Laporan: Rencana Saudi dan Israel Mensabotase Nuklir Iran
Sumber tersebut mencatat, salah satu metode utama yang dibahas dalam pertemuan itu adalah menciptakan dan memproduksi malware lebih buruk dari ... Stuxnet ."
Arab Saudi dan Israel bersekongkol untuk menciptakan sebuah worm komputer yang lebih merusak dari malware Stuxnet untuk mensabotase program nuklir Iran, sebuah laporan baru mengatakan.
"Kepala mata-mata Saudi Bandar bin Sultan bin Abdulaziz al-Saud dan direktur badan intelijen Mossad Israel Tamir Bardo masing-masing mengirimkan perwakilannya untuk sebuah pertemuan di Wina pada tanggal 24 November lalu untuk meningkatkan kerja sama kedua belah pihak dalam bidang intelijen dan operasi sabotase terhadap program nuklir Iran," kata sumber anonim yang dekat dengan dinas rahasia Saudi kepada Fars News Agency, Senin, 02/12/13.
Sumber tersebut mencatat, salah satu metode utama yang dibahas dalam pertemuan itu adalah menciptakan dan memproduksi malware lebih buruk dari ... Stuxnet ."
Stuxnet adalah sebuah worm komputer Windows spesifik pertama kali ditemukan pada bulan Juni 2010 oleh sebuah perusahaan keamanan yang berasal dari Belarus. Worm ini menjadi terkenal karena merupakan worm pertama yang memata-matai dan memprogram ulang sistem industri.
Varian yang berbeda dari Stuxnet memiliki target dilima organisasi Iran, kemungkinan target luas diduga adalah infrastruktur pengayaan uranium Iran. Symantec mencatat pada Agustus 2010 bahwa 60% dari komputer yang terinfeksi di seluruh dunia berada di Iran.
Sementara Siemens menyatakan pada 29 November worm itu tidak menyebabkan kerusakan pada pelanggan, kecuali program nuklir Iran yang menggunakan peralatan terembargo Siemens yang diperoleh secara rahasia dan mengalami kerusakan karena Stuxnet.
Maksud di balik pengembangan malware baru itu adalah untuk memata-matai dan menghancurkan struktur perangkat lunak dari program nuklir Iran. Kata sumber itu menyatakan keinginan untuk tetap anonim karena sensitivitas informasi yang dibagikan.
Menurut sumber itu, dalam pertemuan itu, Israel membicarakan stimulasi waktu dan pendanaan, dengan angka kasar dari US $ 1 juta yang ajukan sebagai angka perkiraan. Hal itu rupanya disambut baik oleh kerajaan Arab Saudi dengan tangan terbuka.
Untuk realisai itu, kepala intelijen Saudi Arabia, bertemu dengan kepala Mossad, Bardo di pelabuhan Aqaba kota Yordania dan menghapus kekhawatiran Putra Mahkota Salman bin Abdulazi yang menyarankan agar Bandar terlibat lansung dalam konsultasi dengan Israel atas strategis Timur Tengah.
Menurut Fars, kesepakatan terbaru antara Iran dan Kelompok 5+1 plus Jerman membuat para pejabat Saudi gelisah, sementara Bandar sebelumnya mengecam kesepakatan interim itu sebagai pengkhianatan Barat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam kesepakatan yang dicapai pada tanggal 23 November itu sebagai transaksi yang buruk. [tvshia/IslamTimes]
Kirim komentar