Kisah Ushul Kafi: Menyaksikan Allah dengan Mata Hati
Kisah Ushul Kafi: Menyaksikan Allah dengan Mata Hati
Seorang Khawarij menemui Imam Baqir as dan berkata, "Wahai Abu Jakfar! Engkau sedang berdoa kepada siapa?"
Imam Baqir menjawab, "Allah Swt."
Khawarij itu bertanya kembali, "Apakah engkau melihat Allah?"
Imam Baqir menjawab, "Mata lahiriah manusia tidak dapat melihat-Nya. Tapi hati yang dipenuhi hakikat iman dapat melihat-Nya. Zat Allah tidak dapat diketahui lewat penyerupaan dan analogi. Tidak dapat dipahami lewat indera lahiriah. Dia tidak sama dengan manusia, tapi dapat dikenal lewat tanda-tanda kebesaran-Nya. Allah tidak pernah berbuat zalim saat mengadili. Tuhan yang layak disembah dan satu-satunya sesembahan seluruh alam."
Pria Khawarij itu terpana dengan penjelasan indah Imam Baqir as dan kemudian pergi dari sisi beliau sambil membaca ayat ini, "... Allah lebih mengetahui di mana Dia menempatkan risalah-Nya."[1] (QS. al-An'am: 124) (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Sumber: Dastanha-ye Usul Kafi, Mohammad Mohammadi Eshtehardi, 1371Hs, jilid 1.
IRIB
Kirim komentar