap dan berencana menguasai Negara Indonesia, jika partai ini sampai berkuasa maka katakan selamat tinggal pada agama. Dengan semangat inilah akhirnya beberapa warga masyarakat berdiri mengangkat parang dan tombak, memanggul senapan membantai sesama warga republik Indonesia. Tidak ada lagi toleransi, sebagian yang tidak dibantai mereka diusir dibuang ke pulau terpencil. Pulau mati, manusia yang dibuang kesana hanya bisa makan ulat dan semacamnya sehingga bisa menyambung hidup.

 

Bangsa Indonesia memiliki akar budaya kuat, bangsa Indonesia memiliki masyarakat kuat dan memiliki kepribadian, satu hal yang tidak bisa dipungkiri, bangsa ini adalah sebuah bangsa yang sedikit banyak sudah dididik oleh para sunan, para kyai berkualitas, dididik dengan kelembutan, persatuan, toleransi, peradaban, kesopanan, dan semacamnya.

 

Bangsa Indonesia secara natural adalah bangsa berkepribadian berkualitas, rasa hormat, toleransi, persatuan, kegigihan, ketekunan adalah label alami yang sudah sangat lama melekat dalam kepribadian bangsa Indonesia.

 

Indonesia sebagai Negara Bhinakea Tunggal Ika, berbeda-beda, bersuku-suku, berbagai budaya, berbagai bahasa, berbagai adat semua satu dalam kesatuan bangsa Indonesia.

 

Sangat disayangkan karena ada beberapa kelompok minoritas yang berupaya mengusung dan mengimpor budaya baru budaya yang seratus delapan puluh derajat bertolak belakang dengan jati diri bhinekaisme, berseberangan dengan semangat nasionalisme, budaya pagan bahwa  selain yang segolongan dengannya itu kafir dan layak dipenggal.

 

Seperti manusia yang mati ide, tidak kreatif, kelompok minoritas ini berusaha keras dibayar atau tidak dibayar atas nama jihad, jihad menyerukan semangat kebencian walau itu dengan menggunakan fitnahan-fitnahan murahan dan berbagai bentuk kebohongan.

 

Semestinya jika mereka ingin menyerukan jihad dimana sebenarnya jihad adalah sesuatu yang suci dan agung maka mereka harus menggunakan jalur-jalur legal, benar dan bisa dipertanggungjawabkan. Dengan adanya kenyataan mereka rela berbohong dan mengumbar fitnah murahan hal ini sebenarnya menjadi penyaring bahwa jihad bahkan takbir-takbir yang mereka teriakkan, syahadatain yang mereka baca hanya sekedar kamuflase. Karena Islam bukan ajaran ecek-ecek yang bisa dicampur dengan sampah kebohongan dan fitnah semau-mau. Islam berdikari dan terlepas jauh dari hal-hal semacam itu.

 

Islam yang fitri senantiasa seirama dengan fitrah, senada dengan kemanusiaan, selangkah dengan kehormatan.

 

Sebuah kebodohan yang tertutupi dengan kebodohan yang lain, ketidaktahuan yang ditutupi dengan ketidaktahuan yang lain.

 

Semoga masyarakat Indonesia, bangsa Indonesia tetap bangga sebagai manusia yang tidak mudah terprofokasi, bangsa yang berpikir dengan kepala, tidak asal bantai, tidak bertindak dulu baru berpikir, tapi berpikir dan berpikir berulang kali baru bertindak terutama ketika berurusan dengan nyawa orang lain, toleransi kepada orang lain. Jangan sampai kejadian serupa tahun 60an dimana sebagaian warga dituduh sebagai kelompok komunis lalu dengan tuduhan itu mereka dibantai tanpa ampun dibukit-bukit sunyi, anak-anak, laki-laki, wanita, kakek-nenek semua dibantai tanpa pandang bulu.

 

Kelompok takfiri atau kelompok apapun yang berusaha mengusung perpecahan, kebencian, isu perpecahan antar madzhab harus benar-benar dicermati. Atas nama kelompok apapun jika kelompok itu menghasut kita untuk membenci apalagi untuk membunuh orang lain terutama atas nama agama islam maka harus kita hindari. Ajaran Islam tidak pernah mengajarkan pembantaian pada pengikutnya.

 

Satu-satunya perintah untuk memerangi adalah perintah memerangi kafir harbi,  dan sekarang sangat sulit kita temukan kelompok kafir harbi yang halal untuk diperangi, wajib diperangi. [TvShia]

Kirim komentar