Riwayat Qaraati: Balasan untuk Orang Tidak Beradab

Riwayat Qaraati: Balasan untuk Orang Tidak Beradab

Balasan untuk Orang Tidak Beradab
Riwayat Qaraati: Balasan untuk Orang Tidak BeradabءIslamءagamaءShiءMohammadءAliءTVshiaءpenyelamatء

Waktu itu hari memperingati kesyahidan Imam Ridha as. Beberapa orang anak muda ingin bersenang-senang dan pergi ke arah gurun. Seorang dari mereka berkata, "Hari ini adalah hari syahadah Imam Ridha as dan mari kita coba untuk tetap menjaga kehormatan hari ini."

Dua orang dari mereka berlagak berani dan mulai mengucapkan hal-hal yang tidak pantas. Kemudian mereka berdua mencari minuman keras.

Dalam kondisi bersenang-senang dan mabuk-mabukan, tiba-tiba saja petir menyambar dan dua orang anak muda itu terkena petir dan badannya langsung hangus dan mati, sementara yang lain terluka. Yang selamat dari mereka hanya anak muda pertama yang mencoba mengingatkan mereka untuk menghormati hari syahadah Imam Ridha as.

Argumentasi Orang Awam

Bulan Muharram. Ada kelompok Hazrat-e Abolfazl yang tengah melakukan ritual memperingati kesyahidan Imam Husein as di huseiniyah. Banyak orang yang hadir, tapi permadani yang dipersiapkan kurang. Ketua kelompok Hazrat-e Abolfazl berkata kepada imam jamaah, "Haj Agha! Apakah tidak bisa kita meminjam permadani masjid untuk sementara waktu buat huseiniyah?"

Imam jamaah itu menjawab, "Permadani yang ada itu sudah diwakafkan untuk masjid dan sesuatu yang diwakafkan untuk tempat tertentu tidak dapat dimanfaatkan untuk tempat lain."

Ketua kelompok itu berkata, "Pergilah Sheikh! Abul Fadhl merelakan kedua tangannya kepada Allah, apakah kamu berpikir Allah tidak membolehkan dua permadaninya untuk Abul Fadhl?"

Penyabun Badan yang Ahli
Seorang ulama Isfahan pergi ke kamar mandi umum. Seorang petugas kamar mandi ingin melayani ulama itu. Ia kemudian mengajak seorang pemuda yang selalu melakukan shalat tahajud. Ia lalu memperkenalkan pemuda itu kepada ulama, "Pemuda ini tidak pernah meninggalkan shalat malamnya."
Ulama itu menjawab, "Saya tidak membutuhkan orang yang senantiasa melaksanakan shalat malam, saya ingin orang yang bisa menyabuni badanku."

Benar. Banyak orang yang bagus dalam ibadah, tapi belum tentu memiliki kemampuan untuk melakukan satu pekerjaan tertentu.

Menghadap Allah dengan Jas Robek
Seorang teman berkata, "Saya sedang melakukan shalat dengan jas yang robek. Tiba-tiba bel rumah berbunyi dan terdengar suara tamu. Ketika saya tahu tamu itu siapa, saya langsung menyegerakan shalat. Setelah selesai shalat, saya kemudian mengganti jas yang bagus untuk menemui tamu.

Sesaat saya merasakan ada sesuatu yang salah dan mulai mencela diriku sendiri. Aku berkata, ‘Celakalah engkau! Engkau melaksanakan shalat dengan jas yang robek, tapi ketika ingin menemui tamu engkau memakai pakaian yang bersih dan bagus!'

Saya benar-benar malu dengan kejadian itu." (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Khaterat Hujjatul Islam Qaraati, Jilid 2.

Kirim komentar